lutesiumAvatar border
TS
lutesium
Manners Maketh Man



"Manners Maketh Man" - William of Wykeham




***


Panggil gua dengan panggilan Lutesium. Mengapa Lutesium? Karena di keluarga gua hampir semuanya menyukai Kimia, ya ayah gua adalah seorang Chemist. Hampir dari kecil gua selalu diajarkan dengan nama-nama dari sistem periodik unsur yang jumlahnya dari tahun ke tahun terus bertambah. Nama lahir gua bukan Lutesium, tapi ayah gua selalu memanggil gua dengan panggilan Lutesium, kadang ia menyingkatnya menjadi Lutes. Kadang terbesit di pikiran gua mengapa ia memanggil gua dengan panggilan Lutesium. Ketika gua tanya kepada ayah gua, ia hanya menjawab, "Lutesium adalah suatu unsur dalam tabel periodik yang sangat langka. Kegunaannya sebagai katalis dalam beberapa reaksi kimia untuk minyak bumi dapat berperan penting untuk mempercepat laju reaksi tersebut. Dan juga, Lutesium adalah suatu unsur logam yang tahan dengan korosi. Selain itu, Lutesium adalah suatu logam langka.", penjelasan itu gua terima saat gua masih di sekolah menengah pertama. Ia berkata, "Menjadi seorang Chemistitu sangat menyenangkan dan menjanjikan, semua hal yang ada di dunia ini mengandung unsur kimia. Mulai dari makanan yang kita makan, darah yang mengalir di tubuh kita, minyak bumi, tulang kita, semuanya tersusun dari unsur kimia. Ketika kita menguasainya, kita dapat menguasai hal-hal lainnya, bahkan dunia itu sendiri.". Ya, ayah gua selalu menanamkan ke gua bahwa di dunia ini bukanlah nilai yang kita cari, melainkan ilmu. Jika dengan nilai kita memang bisa masuk ke berbagai sistem masyarakat namun kita tidak akan pernah berkembang. Namun, dengan ilmu kita juga akan masuk ke dalam berbagai sistem masyarakat karena sistem itu membutuhkan kita, karena ilmu yang kita punya. Ayah gua pun mengajarkan dan selalu menanamkan ke gua bahwa sikap dan sopan santun dapat membawa kita ke dalam hal kebaikan, "Manners Maketh Man", ia selalu berbicara seperti itu. Ia bilang, "Jika kita ingin diperlukan sebagaimana kita ingin diperlakukan, maka kita yang harus memulainya memperlakukan orang-orang sesuai dengan apa yang kita inginkan.". Kalimat itu yang membentuk karakter diri gua menjadi seperti ini.


Secara singkat, gua memiliki wajah menengah ke atas. Dengan tinggi 175 cm, cukup untuk masuk menjadi taruna. Gua diberkati kelebihan dalam otak, gua akuin gua jarang sekali belajar. Menurut gua sendiri, belajar itu tidak harus selamanya dari buku. Buku hanya mengejarkan kita untuk tetap menjadi buku, tidak lebih. Dengan pendapat seperti itu, gua lebih sering mengamati seseorang dalam keseharian gua dan bergaul dengan banyak orang dengan sistem sosial yang berbeda-beda karena gua akan mendapat pengalaman hidup yang dapat mencerahkan otak gua.


Back To the Story


***


Tahun 2013

Gua lahir dan besar di salah satu kota di daerah Jawa Barat, kota dengan huruf awal B sama dengan nama gua yang berawalan dengan huruf B. Gua mendaftar ke salah satu sekolah terbaik di kota ini. Ya, gua tidak ragu untuk mendaftar di sekolah ini karena gua yakin gua bisa masuk ke sekolah ini. Keyakinan adalah sesuatu hal penting, jika kita meyakini suatu hal baik maka hal baik itu pun akan terjadi, begitupun sebaliknya. Sehingga gua selalu menanamkan keyakinan yang baik pada hati gua. Dan benar saja gua dapat lolos pendaftaran masuk dengan peringkat cukup memuaskan.

Pagi hari sekali gua sudah harus datang di sekolah ini, pukul 06.00 gua sudah harus sampai di sekolah memakai semua atribut lengkap yang bahkan atribut itu pun tidak gua kerjakan sama sekali. Gua tau esensi dari membuat atribut-atribut ini adalah untuk membuat kita siswa baru menjadi disiplin akan pertaturan, ya gua udah mengerti esensinya sehingga gua menjadi malas untuk membuatnya. Ya, terkesan seperti sombong atau arogan. Ya, begitulah gua memandang hidup, ketika gua tau esensinya gua berhenti melakukan itu.

Sampai di gerbang kita disuruh baris di depan membanjar untuk masuk melalui ruangan biologi hijau lalu diarahkan ke lapangan sekolah, sebelum itu ada pemeriksaan di gerbang ruangan biologi. Ya, itu adalah pemeriksaan atribut-atribut. Gua pandang sekitar gua, mereka semua tampak cemas itu terlihat dari reaksi di wajah mereka yang spontan saat melihat panitia-panitia MOS di depan sudah menunggu bagaikan suatu reaksi yang memiliki Energi Bebas Gibbs sangat negatif sehingga reaksi itu berlangsung sangat spontan sekali. Gua hanya dapat tertawa melihat kejadian ini. Satu persatu siswa diperiksa oleh panitia-panitia MOS dan sekarang saatnya gua diperiksa.

"Atribut kamu kemana?" Tanya seorang cowok yang gua lihat agak tengil dan galak

"Ga kemana-mana kak, saya lupa untuk membuatnya." Jawab gua jujur

"Kamu ini masih anak baru aja udah bertingkah seperti ini, catat namanya. Kamu push up 50 kali." Bentaknya

"Iya kak, makasih." Jawab gua

"Wooo, dihukum malah bilang makasih. Kamu mau saya tambah hukumannya." Bentaknya makin tinggi

"Setiap kita diberi keringanan atau hukuman sekalipun, kita harus mengucapkan Terima Kasih. Itu sopan santun yang diajarkan kepada saya." Jawab gua tegas

"...." Dia tidak bisa menjawab apa yang gua katakan

Lalu gua mengambil posisi push up dan langsung melakukan 50 kali push up. Ya, ini olahraga pagi bagi gua


***


Sekarang gua sudah berada di lapangan sekolah dan mendengarkan khutbah pagi dari seorang kepala sekolah. Ya ampun ini bagi gua sebuah penderitaan yang sangat-sangat menyiksa, namun gua tetap harus melaksanakannya. Kepala sekolah berbicara panjang lebar mengenai sekolah ini dan berbagai prestasinya, ya gua hanya mendengarkan saja. Kemudian setelah kepala sekolah selesai akan khutbah paginya. Sekarang tiba di upacara pembukaannya, dipanggil dua murid terbaik saat pendaftaran.

"Nabillah Elsaphira Putri diharapkan maju ke depan." Panggil seseorang wanita dari pengeras suara

Lalu samar-samar gua mendengar nama gua dipanggil ke depan, "Ah, perasaan gua aja itu nama gua." batin gua

Lalu suara itu semakin jelas memanggil nama gua, "Males banget segala maju."

Ya, mau tidak mau gua harus maju di panggilan yang ke sekian.

Banyak yang memandang gua seakan-akan tidak percaya bahwa gua yang menjadi peringkat terbaik cowok. Gua akui jika melihat gua tidak ada kesan anak pintar atau anak berprestasi karena penampilan gua tidak menunjukan seperti itu. Rambut gua yang seleher dan banyak gelang tangan yang meilingkar di tangan gua cukup untuk menjelaskan kalau gua seorang remaja yang nakal.

"Kamu kemana aja, aku udah manggil kamu 10 kali kamu baru dateng." Ucap seorang perempuan yang tadi berbicara

"Di barisan kak, saya kira bukan saya." Jawab gua sekenanya

"Yaudah cepet kamu ke depan kepala sekolah, ada pengalungan simbolis dari kepala sekolah."

Gua langsung melaksanakannya tanpa ada basa-basi lagi dengan perempuan tersebut.


***


Sekarang gua sudah berada di ruangan MOS gua yang cukup ramai, gua malas sekali untuk memulai perkenalan dan mulai berbincang-bincang mengenai masa-masa SMP dulu. Gua lebih suka merebahkan kepala gua ke meja sambil sebelumnya telah melipat jaket yang selalu gua kenakan yang bertuliskan "TOKYO" dibelakangnya sebagai bantal untuk gua tidur

Tak terasa gua ketiduran di kelas, dan gua merasakan seluruh badan gua pegal sekali. Gua memutuskan untuk keluar dari kelas MOS ini karena yang tadi membangunkan gua adalah bel istirahat. Gua memutuskan untuk ke kantin untuk meminum kopi hitam. Ya, kopi hitam adalah salah satu minuman favorit gua selain soda.

Gua duduk di salah satu bangku di kantin untuk menunggu pesanan gua datang. Gua memikirkan 3 tahun ke depan gua menjadi apa di sekolah ini.

Saat kopi hitam datang ke meja gua, saat itu pula ada seseorang yang tiba-tiba datang dan hampir membuat gua tersedak saat meminum kopi hitam ini...


"Think like a proton, Always Positive"




Quote:
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.