Dituding menyudutkan Densus dan pemerintah, ustaz di Bekasi diusir
Reporter : Adi Nugroho | Jumat, 6 Mei 2016 23:28
Abu Sayyaf gabung ISIS. ©2016 Merdeka.com
Merdeka.com - Seorang ustaz di Bekasi Timur, Kota Bekasi, dituding menyebarkan ajaran radikalisme di wilayahnya melalui dakwah di masjid. Akibatnya, pengurus RW di tempatnya tinggal meminta sang ustaz pergi dari lingkungannya.
"Ada pamflet yang isinya menurut saya menyudutkan pemerintah dan Densus 88 dipasang di mading masjid," kata ketua RW setempat, Mardi kepada merdeka.com, Jumat (6/5).
Karena itu, dia meminta kepada marbot serta tokoh agama agar pamflet tersebut dicopot, karena dianggap menimbulkan provokasi di lingkungan warga. Apalagi, lingkungannya selama ini kondusif.
"Saya datang ke masjid, menanyakan siapa yang memasang. Informasinya yang memasang ustaz di sana," kata Mardi.
Setelah ada teguran itu, ustaz W langsung mencopotnya. Namun, ketika ada rapat RT, mendadak temuan warga itu dibahas. Tanpa pikir panjang, 18 RT di lingkungannya menyatakan menolak keberadaan uztaz W dengan alasan dicurigai sebagai penyebar faham radikalisme.
"Informasi dari warga, dia juga pernah kutbah Jumat, kutbahnya menyudutkan pemerintah dan Densus 88. Bahkan informasinya juga dia pernah menjadi murid Abu Bakar Baasyir," katanya.
Karena itu, atas kesepatan 18 RT, ustaz W diminta pergi dari lingkungannya dalam tempo waktu sepekan setelah diberikan surat resmi sejak tanggal 5 Mei kemarin.
Sementara itu, ustaz W menyesalkan upaya pengurus yang meminta dia pergi dari lingkungannya. Soalnya, tanpa ada klarifikasi langsung memberikan surat permintaan pindah dari tempatnya kini tinggal.
"Selama ini saya baik-baik di lingkungan, tidak ada masalah. Kalau ada masalah, seharusnya minta klarifikasi dulu," kata dia.
Ustaz W membenarkan ia yang memasang pamflet di mading tersebut.
Menurut dia, pamflet tersebut berupa sebuah berita dimana terdapat pandangan sejumlah tokoh seperti mantan ketua KPK Busro Moqodas yang menanggapi tentang tewasnya Sriyono oleh Densus.
"Begitu ada teguran, saya langsung mencopotnya dan saya selama setengah tahun ini belum mendapatkan jadwal khutbah," kata pria yang sudah tinggal selama lima tahun di lingkungan itu.
Dia juga mengakui pernah belajar mengaji ke Abu Bakar Baasyir. Namun, begitu Abu Bakar Baasyir berafiliasi terhadap ISIS, dia langsung mundur dari jemaahnya.
"Karena saya menganggap ISIS tidak sejalan dengan pandangan saya," ucap pria 33 tahun ini.
Karena itu, dia bersama dengan pengurus masjid berencana mendatangi sekretariat RW untuk memberikan klarifikasi terkait tudingan tersebut.
[bal]