act.idAvatar border
TS
act.id
Terpaksa Pejam Mata di Atas Puing atau di Perahu

JAKARTA - Kisah di balik penggusuran rumah warga di ‘Kampung Akuarium’ Pasar Ikan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara masih menyisakan pilu yang tak bisa diabaikan. Walau kini sudah rata dengan tanah, menyisakan bongkahan puing tak berguna, namun sejumlah warga masih enggan meninggalkan lokasi rumahnya yang sudah ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Senin (11/4) lalu.

Pascapenggusuran, puluhan Kepala Keluarga mencoba tetap bertahan di atas puing atau mukim di atas perahu. Alasan mereka kebanyakan serupa, banyak dari mereka yang ternyata belum mendapat rumah susun sewa yang dijanjikan Pemprov DKI Jakarta. Yanti, seorang warga RT 01 Pasar Ikan adalah satu dari sekian warga Pasar Ikan yang mengaku hanya bisa pasrah. Meratapi kondisi belum memiliki naungan yang layak pascapenggusuran karena belum mendapat rumah susun sewa yang dijanjikan.

Padahal Yanti (42) memiliki KTP dan Kartu Keluarga yang menyatakan dirinya sebagai warga Ibukota DKI Jakarta. Ia sudah menetap di Pasar Ikan sejak 20-an tahun lalu. “Mau dapat rusun yang kita bayar aja kenapa susah amat. saya cuma minta tempat tinggal aja di rusun, kenapa ribet sekali ngurusnya? Kami nggak minta makan, cuma butuh secepatnya dapat rusun. Tolong manusiakan kami dong,” ungkapnya lirih.

Pilu serupa juga dialami Nunung (50). Ia terpaksa belum bisa beranjak dari sisa-sisa reruntuhan Pasar Ikan. Sampai hari ini, pascapenggusuran ia mencoba bertahan tidur ala kadarnya menyempil di antara reruntuhan bangunan yang bisa dijadikan untuk berteduh.

Sebagai informasi, data terbaru yang diungkap oleh WaliKota Jakarta Utara, Rustam Effendi, bahwa sudah ada 310 Kepala Keluarga (KK) di lingkungan RT 004, RT 002, RT 011, RT 012 di RW 04 Pasar Ikan sudah mendapatkan rumah susun yang tersebar di beberapa lokasi. Meliputi 60 KK di Rusunawa Marunda , 188 KK di Rusunawa Rawa Bebek, 8 KK di Rusunawa Kapuk Muara, 5 KK di Rusunawa Cakung Barat dan 3 KK di Rusunawa Tipar Cakung.

Dari jumlah tersebut, jika dibandingkan dengan data yang dimiliki oleh Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Utara, untuk lingkungan RW 04 Kelurahan Penjaringan secara keseluruhan terdapat sejumlah 4.929 jiwa warga dengan 1.728 Kk dan 893 bangunan yang saling berdempet. Namun tak semua dari warga RW 04 mendapatkan konsekuensi penggusuran. Setelah didata kembali, warga yang menerima dampak penggusuran ada sebanyak 396 KK yang tersebar di zona 1 (RT 011/RW 04) 136 KK, zona 2 (RT 001 dan RT 012/RW 04) 202 KK dan zona 3 (RT 002/RW 04 dan RT 07/RW 01) 58 KK.

Artinya, jika baru ada 310 Kepala Keluarga yang menerima jatah rumah susun sebagai pengganti lokasi bernaung, berarti masih ada lebih dari 300 kepala keluarga lain sebagai korban penggusuran yang kini terkatung kondisinya. Tak ada rumah, tak ada tempat bernaung, tak ada sepetak pun pilihan tempat tinggal yang bisa mereka tempati.

Mereka yang terkatung itu, ada yang mukim di antara puing rumahnya, ada juga yang mukim di dalam perahu. Lebih dari 200-an jiwa kini tinggal di atas 20 perahu mereka, yang kesehariannya mencari nafkah sebagai nelayan atau pemilik perahu angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Apalagi, kenyataannya Pemprov DKI Jakarta sama sekali tak membeli uang pengganti bangunan yang mereka gusur dan rubuhkan dalam penertiban area Pasar Ikan tersebut. Bagi mereka yang terkatung itu, tak tahu lagi harus kemana. Sementara desakan ekonomi sebagai kaum marjinal di pesisir utara Jakarta selama puluhan tahun saja sudah cukup keras mereka rasakan.[]

Editor: Shulhan Saymsur Rijal

Ayo Berpartisipasi



0
1.9K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.