AKARTA - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesodibjo menyatakan bahwa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, diperlukan upaya dan strategi yang tepat. Ia menilai, selama 70 tahun mencicipi kemerdekaan, Indonesia banyak membuang waktu dengan tidak memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan yang diimpikan.

"Kalau kita lihat Indonesia ini banyak buang-buang waktu. Banyak upaya tidak membuahkan hasil maksimal, kita sudah 70 tahun merdeka tapi kita belum mencapai apa-apa dengan segala yang kita miliki," kata Hary Tanoe di Kantor DPP Partai Perindo, Jakarta Pusat, Minggu (1/5/2016).

Ia melanjutkan, dengan segala upaya yang dilakukan selama 70 tahun kemerdekaan ini, Indonesia baru mencapai 30 persen batas minimum untuk menjadi negara maju. Artinya, masih banyak hal yang perlu dievaluasi dan diperjuangkan.

"Kita masih dalam tingkatan 30 persen batas minimum megara maju. Padahal upaya-upaya sudah dilakukan," sebut CEO MNC Group itu.

Menurutnya, konsekuensi dari kegagalan ini yaitu menyempitnya lapangan pekerjaan di dalam negeri, namun pemerintah tak mampu berbuat banyak. Sehingga, banyak warga Indonesia yang mengadu nasib ke luar negeri mengais rupiah.

Hary Tanoe menilai, membludaknya minat menjadi TKI di luar negeri juga memunculkan masalah baru. "Kosenkuensinya kita tidak bisa berbuat banyak. TKI banyak ke luar negeri karena kekurangan lapangan kerja, pendidkan juga terbatas," lanjutnya.

Dalam upaya menuju negara maju tersebut, Partai Perindo berusaha melengkapinya dengan mendirikan MEA Center. Yakni sebuah lembaga pelatihan, pendampingan dan konsultasi bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

"Intinya bagaimana MEA Center membantu mereka bermasalah misalnya antara lain, kalau ada masalah kita bisa mengarahkan supaya masyarakat disini juga tahu, kesejahteharan supaya bisa meningkatkan penghasilannya dengan diberikan kursus," jelas Hary Tanoe.

okezone

pak har mau nyindir siapa neh..? yg 32 tahun apa yg 10 tahun atau yg belum 2 tahun....