Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

novelis93Avatar border
TS
novelis93
DARAH CINTA #PART1
Oleh : Eddy Putra Pamungkas

Di perpustakaaan kampus siang itu, Sandi bertemu teman lamanya. Terlihat gadis hitam manis itu sedang membaca buku di deretan kursi yang terbentang meja panjang.

“Itu cewek kayaknya gue kenal deh...” tutur bantin Sandi. Tatapannya penasaran.

Sandi yang penasaran dengan wanita itu seketika melangkah mendekatinya. Wajahnya melongok ke hadapan wanita itu dengan penuh penasaran.

“Riska ya? Lu Riska kan?” tanya Sandi sambil menunjuk ke arah wanita itu.

“Sandi? hahaha... iya gue Riska!” jawabnya dengan suara tinggi dan senyuman.

Sandi pun tersenyum lebar, “Ha, ha, ha... apa kabar lu, Ris?” tutur Sandi.

“Alhamdulillah, baik gue, San! Lu sendiri gimana kabarnya? Kok gue gak tau lu kuliah di sini...” jawab Riska dengan cerianya.

“Alhamdulillah, baik-baik aja gue! Iya gue kuliah di sini juga, baru semester awal kok tapi... ” ucap Sandi sambil menyeret kursi untuk duduk di hadapan Riska.

“Gokiil... tambah kece aja gaya lu sekarang, San! Lu ambil jurusan apa di sini?” tanya Riska.

“Ha, ha... bisa aja lu, Ris! Biasa aja kok gaya gue! Lu tu yang berubah, sekarang pakaiannya syar’i... hebat lu! Oiya, gue kuliah di sini ambil jurusan sastra indonesia... lu sendiri ambil jurusan apa? ” tutur Sandi.

Seketika Riska memasang wajah penuh tanya, menatap tajam wajah Sandi, “Sastra indonesia, semester awal... hmm, lu kenal Rendi gak?” tanya Riska.

“Rendi Sumbowo Pratama, maksud lu, Ris?”

“Iya bener, lu hati-hati sama dia San! Dia tuh penipu tau..” jawab Riska dengan wajah kesalnya.

“Loh, dia kan anaknya bapak Dermawan Santoso, Ris! Ketua rektorat kampus ini. Penipu gimana maksud lu?” tanya Sandi dengan pandangannya penasaran.

“Hmm, lu tau dari mana kalo dia anak ketua rektor?”

“Dari dia lah, gue juga pernah di ajak ke rumahnya kok! Nah, si pak Dermawan ada di rumahnya juga waktu itu.”

“Masa sih? Lu mau bohong sama gue ya?”

“Tatap kedua mata saya nih... “

“Ha, ha... lu mau hipnotis gue, San! Udahlah, gue gak mau percaya lu sebelum lu kasih bukti! Gue cabut duluan ya, San! Sekarang ada jam kuliah nih.” Tutur Riska, sambil merapikan barang bawaan.

“Hmm, okeh... nanti gue kasih tau lu, siapa Rendi itu sebenarnya.” Jawab Sandi.

“Okeh, ya udah gue cabut ya, San! Assalamualaikum...” tutur Riska yang beranjak pergi.

“Wa’alaikum salaam...”

Sandi menopang dagunya sambil diam memikirkan tentang Rendi, “Hmm, Rendi penipu gimana maksudnya ya?Kayaknya dia baik banget sama gue dan teman-teman yang lain... ibadahnya juga bagus! Ah udah lah, nanti gue cari tau sendiri!” tutur batin Sandi.

Saat menuju ke kelas, Sandi memanggil seorang temannya dari kejauhan, “Jef... Jefri! Tunggu!”

Jefri menengok ke arah Sandi. Ia menghentikan langkahnya, lalu melambaikan tangan kanannya ke arah Sandi.

Sesampainya di hadapan Jefri, Sanditeringat sesuatu dan ia mengambil barang dari dalam tasnya.

“Eh, ini Jef... lu dapet titipan dari Rendi! Tadi pagi gue ketemu dia di kantin, katanya suruh kasih bingkisan ini ke lu!” tutur Sandi sambil menyodorkan bingkisan berwarna hitam kepada Jefri.

Sontak, Jefri kaget melihat bingkisan itu, lalu ia buru-buru mengambilnya dan memasukkan ke dalam tasnya dengan sigap.

“Ah... gilaa lu, San! Cari mampus lu ngasih barang beginian di tempat umum!” tutur Jefri dengan suara berbisik.

Sandi diam kebingungan, ia tak tahu apa isi bingkisan hitam itu. Yang ia tahu dari Rendi, bingkisan hitam itu kado ulang tahun untuk Jefri.

“Lu kenapa Jef? Emang itu isinya apaan sih?” tanya Sandi sambil menggarung kepalanya isyarat kebingungan.

“Hmm, ini barang antik isinya! Bahaya kalau sampe di lihat orang jahat... bisa di curi!” jawab Jefri dengan gelisahnya.
“Kata Rendi, itu hadiah ulang tahun lu! Masa iya sih lu tau isinya? Hmm...” tutur Sandi yang mulai curiga.

“Halaaah... terserah lu aja deh!” sahut Jefri sambil beranjak pergi.

Pemuda ini berjalan dengan perlahan menuju kelasnya, ia tampak semerawut. Memikirkan dua hal tentang Rendi, teman baiknya di kampus itu. Antara pikiran positif dan negatif tentang Rendi, ia bertanya-tanya sendiri tentang Rendi.

“Gila nih, Si Rendi kok jadi bikin pusing gue gini ya! Gue harus temuin dia nih!” tutur batin Sandi.

‪#‎BERSAMBUNG‬....

kalo mau dilanjut komen ya gan! emoticon-Embarrassment
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
981
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.