Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

faster10Avatar border
TS
faster10
Tersangka [Series]
Judul: Tersangka
Genre: Mystery, Thiller, Detective
Jenis: Fiksi
Tahun: 2016

Tersangka [Chapter 1]

12.30 Waktu Indonesia Barat 
Kamar no 207 

“Siapa?” Ujar Dimas Aksara ketika seseorang mengetuk pintu kamar hotelnya. 
“Paket.” 

Paket? Paket dari siapa? Batin Dimas. Dimas pun beranjak dari sofa menuju pintu kayu mengkilat di samping kirinya lalu mengintip sejenak pada lubang penglihatan kecil yang terpasang pada pintu kamar hotelnya tersebut. 
Terlihat di luar kamarnya seorang kurir menunggu seraya menopang sebuah kotak kayu berukuran cukup besar dengan kedua belah tangannya. 

“Paket dari siapa mas?” Kata Dimas setelah membuka pintu kayu tebal tersebut. “Hei!?” Teriak Dimas ketika melihat moncong pistol tepat berada di depan perutnya. 

Sesaat kemudian terdengar suara tembakan yang menggema di lorong lantai 4 hotel tersebut. 

*** 

18.30 Waktu Indonesia Barat 
Kantor Polisi 

“Baik, jelaskan pada kami bagaimana Anda membunuh korban?” 

Petang itu, Ryan Nugraha berada di kantor polisi dengan tangan terborgol dan tatapan lesu tanpa semangat. Entah kesialan jenis apa yang menimpanya hari ini. Bagai petir di siang bolong, ia di tuduh melakukan hal yang sebenarnya tidak ia lakukan: membunuh Dimas Aksara. 

“Harus berapa kali saya bilang, saya engga mungkin membunuh teman saya sendiri. Lagi pula saya punya alibi bukan? Saya sedang mengajar ketika pembunuh itu menembak teman saya!” 
“Lalu bagaimana Anda menjelaskan tentang foto yang di gengam korban?” 

Foto yang dimaksud adalah foto setengah sobek yang menampilkan dirinya berlatar belakang laut biru Pangandaran. Foto tersebut di ambil ketika Ryan dan Dimas pergi memancing di Pangandaran beberapa bulan lalu. Jika seandainya setengah sobekan yang lainya di satukan, akan tampak foto mereka berdua: Ryan dan Dimas yang sedang menggenggam kail pancing. 

“Apakah Anda menetapkan tersangka hanya dengan berdasarkan foto yang di genggam korban sesaat sebelum tewas? Itu benar-benar tidak masuk akal.” 
“Kalau hal itu bisa membuat pembunuh korban tertangkap, jawabannya ya. Terlihat jelas korban berusaha menunjuk siapa pembunuhnya. Disaat-saat terakhirnya, dia berjuang untuk mengambil foto tersebut di meja kecil di sebelah kasurnya, menyobeknya, lalu membuang sobekan lainnya. Apakah tidak aneh jika korban berbuat sekeras itu hanya untuk sebuah foto? Kalau begitu sudah jelas bukan, ia melakukan hal itu untuk menunjukan sesuatu?” 
“Mungkin saja pelaku yang melakukannya bukan? Ia membuat skenario agar saya terlihat membunuh korban padahal tidak. Lagi pula, apakah Anda menemukan sobekan yang lainnya? Tidak bukan? Itu cukup membuktikan bahwa teori Anda tentang pembunuhan ini salah.” 
“Kami akan segera menemukannya, ini hanya masalah waktu saja.” 
“Lalu, jika di foto tersebut terpampang wajah Anda, apa yang Anda lakukan? Kabur? Menyerahkan diri? Tidak masuk akal bukan jika sebuah foto dapat dijadikan bukti. Anda sendiri pasti akan melakukan hal yang sama seperti saya ketika di tuduh melakukan hal yang sebenarnya tidak kita lakukan.” 

Polisi yang sebelumnya memperkenalkan diri bernama Galih tersebut hanya tersenyum kecut ketika mendengar pembelaan Ryan. Sudah dua jam sejak pertama kali sesi introgasi ini dimulai, kedua belah pihak masih bertahan dengan argumennya masing-masing. 

“Sebelum semua ini semakin panjang, lebih baik Anda menyerah dengan semua pembelaan sia-sia ini.” 
“Saya akan selalu mengatakan hal yang sejujurnya, tidak ada satu pun pembelaan saya yang sia-sia, saya akan bertahan sampai saya terbukti tidak bersalah.” 

Pembunuh yang keras kepala! Ujar Inspektur Galih dalam hati. 

*** 

19.15 Waktu Indonesia Barat 
Kamar no 207 

“Siap Inspektur!” Ujar Rini mengakhiri percakapan dengan seseorang di telepon. 
“Gimana kata Inspektur?” Sahut lelaki di sampingnya. 

Malam itu Detektif Polisi Rini Savira berada di tempat kejadian perkara pembunuhan seorang peneliti dan profesor muda berbakat, Dimas Aksara. Bersama beberapa orang rekan kerja di kepolisian, Rini sedang menggeledah kamar korban untuk menemukan apapun yang dapat dijadikan bukti untuk meringkus sang pembunuh. 

Saat ini, tersangka utama yang di duga melakukan pembunuhan di sematkan kepada salah seorang sahabat karib korban yang juga merupakan Dosen Ilmu Toxicology (ilmu yang mempelajari racun) di salah satu universitas ternama di Jakarta. 

Penetapan tersangka tersebut di dasarkan pada foto sang dosen yang ada di genggaman Dimas ketika pertama kali di temukan pegawai hotel. Saat itu, lorong hotel yang sepi terasa aneh ketika salah satu kamar no 207 terbuka dan terlihat beberapa bercak merah seperti cat di pintu. Ketika sang pegawai masuk, ia terperangah hingga jatuh terduduk ketika melihat Dimas tewas di kamarnya. 

Setelah beberapa menit, barulah polisi datang dan segera memasang police line lalu melakukan segala hal yang di perlukan untuk mengetahui sebab tewasnya Dimas. Setelah di selidiki, di yakini bahwa Dimas di tembak di bagian perut tepat di lambungnya. Polisi juga meyakini sesaat sebelum tewas, Dimas merangkak tertatih-tatih dari tempatnya di tembak yaitu di depan pintu menuju kamarnya yang berjarak cukup jauh dari pintu. 

Semua yang di lakukan Dimas semata-mata untuk mengambil foto yang berada di meja kecil di sebelah ranjangnya lalu menyobeknya, hal itu dilakukannya untuk memberitau seseorang yang menemukannya kelak, bahwa orang yang ada di foto tersebut adalah pembunuhnya. Paling tidak, itulah yang di yakini polisi untuk menyematkan label pembunuh pada diri Ryan si Dosen Toxicology. 

“Tersangka terus mengelak. Kita diperintah untuk mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya untuk menyudutkan pelaku supaya engga banyak omong.” Balas Rini sambil memasukan kembali telepon genggamnya pada saku jaketnya. 
“Bagaimana rekaman CCTV? Sudah di cek?” Tanya orang bernama Doni tersebut. 
“Postur tubuhnya sangat pas dengan postur tubuh tersangka. Dan yang menjadi anomali adalah jam tangan pelaku, jam tangan perak yang di pakai pelaku saat menembak korban bukanlah jam tangan yang biasa di pakai oleh seorang kurir. Harganya bisa lebih dari 2 juta, belum termasuk perawatan.” Balas Rini sambil menunjukan hasil print out rekaman CCTV dalam bentuk foto pada Detektif Doni. 
“Menarik.” Kata Doni tersenyum. “Cari tau apakah ada hubungan antara jam itu dengan tersangka utama.” Perintah Doni. 
“Sudah. Hasilnya cocok, tersangka memiliki jam tersebut dan kebetulan hari ini ia mengenakannya.” Jawab Rini. 
“Kerja bagus.” Ujar Doni yang menjadi pimpinan sementara ketika Inspektur Galih tak berada di TKP. 

Hari yang melelahkan harus di lewati Rini. Setelah sehari sebelumnya ia baru saja mengusut kasus pencabulan, hari ini ia harus kembali membenamkan dirinya pada rumitnya kasus pembunuhan. 

Sudah hampir 7 jam ia berada di tempat kejadian perkara. Mayat korban sudah di bawa ke rumah sakit untuk di lakukan proses outopsi. Dan sekarang, ia harus menggeledah seluruh tempat ini untuk mencari bukti yang mungkin dapat menjadi petunjuk. 

“Besok-besok harus ngambil cuti nih kayaknya.” Gumam Rini. 

Baru saja ia memutuskan untuk menyerah dan menyarankan Detektif Doni untuk melanjutkan penyelidikan esok hari ketika tiba-tiba ia menginjak sesuatu yang berada di bawah keset yang terletak tak jauh dari lokasi mayat korban tergeletak sebelumnya. 

Dengan rasa penasaran yang semakin memuncak sampai-sampai bisa mengalahkan rasa lelah yang barusan menyergapnya, Rini segera menyibakkan keset tersebut. Tak ada sesuatu yang aneh di situ kecuali sebuah kotak plastik kecil transparan berukuran 4x3 cm. 

Rini membuka kotak tersebut dan mencuatkan alis kebingungan setelah ia melihat apa yang ada di dalam kotak yang sedikit terkena cipratan darah tersebut. MicroSD

Tanpa berpikir panjang, ia pun memasukan MicroSD beserta kotak penyimpanannya kedalam jaket polisinya lalu kembali bekerja. 

*** 
Diubah oleh faster10 18-06-2016 07:29
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.5K
17
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.