Selasa, 12 April 2016 | 14:05 WIB


Bakal calon gubernur DKI Jakarta Mischa Hasnaeni Moein secara tiba-tiba muncul di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (12/4/2016) siang.

Kedatangan wanita yang sering dijuluki "Wanita Emas" ini bersamaan dengan masih berlangsungnya proses pemeriksaan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait pembelian lahan RS Sumber Waras.

Tiba sekitar pukul 13.15 WIB, Hasnaeni sempat membuat satpam Gedung KPK kecolongan saat ia dibiarkan masuk ke dalam ruang steril, yakni sebuah ruang tunggu yang sebenarnya hanya diperuntukan bagi orang yang akan menjalani pemeriksaan.

Namun, belum sampai satu menit berada di dalam, satpam menyadari bahwa Hasnaeni bukan orang yang diundang untuk menjalani pemeriksaan. Ia pun diminta keluar kembali. Saat ditanyakan maksud kedatangannya, Hasnaeni menyebut bahwa dirinya bermaksud ingin menemui Ahok.

"Saya mau memberikan dukungan moral untuk Pak Ahok," ujar dia. (Baca: Temui Warga Pasar Ikan, "Wanita Emas" Sindir Ahok)

Karena Ahok masih menjalani pemeriksaan, satpam Gedung KPK meminta Hasnaeni menunggu di ruang tunggu sampai selesainya pemeriksaan terhadap Ahok.

Sumber

Wanita Emas: Kalau Ahok Kenapa-kenapa, Nanti Saya Tak Punya Saingan Berat
Bakal calon gubernur DKI Hasnaeni Moein alias si Wanita Emas mendoakan Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) agar tak tersangkut kasus RS Sumber Waras dan kasus seputar reklamasi Teluk Jakarta. Soalnya, Hasnaeni berujar, hanya Ahok saja yang bisa menyaingi Wanite Emas di Pilgub DKI 2017.

"Kalau Pak Ahok terjadi apa-apa, Hasnaeni tidak punya saingan terberat nanti," kata Hasnaeni di Gedung KPK, Jl H R Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2016).

Dia mengunjungi KPK untuk berjumpa dengan Ahok, menyampaikan ucapan terima kasih karena Ahok telah mengapresiasi programnya untuk ke Jakarta mendatang. Namun Hasnaeni tidak bisa berjumpa dengan Ahok karena Ahok saat ini yang masih dimintai keterangan oleh KPK.

"Mau bertemu tapi tidak bisa. Nanti saya balik lagi ketemu Pak Ahok," kata Hasnaeni.

Dia berbicara sambil menunjukkan kaos merah bertuliskan "Jujur Itu Sehat'. Kaos itu adalah pesan untuk seluruh pejabat di Indonesia. Menurut Hasnaeni, Ahok adalah putra bangsa terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

"Saya ke sini mau memberi dukungan kepada beliau sehingga tidak terjadi masalah apapun. Karena beliau salah satu putra bangsa terbaik saat ini," sanjung Hasnaeni ke Ahok.

Dia mengajak agar semua masyarakat, termasuk masyarakat yang terkena penertiban di lokasi-lokasi Jakarta, bisa mendoakan Ahok agar mantan Bupati Belitung Timur itu tak terbelit kasus.

Apakah Hasnaeni mau jadi calon wakil gubernur DKI? "Oh, enggak. Saya tidak mau jadi wagub Pak Ahok. Tapi kalau terjadi apa-apa terhadap Pak Ahok, nantinya Wanita Emas tidak ada siangan, dan pertarungan di DKI menjadi tidak berat," ujarnya.
Sumber

Cari Ahok ke KPK, Hasnaeni 'Wanita Emas' Sempat Salah Kamar
Bakal calon gubernur DKI Jakarta Hasnaeni Moein alias si 'Wanita Emas' datang ke Gedung KPK saat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang dimintai keterangan oleh KPK.

Hasnaeni tiba di KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2016), pukul 13.15 WIB. "Sebentar ya, sayang," kata Hasnaeni menjawab pertanyaan wartawan soal maksud kedatangan dia.
Hasnaeni lantas mendaftar indentitas pengunjung ke meja resepsionis. Bukannya masuk ke ruang tunggu, Hasnaeni 'salah kamar' dan masuk ke area steril KPK untuk saksi.

Melihat hal itu, petugas KPK menghampiri Hasnaeni. Petugas KPK mempersilakan Hasnaeni agar keluar dari area steril KPK itu. Hasnaeni dipersilakan ke ruang tunggu.

Ketika ditanya wartawan lagi tentang maksud kedatangannya, Hasnaeni akhirnya bersedia memberikan komentar. "Mau ketemu Pak Ahok," kata perempuan kelahiran Makassar 39 tahun lalu itu.

Ternyata Hasnaeni berniat menyampaikan terima kasihnya kepada Ahok. Dia mendapat informasi, Ahok pernah mengapresiasinya karena sudah mengemukakan program untuk Jakarta ke depan. "Katanya Pak Ahok mengapresiasi saya yang mengemukakan program Jakarta," kata Hasnaeni.
Sumber