- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Perjalanan Hidup gw Sendiri
...
TS
terusmelangkah8
Kisah Perjalanan Hidup gw Sendiri
Spoiler for Part 1:
Kenalkan, nama saya “Tanpa Warna”/ disingkat “TW” (tentu saja nama samaran, tega amat orang tua ngasih nama begitu). Saya WNI keturunan Chinese, seorang pria dengan latar belakang keluarga yang bisa dibilang menengah kebawah. Saya lahir di Palembang tahun 1989, saya anak bungsu dari tiga bersaudara (laki-laki semua). Tinggi saya 169cm berat 58 kg dengan kulit putih bersih, kebanyakan orang bilang sih wajah saya mirip artis Korea . Saya orangnya humoris tapi sering di ejekin temen juga karna saya orangnya “cadel”.
Masa kecil saya bisa dibilang normal layaknya anak-anak pada umumnya. Sampai usia 7 tahun, waktu itu saya masih duduk di kelas 2sd, Kami sekeluarga pindah dari Palembang ke daerah Bangka-Belitung. Disini lah saya memulai karir saya sebagai pemeran “Laskar Pelangi” (emang ada ya pemeran laskar pelangi yang perawakan chinese) hahahaaa, bukan, saya bukan pemerannya. Kami sekeluarga pindah ke Bangka-Belitung pada tahun 1996, lebih tepatnya di Bangka. Kami tinggal di salah satu kota kecil di kepulauan Bangka.
Alasan kami pindah sekeluarga ke pulau Bangka karena ekonomi yang kurang mendukung dan memaksa untuk mengadu nasib ke daerah lain. Bisa dibilang Ayah saya seorang penjudi tingkat expert, semua yang bisa dijadiin judi Dia ikut. sempat saya dengar dari obrolan orang tua saya kalau sebelum pindah ke Bangka, Ayah saya sempat ditikam oleh teman seperjudiannya dan dilarikan ke rumah sakit dengan berlumuran darah. Ibu saya sempat pingsan karena beliau tidak kuat melihat darah. Mungkin ini juga salah satu alasan kenapa kami pindah.
Bisa dibilang didikan orang tua saya keras, terutama Ayah. Kami tiga bersaudara sering di pukul pakai kayu atau ikat pinggang oleh Ayah kalau melakukan kesalahan atau berkelahi antar saudara ( maklum tiga bersaudara cowok semua). Pernah waktu itu saya berkelahi sama kakak no dua saya dan sama Ayah saya malah disuruh berkelahi di arena sabung ayam. Waktu itu Ayah saya lagi hobi judi sabung ayam, jadi di belakang rumah ada arena sabung ayam seperti ring tinju, berbentuk lingkaran yang terbuat dari karung ( ini sebenernya anak apa ayam).
Masa kecil saya bisa dibilang normal layaknya anak-anak pada umumnya. Sampai usia 7 tahun, waktu itu saya masih duduk di kelas 2sd, Kami sekeluarga pindah dari Palembang ke daerah Bangka-Belitung. Disini lah saya memulai karir saya sebagai pemeran “Laskar Pelangi” (emang ada ya pemeran laskar pelangi yang perawakan chinese) hahahaaa, bukan, saya bukan pemerannya. Kami sekeluarga pindah ke Bangka-Belitung pada tahun 1996, lebih tepatnya di Bangka. Kami tinggal di salah satu kota kecil di kepulauan Bangka.
Alasan kami pindah sekeluarga ke pulau Bangka karena ekonomi yang kurang mendukung dan memaksa untuk mengadu nasib ke daerah lain. Bisa dibilang Ayah saya seorang penjudi tingkat expert, semua yang bisa dijadiin judi Dia ikut. sempat saya dengar dari obrolan orang tua saya kalau sebelum pindah ke Bangka, Ayah saya sempat ditikam oleh teman seperjudiannya dan dilarikan ke rumah sakit dengan berlumuran darah. Ibu saya sempat pingsan karena beliau tidak kuat melihat darah. Mungkin ini juga salah satu alasan kenapa kami pindah.
Bisa dibilang didikan orang tua saya keras, terutama Ayah. Kami tiga bersaudara sering di pukul pakai kayu atau ikat pinggang oleh Ayah kalau melakukan kesalahan atau berkelahi antar saudara ( maklum tiga bersaudara cowok semua). Pernah waktu itu saya berkelahi sama kakak no dua saya dan sama Ayah saya malah disuruh berkelahi di arena sabung ayam. Waktu itu Ayah saya lagi hobi judi sabung ayam, jadi di belakang rumah ada arena sabung ayam seperti ring tinju, berbentuk lingkaran yang terbuat dari karung ( ini sebenernya anak apa ayam).
Spoiler for Part2:
Pendidikan saya waktu di Bangka sd dan smp di swasta ( mayoritas beragama Katolik). Kemudian melanjutkan ke sma negeri (mayoritas beragama Islam) yang bisa dibilang salah satu sma unggulan di daerah Bangka. Saya satu sekolah dengan kakak-kakak saya, karena perbedaan usia kami yang tidak terlalu jauh dan umur 5 tahun saya langsung masuk sd tidak tk.Jadi waktu Sma saya sama kakak no 2 satu angkatan di sekolah, sedangkan kakak no 1 sudah kelas 3 waktu kami masuk sma. (harap maklum ya kalau tulisannya agak jelek karena saya gak tk ). Di Sma karena saya orangnya suka ikut-ikutan, sok-sokan nakal jadi waktu kelas 3 sma saya dapat jurusan ips. Kakak-kakak saya jurusan ipa semua, mungkin bisa dibilang saya yang paling bontot, paling badung, paling bodoh di keluarga .
Setelah lulus sma tahun 2006 saya berencana untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, tapi sayang karena keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu jadi saya putuskan untuk bekerja dulu. Waktu itu orang tua saya cuma sanggup membiayai kakak pertama saya untuk kuliah, ( cuma biaya hidup dan lain-lain, karena kakak saya dapat beasiswa ) memang orangnya agak cerdas dan dia kuliah jurusan kimia. Dia berkuliah di salah satu Universitas ternama daerah Bandung.
Waktu itu ada tawaran kerja dari sepupu saya di tempat kerjanya daerah Jakarta untuk jadi salesman. Jadi saya memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta dengan harapan bisa membiayai kuliah saya sendiri sambil bekerja . Saya ke Jakarta waktu itu pada pertengahan tahun 2006, saya bekerja di pasar pagi dekat stasiun kota. Saya bekerja di sebuah perusahaan dagang yang bergerak di penjualan makanan ringan dan mainan import. Pertama masuk kerja saya agak mengalami kesulitan dalam berbahasa (maklum dari kampung). Untung saya dibina (dibinasakan) sama sepupu saya yang baik hati, cantik dan tidak sombong.
Awal saya bekerja selama 2 minggu dibagian gudang, untuk perkenalan sama barang-barang. Jadi kerjanya Cuma salam-salaman sama barang dan ngobrol-ngobrol bareng biar lebih akrab .
2 minggu berikutnya saya ikut salesman turun ke lapangan untuk lebih mendalami skill marketing saya dan biar lebih hafal daerah Jakarta. Selama 2 minggu saya keliling-keliling Jakarta ikut sama salesman yang lainnya.
"singkat cerita"
Tidak terasa saya sudah 1 bulan bekerja (saatnya gajian) . Waktu pulang kerja saya menerima gaji saya yang pertama dibungkus amplop putih. Karena gaji yang pertama maka saya bermaksud untuk mentraktir sepupu saya. “cie yang habis gajian” dengan perasaan gembira mengantongi gaji yang pertama kami pun jalan sambil ngobrol-ngobrol berencana buat makan. Saya dan sepupu saya singgah dulu di warung kecil pinggir jalan untuk membeli minuman sambil merencanakan untuk makan dimana. Saya pun penasaran dengan gaji saya yang pertama, berapa sih? .
Saya merogoh saku celana saya dan saya pun panik, amplopnya mana?,
ternyata di saku sebelahnya . Dengan tegang saya buka amplopnya tanpa merobek, takut amplopnya rusak. jadi saya dengan perlahan-lahan melepaskan bagian perekat amplop tersebut (maklum gaji pertama jadi kalau bisa amplopnya pun utuh ).
Taraarang tarang tang tang....
ternyata isi dalam amplop tersebut Cuma berjumlah 280rb. Hhhaaaaaaa.... ini bener apa gak sih, saya berusaha bertanya sama sepupu saya, masa Cuma 280rb . Sambil berusaha meyakinkan diri saya cek lagi amplopnya apa bocor ya?. Di dalam amplop saya mendapat secarik kertas kecil yang bertuliskan “ uang makan 30rb x 6 =180rb ditambah gaji sebulan 100rb” memang sih untuk uang makan biasanya diberi seminggu sekali, jadi total yang saya terima waktu itu adalah uang makan selama seminggu dan gaji 1bulan.
Sepupu saya mencoba menghibur, mungkin karena baru dan nanti kalau saya jadi salesman ada tambahan insentif lagi dari omset penjualan. Waktu itu pun saya berpikiran positif aja mungkin iya masih baru, dan memang setiap minggu saya ada menerima uang makan. Dan sayapun tidak mau mengecewakan sepupu saya jadi saya bilang, yah ini cukup lah buat makan somay .
"Singkat cerita"
saya sudah jadi salesman dan sudah bekerja selama 4 bulan tanpa pernah mencapai target penjualan sekalipun “disitu kadang saya merasa sedih” (udah tau disitu sedih, ya pindah lah). Sayapun mulai frustasi dan berpikir, kalau begini terus gmn mau kuliah. Saya pun mulai mengeluhkan keadaan saya kepada orang tua dan sepupu saya. Saya merasa tidak enak sama sepupu saya karena melalui dia saya bisa bekerja disitu.
Setelah lulus sma tahun 2006 saya berencana untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, tapi sayang karena keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu jadi saya putuskan untuk bekerja dulu. Waktu itu orang tua saya cuma sanggup membiayai kakak pertama saya untuk kuliah, ( cuma biaya hidup dan lain-lain, karena kakak saya dapat beasiswa ) memang orangnya agak cerdas dan dia kuliah jurusan kimia. Dia berkuliah di salah satu Universitas ternama daerah Bandung.
Waktu itu ada tawaran kerja dari sepupu saya di tempat kerjanya daerah Jakarta untuk jadi salesman. Jadi saya memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta dengan harapan bisa membiayai kuliah saya sendiri sambil bekerja . Saya ke Jakarta waktu itu pada pertengahan tahun 2006, saya bekerja di pasar pagi dekat stasiun kota. Saya bekerja di sebuah perusahaan dagang yang bergerak di penjualan makanan ringan dan mainan import. Pertama masuk kerja saya agak mengalami kesulitan dalam berbahasa (maklum dari kampung). Untung saya dibina (dibinasakan) sama sepupu saya yang baik hati, cantik dan tidak sombong.
Awal saya bekerja selama 2 minggu dibagian gudang, untuk perkenalan sama barang-barang. Jadi kerjanya Cuma salam-salaman sama barang dan ngobrol-ngobrol bareng biar lebih akrab .
2 minggu berikutnya saya ikut salesman turun ke lapangan untuk lebih mendalami skill marketing saya dan biar lebih hafal daerah Jakarta. Selama 2 minggu saya keliling-keliling Jakarta ikut sama salesman yang lainnya.
"singkat cerita"
Tidak terasa saya sudah 1 bulan bekerja (saatnya gajian) . Waktu pulang kerja saya menerima gaji saya yang pertama dibungkus amplop putih. Karena gaji yang pertama maka saya bermaksud untuk mentraktir sepupu saya. “cie yang habis gajian” dengan perasaan gembira mengantongi gaji yang pertama kami pun jalan sambil ngobrol-ngobrol berencana buat makan. Saya dan sepupu saya singgah dulu di warung kecil pinggir jalan untuk membeli minuman sambil merencanakan untuk makan dimana. Saya pun penasaran dengan gaji saya yang pertama, berapa sih? .
Saya merogoh saku celana saya dan saya pun panik, amplopnya mana?,
ternyata di saku sebelahnya . Dengan tegang saya buka amplopnya tanpa merobek, takut amplopnya rusak. jadi saya dengan perlahan-lahan melepaskan bagian perekat amplop tersebut (maklum gaji pertama jadi kalau bisa amplopnya pun utuh ).
Taraarang tarang tang tang....
ternyata isi dalam amplop tersebut Cuma berjumlah 280rb. Hhhaaaaaaa.... ini bener apa gak sih, saya berusaha bertanya sama sepupu saya, masa Cuma 280rb . Sambil berusaha meyakinkan diri saya cek lagi amplopnya apa bocor ya?. Di dalam amplop saya mendapat secarik kertas kecil yang bertuliskan “ uang makan 30rb x 6 =180rb ditambah gaji sebulan 100rb” memang sih untuk uang makan biasanya diberi seminggu sekali, jadi total yang saya terima waktu itu adalah uang makan selama seminggu dan gaji 1bulan.
Sepupu saya mencoba menghibur, mungkin karena baru dan nanti kalau saya jadi salesman ada tambahan insentif lagi dari omset penjualan. Waktu itu pun saya berpikiran positif aja mungkin iya masih baru, dan memang setiap minggu saya ada menerima uang makan. Dan sayapun tidak mau mengecewakan sepupu saya jadi saya bilang, yah ini cukup lah buat makan somay .
"Singkat cerita"
saya sudah jadi salesman dan sudah bekerja selama 4 bulan tanpa pernah mencapai target penjualan sekalipun “disitu kadang saya merasa sedih” (udah tau disitu sedih, ya pindah lah). Sayapun mulai frustasi dan berpikir, kalau begini terus gmn mau kuliah. Saya pun mulai mengeluhkan keadaan saya kepada orang tua dan sepupu saya. Saya merasa tidak enak sama sepupu saya karena melalui dia saya bisa bekerja disitu.
Spoiler for Part 3 UPDATE:
Dan pada awal tahun 2007 saya mendapat kabar dari Ibu bahwa adiknya Ibu (bibi saya) menawarkan pekerjaan di tempatnya. Tanpa basa-basi saya terima tawaran tersebut tapi tetap dengan proses saya mengajukan resign dari pekerjaan saya yang sekarang dan saya pun minta maaf sama sepupu saya dan untungnya dia juga mengerti keadaannya.
Februari 2007 saya pindah ke daerah Serang-Banten ke tempat bibi saya ( saya biasa manggilnya jiji karna dalam bahasa chinese bangka jiji itu artinya bibi ). Saya disambut dengan hangat disana dan saya tinggal di rumah bibi saya. disana saya ditawarkan pekerjaan di pabrik milik bibi saya juga, "sementara katanya untuk batu loncatan sampai saya bisa dapat pekerjaan yang saya inginkan". Bibi dan Paman saya (untuk Paman saya biasa manggilnya jichong) termasuk orang berada juga di kawasan tersebut punya pabrik dan PD (perusahaan dagang atau semacam distributor makanan ringan).
Februari itu juga saya pun langsung bekerja di pabrik tersebut, gak tau itu pabrik apa lebih bisa disebut home industri, karna karyawannya sih masih dibawah 50 orang. Saya di situ ditugaskan sebagai mandor packing karna mandor yang lama mau resign katanya. Sayapun berkenalan dengan Mbak idoh (bagian admin) dan Pak Tarman (mandor produksi). Saya lebih akrab ke Pak Tarman, beliau yang lebih banyak membimbing saya disana karena begitu saya masuk kerja ternyata mador packing yang lama sudah tidak masuk kerja lagi. Tugas saya disini cuma mengawasi berjalannya proses packing makanan ringan dan mengontrol berat timbangan packingan tersebut.
Tidak terasa waktu berjalan saya sudah 4 atau 5 bulan bekerja di pabrik tersebut. Dan ada kejadiaan Naas yang menimpa saya dan kejadiaan ini merupakan kejadian yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup. Waktu itu antara bulan juni atau juli saya lupa tepatnya kapan (katanya ga bisa dilupakan seumur hidup tapi lupa kejadiannya bulan apa ). Pagi itu saya bangun tidur agak telat dan tanpa mandi saya berangkat ke pabrik, saya terlambat datang ke pabrik karena tidurnya agak larut malam. Begitu sampai di pabrik saya mendapati beberapa karyawan yang biasa membantu saya di bagian packing tidak masuk bekerja.
(UPDATE)
Waktu itu ada deadline orderan yang harus di selesaikan. Orderan snack kemasan berhadiah (agan2 mungkin pernah beli snack yang di dalamnya ada hadiah uang atau kupon). Karena karyawan yang biasanya memasukan hadiah ke dalam kemasan tidak masuk kerja dan deadline yang mengharuskan untuk segera diselesaikan. Maka saya sendiri yang turun tangan untuk memasukan hadiah tersebut kedalam kemasan. Ditengah kesibukan suasana pabrik dan suara gaduh dari mesin-mesin packing.
Dengan bermodalkan pengalaman seadanya saya berusaha untuk mengerjakan pekerjaan yang belum biasa saya lakukan. Memasukan hadiah kedalam kemasan melalui piringan besi yang berputar dibawah corong besar tempat menaruh bahan. Awalnya semua berjalan lancar, sampai keadaan mesinnya macet, tidak menjatuhkan bahan sama sekali. Dan ternyata hadiah yang saya masukan tersangkut diantara lubang-lubang piringan tempat bahan tersebut dijatuhkan, dan saya berusaha untuk menekan lubang tersebut dengan menggunakan jari telunjuk agar hadiah yang tersangkut tersebut dapat terjatuh. Karena terlalu keras menekan maka terdengar bunyi KKREEESSSSS... dan saya merasakan sakit dan ngilu yang luar biasa di ujung jari telunjuk saya. begitu saya lihat ternyata jari telunjuk saya berdarah dan terlihat sesuatu yang aneh, panjang antara jari telunjuk dan jari tengah saya terlihat berbeda.
Seluruh badan saya gemetaran dan saya langsung menggenggam jari telunjuk saya yang terus menerus mengeluarkan darah. Dalam keadaan panik, seketika itu saja saya berlari menghampiri Pak Tarman dan bilang untuk mengantarkan saya ke Rumah Sakit karena jari tangan saya putus. Beliau yang melihat wajah saya yang pucat sambil menggenggam jari tangan yang berlumuran darah langsung membonceng saya menggunakan sepeda motor ke Rumah Sakit. Diperjalanan ke Rumah Sakit saya merasakan sakit yang luar biasa dan berusaha untuk tetap tersadar walaupun secara samar-samar saya mendengarkan Pak Tarman berbicara tetapi saya tidak mendengarkan dengan jelas apa yang dibicarakan. Pandangan saya terfokus ke gengaman tangan saya yang masih terus mengeluarkan darah dan juga berlumuran di punggung beliau. Kira-kira 10 menit kamipun sampai di RS. Sesampainya di RS saya langsung dibawa menuju ke UGD, Beliau yang terlihat ikut panik karena sadar dia tidak membawa hp untuk menghubungi Paman atau Bibi saya. dan karena tidak ada satupun no telp yang saya atau Beliau ingat untuk dihubungi, maka Beliau langsung memacu kendaraannya dan meninggalkan saya di ruang UGD untuk mengabarkannya secara langsung kepada Paman dan Bibi saya.
sambil menahan rasa sakit, seorang suster menghampiri saya dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada saya. inti dari pertanyaan suster tersebut adalah siapa orang yang akan bertanggung jawab atas biaya perawatan saya. karena saya sendirian disitu maka saya bilang saya yang akan menanggung sendiri semua biayanya. Pertanyaan bodoh yang masih bisa saya ingat sampai sekarang yang ditanyakan oleh suster tersebut “ bisakah anda tanda tangan disini sebagai bukti penangung jawab?”
Tidak terasa sudah 1 jam saya terbaring di ruang UGD sambil menahan rasa sakit karena belum di obati ataupun dilakukan pertolongan pertama sama sekali oleh pihak RS. Saya merasa sangat kecewa sekali atas pelayanan yang diberikan oleh RS tersebut. Sampai akhirnya Bibi saya datang menghampiri saya mengetahui bahwa saya belum diapa-apain (diobatin atau dikasih pertolongan pertama).
Singkat cerita
1jam kemudian setelah bibi saya menyelesaikan registrasi, dan saya sudah diberikan perawatan untuk menghentikan pendarahan dan di rontgen. Kemudian kami dibawa bertemu seorang dokter ahli tulang dan saya ditanya dan sayapun menceritakan kronologi kejadiannya kepada dokter tersebut. Dokter tersebut pun langsung memvonis saya bahwa jari saya tidak bisa disambung lagi dan itu membuat saya secara tidak sadar mengeluarkan air mata. Dokter tersebut berkata “Jari anda terpotong 1 ruas tetapi masih tersisa tulang-tulang yang mungkin bisa mengakibatkan infeksi, jadi kami akan melakukan operasi untuk merapihkannya”.
Saya tersadar di sebuah ruangan dengan keadaan tubuh saya yang lemah karena efek dari obat bius yang diberikan. Ternyata selama proses operasi saya dibius total dan tidak sadarkan diri. Setelah mulai agak tersadar saya melihat ke sekeliling dan yang saya dapati hanyalah diri saya sendiri yang terbaring di sebuah ranjang di ruangan RS tersebut dengan sebuah tiang infus didekat saya.
tidak lama kemudian ada seorang suster yang menghampiri saya untuk melakukan kontrol. Setelah sedikit berbincang-bincang dengan suster tersebut, saya mendapati bahwa sekarang pukul 11 malam di hari yang sama waktu kejadian tersebut.
Keesokan harinya saya dijemput dan dibawa pulang untuk rawat jalan saja. Selama di rumah saya cuma bisa merenung dan merenung, kenapa kejadian seperti ini bisa menimpa saya. dengan perawatan seadanya dan semua yang serba dilakukan sendiri (ganti perban sendiri) terkadang membuat saya sedih setiap kali melihat jari telunjuk saya. bagaimana dengan nasib saya kedepannya yang sekarang sudah menjadi orang cacat.
Selama seminggu saya beristirahat di rumah dengan keadaan luka yang belum sepenuhnya kering, saya diharuskan untuk kembali bekerja. Tetapi tidak bekerja di pabrik, Cuma sekedar bantu-bantu di bagian gudang atau PD (perusahaan dagang atau distributor) tempat bibi saya.
Februari 2007 saya pindah ke daerah Serang-Banten ke tempat bibi saya ( saya biasa manggilnya jiji karna dalam bahasa chinese bangka jiji itu artinya bibi ). Saya disambut dengan hangat disana dan saya tinggal di rumah bibi saya. disana saya ditawarkan pekerjaan di pabrik milik bibi saya juga, "sementara katanya untuk batu loncatan sampai saya bisa dapat pekerjaan yang saya inginkan". Bibi dan Paman saya (untuk Paman saya biasa manggilnya jichong) termasuk orang berada juga di kawasan tersebut punya pabrik dan PD (perusahaan dagang atau semacam distributor makanan ringan).
Februari itu juga saya pun langsung bekerja di pabrik tersebut, gak tau itu pabrik apa lebih bisa disebut home industri, karna karyawannya sih masih dibawah 50 orang. Saya di situ ditugaskan sebagai mandor packing karna mandor yang lama mau resign katanya. Sayapun berkenalan dengan Mbak idoh (bagian admin) dan Pak Tarman (mandor produksi). Saya lebih akrab ke Pak Tarman, beliau yang lebih banyak membimbing saya disana karena begitu saya masuk kerja ternyata mador packing yang lama sudah tidak masuk kerja lagi. Tugas saya disini cuma mengawasi berjalannya proses packing makanan ringan dan mengontrol berat timbangan packingan tersebut.
Tidak terasa waktu berjalan saya sudah 4 atau 5 bulan bekerja di pabrik tersebut. Dan ada kejadiaan Naas yang menimpa saya dan kejadiaan ini merupakan kejadian yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup. Waktu itu antara bulan juni atau juli saya lupa tepatnya kapan (katanya ga bisa dilupakan seumur hidup tapi lupa kejadiannya bulan apa ). Pagi itu saya bangun tidur agak telat dan tanpa mandi saya berangkat ke pabrik, saya terlambat datang ke pabrik karena tidurnya agak larut malam. Begitu sampai di pabrik saya mendapati beberapa karyawan yang biasa membantu saya di bagian packing tidak masuk bekerja.
(UPDATE)
Waktu itu ada deadline orderan yang harus di selesaikan. Orderan snack kemasan berhadiah (agan2 mungkin pernah beli snack yang di dalamnya ada hadiah uang atau kupon). Karena karyawan yang biasanya memasukan hadiah ke dalam kemasan tidak masuk kerja dan deadline yang mengharuskan untuk segera diselesaikan. Maka saya sendiri yang turun tangan untuk memasukan hadiah tersebut kedalam kemasan. Ditengah kesibukan suasana pabrik dan suara gaduh dari mesin-mesin packing.
Spoiler for PEnampakan mesin packing:
Dengan bermodalkan pengalaman seadanya saya berusaha untuk mengerjakan pekerjaan yang belum biasa saya lakukan. Memasukan hadiah kedalam kemasan melalui piringan besi yang berputar dibawah corong besar tempat menaruh bahan. Awalnya semua berjalan lancar, sampai keadaan mesinnya macet, tidak menjatuhkan bahan sama sekali. Dan ternyata hadiah yang saya masukan tersangkut diantara lubang-lubang piringan tempat bahan tersebut dijatuhkan, dan saya berusaha untuk menekan lubang tersebut dengan menggunakan jari telunjuk agar hadiah yang tersangkut tersebut dapat terjatuh. Karena terlalu keras menekan maka terdengar bunyi KKREEESSSSS... dan saya merasakan sakit dan ngilu yang luar biasa di ujung jari telunjuk saya. begitu saya lihat ternyata jari telunjuk saya berdarah dan terlihat sesuatu yang aneh, panjang antara jari telunjuk dan jari tengah saya terlihat berbeda.
Seluruh badan saya gemetaran dan saya langsung menggenggam jari telunjuk saya yang terus menerus mengeluarkan darah. Dalam keadaan panik, seketika itu saja saya berlari menghampiri Pak Tarman dan bilang untuk mengantarkan saya ke Rumah Sakit karena jari tangan saya putus. Beliau yang melihat wajah saya yang pucat sambil menggenggam jari tangan yang berlumuran darah langsung membonceng saya menggunakan sepeda motor ke Rumah Sakit. Diperjalanan ke Rumah Sakit saya merasakan sakit yang luar biasa dan berusaha untuk tetap tersadar walaupun secara samar-samar saya mendengarkan Pak Tarman berbicara tetapi saya tidak mendengarkan dengan jelas apa yang dibicarakan. Pandangan saya terfokus ke gengaman tangan saya yang masih terus mengeluarkan darah dan juga berlumuran di punggung beliau. Kira-kira 10 menit kamipun sampai di RS. Sesampainya di RS saya langsung dibawa menuju ke UGD, Beliau yang terlihat ikut panik karena sadar dia tidak membawa hp untuk menghubungi Paman atau Bibi saya. dan karena tidak ada satupun no telp yang saya atau Beliau ingat untuk dihubungi, maka Beliau langsung memacu kendaraannya dan meninggalkan saya di ruang UGD untuk mengabarkannya secara langsung kepada Paman dan Bibi saya.
sambil menahan rasa sakit, seorang suster menghampiri saya dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada saya. inti dari pertanyaan suster tersebut adalah siapa orang yang akan bertanggung jawab atas biaya perawatan saya. karena saya sendirian disitu maka saya bilang saya yang akan menanggung sendiri semua biayanya. Pertanyaan bodoh yang masih bisa saya ingat sampai sekarang yang ditanyakan oleh suster tersebut “ bisakah anda tanda tangan disini sebagai bukti penangung jawab?”
Tidak terasa sudah 1 jam saya terbaring di ruang UGD sambil menahan rasa sakit karena belum di obati ataupun dilakukan pertolongan pertama sama sekali oleh pihak RS. Saya merasa sangat kecewa sekali atas pelayanan yang diberikan oleh RS tersebut. Sampai akhirnya Bibi saya datang menghampiri saya mengetahui bahwa saya belum diapa-apain (diobatin atau dikasih pertolongan pertama).
Singkat cerita
1jam kemudian setelah bibi saya menyelesaikan registrasi, dan saya sudah diberikan perawatan untuk menghentikan pendarahan dan di rontgen. Kemudian kami dibawa bertemu seorang dokter ahli tulang dan saya ditanya dan sayapun menceritakan kronologi kejadiannya kepada dokter tersebut. Dokter tersebut pun langsung memvonis saya bahwa jari saya tidak bisa disambung lagi dan itu membuat saya secara tidak sadar mengeluarkan air mata. Dokter tersebut berkata “Jari anda terpotong 1 ruas tetapi masih tersisa tulang-tulang yang mungkin bisa mengakibatkan infeksi, jadi kami akan melakukan operasi untuk merapihkannya”.
Saya tersadar di sebuah ruangan dengan keadaan tubuh saya yang lemah karena efek dari obat bius yang diberikan. Ternyata selama proses operasi saya dibius total dan tidak sadarkan diri. Setelah mulai agak tersadar saya melihat ke sekeliling dan yang saya dapati hanyalah diri saya sendiri yang terbaring di sebuah ranjang di ruangan RS tersebut dengan sebuah tiang infus didekat saya.
tidak lama kemudian ada seorang suster yang menghampiri saya untuk melakukan kontrol. Setelah sedikit berbincang-bincang dengan suster tersebut, saya mendapati bahwa sekarang pukul 11 malam di hari yang sama waktu kejadian tersebut.
Keesokan harinya saya dijemput dan dibawa pulang untuk rawat jalan saja. Selama di rumah saya cuma bisa merenung dan merenung, kenapa kejadian seperti ini bisa menimpa saya. dengan perawatan seadanya dan semua yang serba dilakukan sendiri (ganti perban sendiri) terkadang membuat saya sedih setiap kali melihat jari telunjuk saya. bagaimana dengan nasib saya kedepannya yang sekarang sudah menjadi orang cacat.
Selama seminggu saya beristirahat di rumah dengan keadaan luka yang belum sepenuhnya kering, saya diharuskan untuk kembali bekerja. Tetapi tidak bekerja di pabrik, Cuma sekedar bantu-bantu di bagian gudang atau PD (perusahaan dagang atau distributor) tempat bibi saya.
Spoiler for penampakan sekarang:
Spoiler for Bersambung:
Ceritanya masih bersambung nih gan, nanti ane update lagi.
Maaf ye kalo ada kata2 yang menyinggung atau bikin sakit hati Bukan maksud ane bgitu.
Maaf juga kalo tulisannya jelek n berantakan, maklum postingan pertama.
Cerita ini nyata berdasarkan Kisah Hidup Ane sendiri.
bagi agan2 yang ngerasa kenal ataupun familiar sama TS harap biarkan TS tetap jadi annonymus
Maaf ye kalo ada kata2 yang menyinggung atau bikin sakit hati Bukan maksud ane bgitu.
Maaf juga kalo tulisannya jelek n berantakan, maklum postingan pertama.
Cerita ini nyata berdasarkan Kisah Hidup Ane sendiri.
bagi agan2 yang ngerasa kenal ataupun familiar sama TS harap biarkan TS tetap jadi annonymus
Diubah oleh terusmelangkah8 03-08-2015 12:50
anasabila memberi reputasi
1
1.8K
Kutip
5
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru