Quote:
siang Forsex.
sekitar 3 hari lalu TS membaca sebuah berita soal
bahtera Nabi Nuh/Noah yang sebenarnya sudah sempat heboh pada tahun 2010an, dari situlah lantas jadi pengen membuat thread soal ini.
sebenarnya bingung jugak bahasan ini mau masuk ranah sejarah atau Xenology, barusan sempat liat index thread keknya sih belum ada, di thread ini TS hanya akan membahas sepintas soal banjir dan bahtera Nuh, tanpa mengulas soal bahan kayu darimana, kargo hewannya makan apa de el el, beberapa sumber mungkin akan diambil dari artikel Agama Samawi dan ada juga yang mengambil dari Lounge Kaskus.
silahkan agan menambahkan artikel, beropini dan berdiskusi tentang berbagai kemungkinan yang terjadi pada zaman zaman itu, semoga thread ini belum repost dan bisa jadi bacaan yang menghibur, thanks.
Pendahuluan
apakah mungkin 3 Agama Samawi bisa bersatu membela sebuah pokok bahasan ? jawabannya iya, mungkin sekali, ke 3 Agama Samawi akan bersatu pada saat membahas awal awal peradaban manusia yang tercantum sama di Kitab Suci mereka, dan kisah Nabi Nuh adalah salah satu dari kisah tersebut.
sampai dengan hari ini kisah tentang banjir dahsyat Nabi Nuh, air bah yang pernah menggelontor bumi tetap menjadi bahasan yang menarik dan kontroversial (misalnya filem Noah) ,, di sisi lain para ilmuwan, peneliti dan arkeolog dengan tak kenal lelah juga tetap berusaha menggali fakta tentang peristiwa ini.
yang paling anyar ialah kabar penemuan bahtera Nabi Nuh - yang telah menjadi setengah fosil - di gunung Ararat Turki, kabar tersebut cukup heboh karena di Kitab Suci disebut kalau Bahtera tersebut ada di atas sebuah gunung dan konon, ukurannyapun hampir sama dengan penggambaran di Kitab Suci.
entahlah .. boleh jadi suatu saat banyak pertanyaan akan bisa terjawab seiring dengan makin majunya teknologi, namun gak menutup kemungkinan pula kalau bahasan semacam ini akan tetap menjadi satu misteri diantara ratusan misteri di jagat raya.
Quote:
Ilmuwan Ungkap Banjir Besar di Masa Nabi Nuh
Cerita Nabi Nuh dan banjir besar merupakan kisah paling terkenal yang bersumber dari kitab suci, baik agama Yahudi, Nasrani, juga Islam. Tapi kemudian, ahli arkeologi bawah air mengungkap bahwa mereka berhasil membuktikan kisah Nuh dan banjir besar itu.
Robert Ballard, ahli arkeologi bawah air yang sudah dikenal dunia, mengaku timnya telah menelusuri kedalaman Laut Hitam di sekitar Turki. Ini dilakukan untuk mencari bekas peradaban yang tersimpan di dasar laut, yang terpendam sejak masa Nabi Nuh.
Mengutip laman ABC News, selama ini Ballard memiliki rekam jejak untuk berhasil menemukan hal-hal yang dianggap mustahil. Pada 1985, dengan menggunakan robot yang dilengkapi pengendali jarak jauh, Ballard dan timnya menelusuri sisa reruntuhan Titanic.
Sekarang Ballard pun menggunakan teknologi robotik yang lebih canggih untuk mencari jejak Nabi Nuh. Menurut dia, dunia pada 12.000 tahun lalu terselimuti es. Namun, dia tetap berusaha mencari jejak Nabi Nuh.
Menurut Ballard, Laut Hitam dulu merupakan danau air tawar yang dikelilingi kawasan pertanian. Tapi, kemudian gletser mencair pada saat temperatur Bumi semakin menghangat pada 5600 SM, yang mengakibatkan terbentuknya sejumlah lautan.
Inilah yang mengakibatkan terjadinya banjir besar di sebagian besar kawasan dunia. Air itu kemudian mengalir melalui Selat Bosporus dari Turki, untuk kemudian menuju Laut Hitam.
"Kami bicara tentang banjir di sejarah hidup manusia. Pertanyaannya adalah, apakah ada induk dari semua banjir yang terjadi saat itu?" tutur Ballard.
Penelitian Ballard ini dilakukan mengikuti kajian yang dilakukan William Ryan dan Walter Pitman. Mereka menggambar bukti arkeologi dan antropologi, yang menyebut "10 kubik mil air dituangkan setiap hari", yang terjadi selama 300 hari.
Menurut Ryan dan Pittman, lebih dari 60.000 mil persegi daratan terendam banjir. Lalu, permukaan air danau meningkat hingga ratusan kaki, dan memicu migrasi massal hewan-hewan di seluruh Eropa. Kekuatan air sebesar 200 kali air terjun Niagara ini kemudian menyapu seluruh permukaan daratan. Karena itu, danau tersebut pun kemudian berubah menjadi air asin.
Para ilmuwan ini pun mengaku telah melakukan penanggalan karbon dan penggambaran sonar, untuk membuktikan bencana banjir Nuh itu.
"Kami ke sana untuk mencari banjir," ucap Ballard. "Tidak hanya bergerak secara perlahan, yang menyebabkan meningkatnya air laut. Tapi, juga banjir besar yang kemudian menutup daratan," kata Ballard.
Tim ini pun mengklaim telah menemukan garis pantai purba yang dipercaya sebagai bukti kisah Nuh itu. Dengan penanggalan karbon terhadap kerang yang ditemukan, maka pantai itu diperkirakan berasal dari 5000 SM.
Tapi, Ballard mengaku kesulitan untuk menemukan bahtera Nuh. Ballard hanya mengaku memiliki kemungkinan untuk menemukan masyarakat yang tersapu banjir pada 7000 tahun lalu itu.
"Sepertinya bodoh untuk berpikir bisa menemukan bahtera itu," ucapnya. "Tapi apakah bisa menemukan masyarakat yang pernah hidup di situ? Apakah bisa menemukan perkampungan yang sekarang berada di bawah laut? Jawabannya tentu saja 'ya'," tutur Ballard.
artikel pic asli di
http://puspiptek.ristek.go.id/media....-nabi-nuh.html
Penampakan Anomali di Gunung Ararat, Bahtera Nabi Nuh?
Liputan6.com, Richmond - Para penggemar film baru-baru ini disuguhi Film 'Noah' -- di tengah segala kontroversinya -- tentang sebuah kisah epik kepahlawanan dan pengorbanan dalam Perjanjian Lama, di mana sang tokoh utama mendapatkan wahyu untuk membangun sebuah kapal besar atau bahtera untuk menyelamatkan manusia dan makhluk Bumi lainnya.
Lepas dari layar lebar, spekulasi dan misteri tak berujung berseliweran selama beberapa dekade. Tentang di mana sisa-sisa bahtera Nabi Nuh berada. Apakah kapal itu berada di ketinggian Gunung Ararat di Turki -- di sebuah titik yang diketahui sebagai 'anomali Ararat'?
Porcher Taylor, seorang profesor studi paralegal pada School of Professional and Continuing Studies di University of Richmond sudah lama memimpin pencarian bahtera Nuh di Ararat. Dan ia bukan satu-satunya.
"Asal-usul kognitif perjalanan saya dimulai pada tahun 1973, sekitar 41 tahun lalu, saat masih menjadi kadet yunior di West Point," kata dia kepada situs sains SPACE.com, seperti dikutip oleh Liputan6.com, Senin (23/6/2014).
Kala itu Taylor mendengar rumor yang menyebar di akademinya bahwa satelit CIA tak sengaja menangkap penampakan "haluan kapal yang mencuat keluar dari selimut es di Gunung Ararat."
Dan dua dekade kemudian, Taylor berinisiatif melakukan penyelidikan berdasarkan data satelit rahasia itu. Untuk menguak anomali Ararat. Ia juga telah mempresentasikan temuannya secara diam-diam pada Pentagon dan US Naval Surface Warfare Center.
Taylor juga berhasil meyakinkan Badan Intelijen Pertahanan atau Defense Intelligence Agency pada 1995 untuk membuka 5 foto udara, yang diambil Angkatan Udara AS pada 1949. Selain itu, berkat undangan Taylor, sejumlah pakar selama bertahun-tahun telah melakukan analisis citra satelit tersebut.
Kini, di usianya yang sepuh, Taylor ingin melanjutkan petualangannya. Kali ini menggunakan citra satelit yang disediakan DigitalGlobe.
"Citra satelit resolusi tinggi DigitalGlobe mungkin secara definitif mengubah anomali itu ke dalam sebuah entitas yang dikenal: mungkin fenomena geologi atau jangan-jangan, sesuai apa yang tertera dalam Injil," kata dia.
Pesawat angkasa luar WorldView-3 yang canggih dan kuat milik DigitalGlobe dijadwalkan akan diluncurkan dari Pangkalan Udara Vandenberg, California pada musim panas 2014. Tak hanya memenuhi kebutuhan konsumennya, satelit juga menghasilkan resolusi pankromatik 31 centimeter -- membuatnya menjadi satelit komersial beresolusi paling tinggi di dunia.
"Satelit DigitalGlobe pasti bikin iri Indiana Jones," kata Taylor. "Saya bersyukur bahwa DigitalGlobe menerbangkan sejumlah misi memindai Ararat secara cuma-cuma untuk saya selama dekade terakhir, khususnya misi satelit QuickBird pada Februari 2003 yang menangkap formasi mirip kapal dari ketinggian 15 ribu kaki."
Selain memakai data satelit, Taylor juga dibantu peneliti penginderaan jauh dan kandidat Ph.D dari Department of Electrical, Electronic and Computer Engineering dari University of Pretoria, Afrika Selatan, Francois Luus.
Analisis tekstur Luus akan membantu mengidentifikasi identitas sesungguhnya dari anomali di Gunung Ararat.
Kayu Kapal
Diyakini, ketika air surut, bahtera Nuh berada di atas Gunung. Meski tiga agama besar -- Islam, Kristen, Yahudi -- mengabarkan mukjizat Nabi Nuh, tak ada penjelasan sama sekali, di mana persisnya perahu itu menyelesaikan misinya.
Pada 26 April 2010, organisasi Noah's Ark Ministries Internationa mengumumkan temuan diduga bahtera Nabi Nuh di Turki.
Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur. Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa spesimen untuk membuktikan klaim mereka.
Menurut para peneliti, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah.
Jika klaim mereka benar, para peneliti Evangelis itu telah menemukan perahu paling terkenal dalam sejarah. "Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen," kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, seperti dimuat laman berita Turki, National Turk.
Mereka juga memamerkan spesimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu.
Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari terjangan bah -- begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewan-hewan.
Namun belakangan, para ilmuwan menepis klaim mereka. Perburuan bahtera Nabi Nuh terus berlanjut...
artikel pics asli di
http://news.liputan6.com/read/206728...htera-nabi-nuh
Quote:
Bahtera (KAPAL) Nabi Nuh (Noah's Ark) Ditemukan ?
Dalam kitab suci Al Qur'an dikisahkan bahwa Nabi Nuh mendapatkan wahyu untuk membuat bahtera.Bahtera (kapal) tersebut dibuat oleh Nabi Nuh untuk menolong para pengikutnya dari sebuah bencana banjir bandang yang amat besar dan dahsyat. Dikisahkan juga dalam Al Qur'an jika bahtera tersebut terombang ambing pada saat banjir tersenut datang, lalu bahtera tersebut terdampar.Kitab Bibel pun mengisahkan tentang Nabi Noah (Nabi Nuh) beserta bahteranya.
Banyak orang - orang mulai mencari akan keberadaan bahtera tersebut. Perdebatan pun muncul di antara ahli sejarah dan ahli agama. Karena di dalam kitab Bibel dan kitab Al Qur'an terdapat perbedaan tempat
Dimanakah sebenarnya tempat terdamparnya bahtera Nabi Nuh ?
Al Qur'an mengisahkan bahwa bahtera Nabi Nuh terdampar di bukit (gunung) Judi (daerah Armenia). Al Qur'an surat Hud ayat 44 berbunyi : ... Dan difirmankan : Hai Bumi telanlah airmu, dan hai langit
(hujan) berhentilah, dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan, dan bahtera itu pun berlabuh di bukit Judi. Dan dikatakan " binasalah oran - orang zalim."
Sedangkan dalam kitab Bibel dikisahkan bahwa bahtera Nabi Nuh setelah terombang ambing ombak dan gelombang pasang, bahtera tersebut terdampar di gunung Ararat.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata gunung Ararat pernah berkali - kali berganti nama. Gunung Ararat pernah bernama gunung Guardian dan gunung Armenia atau gunung Judi. Dan dari hasil penelitian tersebut, para ahli sejarah dan ahli agama sepakat, bahwa tempat dimana bahtera Nabi Nuh terdampar adalah gunung Ararat (Injil) atau gunung Judi (Al Qur'an). Karena walaupun memiliki nama berbeda, letaknya tetap sama.
Usaha pencarian bahtera Nabi Nuh
Sebenarnya sejak dahulu kala sudah banyak yang berusaha menemukan bahtera Nabi Nuh. Catatan sejarah mengatakan bahwa sejak sebelum Nabi Muhammad dilahirkan, sudah ada orang berusaha mencarinya. Dengan kitab Injil sebagai penunjuknya.
Diceritakan Epiphanius, seorang Bishop dari Salames, pernah mencari bahtera itu dan melihat bahtera itu terdampar di gunung Guardian yang tertutup salju tebal. Pada abad 17 juga diceritakan bahwa ada seorang pendeta berkebangsaan Yunani yang juga mencari keberadaan bahtera itu. Ia mengatakan bahwa pendahulunya, Umar bin Khattab, seorang petinggi dari Turki, telah mengambil bagian bahtera untuk dijadikan bahan bangunan masjid.
Pada abad 19, pencarian juga dilakukan oleh James Brice dari Inggris, seorang ahli arkeologi dari universitas Oxford. Dengan bantuan dana dari yayasannya, pada tahun 1876 ia mencari bahtera itu di perbatasan Turki, tepatnya di gunung Ararat. Dalam pencariannya, James Brice menemukan empat buah batu panjang berbentuk tongkat. Yang diduga batu itu adalah kayu tiang layar bahtera yang telah membatu atau memfosil.
Tahun 1892. Yoseph Nouri dari Prancis melakukan pencarian dengan rute yang berbeda dari rute James Brice. Ia mengatakan bahwa ia telah menemukan bahtera Nabi Nuh. Kebetulan pada waktu itu musim kemarau panjang, sehingga tidak ada salju yang menyelimuti gunung, dan kebetulan ia menemukan bahtera yang dicarinya. Bahkan dikatakan juga ia berjalan - jalan di tempat yang diduga adalah dek kapal berukuran 300 kubik, persis seperti yang dikisahkan dalam kitab Bibel.
Namun sayang pada masa itu belum ditemukannya fotografi. Sehingga tidak ada bukti visual yang meyakinkan semua orang akan pernyataan mereka. Dan masih menimbulakn tanda tanya bagi yang mendengarkan kisah - kisah tersebut. Apakah mereka benar - benar manemukan bahtera tersebut, atau hanyalah sebuah bualan saja.
Ditemukannya bahtera Nabi Nuh
Tahun 1959. Seorang pilot Turkey Airforce bernama Ilham Durupinan, anggota pasukan NATO, melakukan pemotretan udara di gunung Ararat. Dan hasil pemotretan tersebut adalah ditemukannya "benda asing" di dekat puncak gunung Ararat.
Karena penasaran, petinggi NATO memerintahakan Dr. Arthur Brande, ahli fotografi dari Ohio University untuk memeriksa hasil pemotretan itu. setelah diteliti dengan seksama, ia menyatakan bahwa "benda asing tersebut adalah sebuah perahu. Dan diduga formasi perahu itu adalah bahtera Nabi Nuh yang telah lama dicari - cari.
Sempat juga berita ini diterbitkan oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan
American Life Magazine pada tanggal 5 September 1960.
Tahun 1990. Ron Wyat dan Dr. David Fasold melakukan penelitian dengan menggunakan peralatan canggih. Seperti metal detector dan geo radar. Hasil penelitian terhadap formasi perahu itu adalah ditemukannya empat batu berlubang masing - masin mamiliki berat 10 ton yang diduga senagai pemberat perahu agar tidak oleng karena angin.
Hasil penelitian dengan metal detector adalah batuan formasi perahu itu adalah batuan yang kayu yang sudah menjadi fosil. Sedangkan hasil penelitian dengan geo radar adalah di bawah formasi tersebut ditemukan ruangan yang diduga adalah kamar - kamar. Namun formasi tersebut hanya bisa ditemukan sepertiga nya saja. Diduga pada waktu itu, bahtera itu terdampar di lumpur, dan sebagian dari bahtera itu terbenam. Dan sekarang, karena ribuan tahun terbenam, semuanya berubah menjadi karang.
Gene Collins bersama tim nya yang terdiri dari 12 orang ahli juga datang melakukan penelitian pada tahun 2000. Dr. Robert Balard juga tergabung dalam tim tersenut. Dia adalah orang yang telah sukses menemukan bangkai kapal Titanic, Istana Cleopatra, dan konon menemukan benua Atlantis yang hilang.
Collins mengatakan bahwa fosil tersebut adalah bahtera Nabi Nuh. Karena tidak mungkin ada "benda asing" yang diduga perahu berada di ketinggian 15.500 kaki tanpa ada sebab.
Dari hasil uji karbon, hasilnya ternyata lokasi itu mnagndung 4,95 % karbon. Dan pada beberapa lokasi terdapat kandingan besi yang cukup banyak dari segi tingginya kandunagn karbon. Hal ini berarti, kandunga karbon itu berasal sari kayu yang sudah membatu. Padahal kandungan karbon di lokasi lain hanya 1,88 % saja diperoleh dari kandungan tanah biasa.
Harold Cofins, ahli geologi sekaligus juru bicara tim tersebut mengatakan, bahwa perahu itu terbuat dari kayu "Sigilata" yang telah diawetkan dengan sejenis ter. Kayu jenis ini adalah spesies kayu raksasa yang sudah punah.
Terntang kebenaran banjirnya sendiri, Dr. Balard mengatakan bahwa dari bukti - bukti yang ada di ketinggian itu, banjir besar pernah melanda bumi 10.000 tahun yang lalu. Dan air sempat mencapai ketinggian 15.000 kaki.
Fakta - Fakta yang menguatkan dugaan keberadaan Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat
- Fenomena ini dalam bentuk sebuah perahu, dengan busur dan bulat runcing buritan.
- Panjang persis seperti yang tercantum dalam Alkitab deskripsi, 515 kaki atau 300 hasta Mesir. (Ibrani hasta Mesir tidak akan diketahui Musa yang belajar di Mesir kemudian menulis kitab Kejadian.)
- Ini didasarkan pada sebuah gunung di Turki Timur, yang cocok dengan rekening Alkitab, "The tabut beristirahat... Atas pegunungan Ararat" Kejadian 8:4. (Ararat menjadi nama negara kuno Urartu yang menutupi wilayah ini.)
- Berisi kayu yang telah membatu, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium.
- Mengandung teknologi tinggi paduan logam alat kelengkapan, sebagaimana dibuktikan dengan analisis laboratorium terpisah dibayar oleh Ron Wyatt, kemudian dilakukan kemudian oleh Kevin Fisher situs web ini. Aluminium logam dan logam titanium ditemukan dalam peralatan yang logam BUATAN MANUSIA!
- Tulang rusuk kayu vertikal di sisi-sisinya, kerangka bangunan terdiri dari sebuah perahu. Reguler pola-pola horizontal dan vertikal dukungan dek tiang juga terlihat di geladak bahtera.
artikel pics asli selengkapnya di
http://mysteryskeptic.blogspot.com/2...noahs-ark.html
--------