Fahri protes PKS: Mister Tifatul buat kontroversi bukan dosa besar?
Reporter : Dieqy Hasbi Widhana | Jumat, 8 April 2016 17:27
Fahri Hamzah dipecat PKS. ©2016 merdeka.com/arie basuki
Merdeka.com - Kecewa dan geramnya Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah masih belum usai. Dia iri mengapa Anggota Majelis Pertimbangan PKS Tifatul Sembiring sering melontarkan kritik tapi justru dilindungi partai.
"Kalau kita saling kritik kok jadi dosa besar?
Kenapa kalau mister Tifatul sendiri yang berkali buat kontroversi bukan dosa besar?" kata Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/4).
Mantan wakil ketua komisi III DPR ini menyebut Presiden PKS Sohibul Iman telah melakukan kebohongan publik. Lantas dia menjelaskan beberapa poin yang kerap dia lakukan tapi dianggap berseberangan dengan PKS.
"Itu ditandatangani oleh Presiden PKS, maka maka Presiden PKS dapat saya tuduh melakukan kebohongan publik dan tak boleh pejabat negara melakukan kebohongan publik," tuturnya.
Mantan anggota Badan Kehormatan DPR tersebut menjelaskan bahwa pernyataannya tentang anggota dewan yang bloon tersebut. Dia mengklaim pernyataannya merupakan metafor ilmiah. Fahri hendak mengingatkan bahwa seorang wakil rakyat tidak dipilih karena dia sangat pintar, tapi dipilih karena kemampuan khusus yang dimilikinya.
"Maka saya berargumen tentang sistem pendukung dan bikin surat klarifikasi ke MKD dan tidak pernah diperiksa. MKD datang ke kita hanya konsen soal mekanisme di MKD yang belum selesai dan menyampaikan karena banyak masalah, maka lebih baik berhati-hati. Kalau ada keputusan MKD saya harusnya terima," ujarnya.
Kemudian menurut Fahri, terkait pernyataannya yang meminta agar DPR membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya tuduhan tersebut tak memiliki alat bukti karena selama ini DPR selalu mengikuti keinginan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal revisi UU KPK.
"Sikap DPR kalau Presiden enggak mau kita juga enggak mau, dan delik ini dikarang belakangan, saya tak pernah dipersoalkan ini," tuduhnya.
Sedangkan terkait mengapa dia pasang badan terhadap 7 megaproyek DPR, hal tersebut lantaran dia dipilih sebagai Ketua Tim Impelentasi Reformasi DPR yang disahkan dalam Paripurna yang juga diikuti Fraksi PKS. Anehnya menurut Fahri, selama ini jabatannya itu tak pernah dipermasalahkan oleh partai.
"Pada saat ditunjuk dan dalam paripurna ada PKS dan semua setuju tidak ada interupsi soal pembentukan tim ini, dan di sini saya dibilang pasang badan. Saya hanya mempresentasikan ide besar dan dengan itu lahirlah satu konsep dasar yang disepakati Paripurna, PKS ada di paripurna, tidak ada interupsi, delik datang belakangan buat saya," ungkapnya.
Mantan wakil ketua komisi IV DPR ini juga tak terima disalahkan karena membela mantan Ketua DPR Setya Novanto. Menurutnya selama ini Novanto tak pernah melakukan kesalahan karena Kejaksaan juga sudah menghentikan kasus tersebut.
"Bela Novanto, sudah jelas, saya tidak menemukan Pak Novanto dalam kesalahan, saya enggak tahu kenapa kejaksaan hentikan kasus dia, dan ada keputusan KMP supaya memberikan pembelaan pada Pak Novanto dan kita harus meluruskan semua ini," pungkasnya.
[eko]