REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bandung menjadi salah satu tujuan wisata bagi para wisatawan pada masa liburan. Tak ayal hal ini berimbas pada peningkatan jumlah volume sampah yang dihasilkan.

Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung Denny Nurdiana mengatakan penambahan volume sampah memang cukup signifikan. Terutama di tempat-tempat yang menjadi pusat tujuan wisata.

"Peningkatan signifikan terjadi di tempat wisata dan daerah kuliner yang mencapai lebih 100 persen setiap harinya," kata Denny kepada Republika.co.id, Ahad (8/5).

Denny menyebutkan seperti di Alun-alun Kota Bandung dan Asia Afrika yang menghasilkan sampah mencapai sembilan ton. Padahal pada hari biasa, sampah di kawasan yang selalu ramai tersebut berkisar pada empat ton.

Sampah-sampah itu disebutnya dihasilkan dari kegiatan berlibur para wisatawan yang datang memadati. Dengan dominasi jenisnya berupa sampah anorganik seperti plastik dan stereofoam.

Tak hanya di Alun-Alun Kota Bandung, titik padat wisatawan lainnya pun meningkat dua kali lipat. Mengingat aktivitas wisatawan sangat ramai dari pagi hingga malam."Di tempat lainnya juga hampir sama di Dago, Cihampelas, Merdeka dan lainnya peningkatan hampir dua kali," ujarnya.

Tak hanya lokasi wisata, volume sampah juga meningkat tajam di terminal dan jalan-jalan besar. Ia menyebutkan masih ada wisatawan yang membuang sampah sembarangan. Juga timbunan dari para pedagang kaki lima. Namun pihaknya sudah mengantisipasi lebih awal dengan menyiagakan petugas di titik-titik keramaian.

Sementara di pusat keramaian volume sampah meningkat justru sampah rumah tangga menurun. Ia mengatakan hal tersebut juga imbas dari warga Bandung yang berlibur ke luar kota lainnya.

"Sampah rumah tinggal berkurang karena banyak yang berlibur tapi sampah komersial dan wisata yang meningkat tajam," sebutnya. Ia menyebutkan pada hari biasa volume total sampah di Kota Bandung berkisar 1.500 ton. Dengan adanya liburan kemarin, penambahan total bisa mencapai 10 persen.

http://nasional.republika.co.id/beri...-untuk-bandung