- Beranda
- Stories from the Heart
Kupu-kupu Bersayap Patah
...
TS
06501026
Kupu-kupu Bersayap Patah
Prologue
Quote:
Tak ada yang abadi. Itulah yang selalu aku tahu. Sejak aku kecil, semua orang selalu mengajariku tentang itu, orang tua, guru, semua orang di sekitarku. Namun baru kali ini aku benar-benar mengerti apa arti kalimat itu. Di satu hari yang telah lewat, tak terlalu jauh dari hari ini, segalanya kumiliki. Dunia itu, mimpi-mimpi itu, semangat itu, cinta itu, bahagia itu. Tapi setelah banyak pengorbanan dan rasa sakit kemudian, apa yang tersisa untukku?
Aku selalu menyukai langit sore. Menakjubkan bagaimana mereka selalu terlihat sama. Sejak aku bisa mengingatnya, mereka tetap begitu. Langitnya tetap biru, awan kapasnya tetap menggumpal, berarak, beriring tertiup angin, mataharinya tetap jingga kemerahan dan hangat. Mereka tetap langit yang sama yang pernah kulihat kapanpun, di manapun. Untuk sesaat mereka membuatku merasa berada di sana, duniaku yang dulu. Tetapi ketika kuturunkan pandanganku, kudapati diri ini terjebak dalam sebuah dunia yang asing. Semuanya hampa, semuanya muram, seluruhnya kelam, disinari matahari hitam.
Tak ada yang abadi. Itulah yang sekarang aku mengerti. semua keadaan, kesakitan, kesedihan, keajaiban, kebahagiaan terjadi dan pergi begitu saja. Meriah seperti pilea, semarak bagai dandelion. Mekar semerbak tiba-tiba lalu dihembus angin tak bersisa. Menyisakan kenangan yang berpijar sesaat dan hilang selamanya. Begitu juga saat ini yang akan berakhir tanpa kusadari. Haruskah aku bertahan hingga itu terjadi? Walau aku tahu hal yang akan datang selanjutnya tak selalu lebih baik?
Sering kali manusia harus mengelilingi bumi, mengaduk seluruh isi dunia demi mencari sesuatu yang selalu ada di depan matanya. Tanpa harus mencari pun kebenaran dapat mendatangi kita. Pencarian sering kali membawa kita pada pilihan tak masuk akal, sakit tak tertahankan, pengorbanan tak terbayar. Tetapi itulah hakikat dari sebuah pencarian. Itulah harga sepadan yang harus dibayar untuk mengerti maksud hakiki dalam sebuah kebenaran, meresapi kebijakan yang terkandung di dalamnya. Buah dari pencarian bukanlah kebenaran yang ditujunya, melainkan perjalanan menuju kepadanya. Dan inilah pembayaran yang aku lakukan. Aku berlari, mencari, melawan arus, menentang seisi dunia dalam pencarian tanpa ujung. Demi sebatang cokelat, setangkup es krim, dan masa depan yang tak pasti.
Aku selalu menyukai langit sore. Menakjubkan bagaimana mereka selalu terlihat sama. Sejak aku bisa mengingatnya, mereka tetap begitu. Langitnya tetap biru, awan kapasnya tetap menggumpal, berarak, beriring tertiup angin, mataharinya tetap jingga kemerahan dan hangat. Mereka tetap langit yang sama yang pernah kulihat kapanpun, di manapun. Untuk sesaat mereka membuatku merasa berada di sana, duniaku yang dulu. Tetapi ketika kuturunkan pandanganku, kudapati diri ini terjebak dalam sebuah dunia yang asing. Semuanya hampa, semuanya muram, seluruhnya kelam, disinari matahari hitam.
Tak ada yang abadi. Itulah yang sekarang aku mengerti. semua keadaan, kesakitan, kesedihan, keajaiban, kebahagiaan terjadi dan pergi begitu saja. Meriah seperti pilea, semarak bagai dandelion. Mekar semerbak tiba-tiba lalu dihembus angin tak bersisa. Menyisakan kenangan yang berpijar sesaat dan hilang selamanya. Begitu juga saat ini yang akan berakhir tanpa kusadari. Haruskah aku bertahan hingga itu terjadi? Walau aku tahu hal yang akan datang selanjutnya tak selalu lebih baik?
Sering kali manusia harus mengelilingi bumi, mengaduk seluruh isi dunia demi mencari sesuatu yang selalu ada di depan matanya. Tanpa harus mencari pun kebenaran dapat mendatangi kita. Pencarian sering kali membawa kita pada pilihan tak masuk akal, sakit tak tertahankan, pengorbanan tak terbayar. Tetapi itulah hakikat dari sebuah pencarian. Itulah harga sepadan yang harus dibayar untuk mengerti maksud hakiki dalam sebuah kebenaran, meresapi kebijakan yang terkandung di dalamnya. Buah dari pencarian bukanlah kebenaran yang ditujunya, melainkan perjalanan menuju kepadanya. Dan inilah pembayaran yang aku lakukan. Aku berlari, mencari, melawan arus, menentang seisi dunia dalam pencarian tanpa ujung. Demi sebatang cokelat, setangkup es krim, dan masa depan yang tak pasti.
anasabila memberi reputasi
1
2.5K
Kutip
6
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.1KThread•45.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya