INILAHCOM, Malang - Seorang pria diamankan aparat Kepolisian Sektor Kepanjen.

Pria itu bernama Siari (36), warga Dusun Mulyosari, Desa Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Diamankan petugas karena mengenakan kaos bergambar palu arit, simbol lambang dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Wakil Kepala Polisi Resor Malang Kompol Decky Hermansyah membenarkan penangkapan tersebut. Iya kita amankan ke Polsek. Pria tersebut sudah kita mintai keterangan. Namun tidak mengetahui sama sekali soal gambar di kaosnya, ungkap Decky, Minggu (8/5/2016).

Menurutnya, petugas telah menindaklanjuti laporan tersebut. Saat kejadian, pria yang menggunakan kaos bergambar palu arit, berada di Kantor Samsat Talangagung, Kepanjen.


Saat diperiksa, pria ini tidak bisa membaca. Tidak lulus sekolah dasar. Dia tidak tahu lambang apa di kaos yang dipakainya, terang adik kandung Kapolda Jatim, Irjen Anton Setiaji tersebut.

Kejadian ini bermula pada Sabtu (7/5/2016) sekitar pukul 08.00 wib, seorang PNS Koramil Ngajum bernama Ratemun, melihat seorang pemuda mengenakan kaos berwarna putih Krem bergambar Palu Arit di ruang pendaftaran Samsat Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Selanjutnya, Ratemun berkoordinasi dengan Petugas Samsat agar pemuda yang memakai kaos bergambar palu arit itu, di pending dulu. Ia lalu melaporkan pada petugas Piket Koramil Kepanjen. Sekitar pukul 09.15 wib, bersama Serma Supandri melaporkan hal tersebut pada Danramil Kepanjen, Kapten Inf Yuyut. Atas perintah Danramil, Serma Supandri mendatangi lokasi beserta Unit Inteldim 0818 Sema Gaguk dan Serka Holong.

Tiga puluh menit berselang, Kapten Yuyut berkoordinasi dengan Polsek Kepanjen dan Petugas Samsat agar Siari diamankan ke Polsek Kepanjen. Siari pun dibawa ke Polsek dan dimintai keterangan. Dari sinilah diketahui, jika Siari, mengaku dapat kaos tersebut dari kakak iparnya yang bernama Sumiati (40). Sumiati sendiri seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di tempat majikanya di kawasan Pasar Kembang, Surabaya.

Menurut Sumiati dari penuturan Siari, kaos itu diberi majikanya di Surabaya sebagai kenang-kenangan saat lebaran lalu. Siari sendiri seorang yang buta huruf. Ia bahkan tidak mengetahui, apa makna logo palu arit dalam kaos yang ia kenakan saat mengurus surat-surat kendaraan di Kantor Samsat. Siari pun hanya diminta wajib lapor oleh petugas kepolisian. [beritajatim]

http://m.inilah.com/news/detail/2293...iari-ditangkap

Ampun dah..yang di kasih sama yang yang ngasih sama-sama buta huruf..