Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

solit4ireAvatar border
TS
solit4ire
Menkeu ttg Panama Paper: 6.000 WNI Simpan Dana Rp11.000-T di 'Tax Haven Countries'
Menkeu Buka-bukaan Soal Panama Papers & Tempat Simpan Uang
RABU, 06 APRIL 2016 | 19:40 WIB



TEMPO.CO, Jakarta -Bocornya Panama Papers -- begitu dokumen firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca itu disebut-- menguatkan dugaan bahwa banyak orang dan korporasi mendirikan paper company di luar negeri.Praktek ini jelas bisa menggerus potensi penerimaan pajak Indonesia.

Tempo, yang menjadi bagian dari konsorsium jurnalis global dan ikut memblejeti dokumen tersebut, pada Jumat 1 April 2016 mewawancarai Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro ihwal banyaknya nama pengusaha dan politikus yang tertera dalam dokumen itu. Menteri Keuangan, blak-blakan bercerita soal bagaimana orang-orang Indonesia, memiliki perusahaan di surga pajak, Berikut petikannya.

Kami menemukan banyak pengusaha, juga politikus, memiliki perusahaan di negara-negara surga pajak. Anda mengetahui praktek penghindaran pajak mereka ini? Direktorat Jenderal Pajak punya data intelijen tentang mereka. Mungkin tidak meng-cover seluruhnya, tapi sudah menggambarkan kira-kira potensi uang orang Indonesia di luar negeri. Tempat favorit ada di British Virgin Islands, Cook Island dekat Selandia Baru, dan Singapura. Ada lagi di Mauritius, Jersey, dan Cayman Islands.

Anda sudah memeriksa kepatuhan pajak mereka?
Kami tetap melakukan operasi intelijen untuk mendapatkan data perpajakan, dan itu valid. Persoalannya, data yang bisa digunakan untuk menindak mereka harus muncul dari pertukaran data antarnegara yang baru akan diterapkan secara internasional pada 2018.

Apa hambatannya?
Selama ini kami terhambat kendala data. Kita harus mengamendemen Undang-Undang Perbankan untuk membuka akses pajak ke rekening simpanan. Selain itu, Undang-Undang Lalu Lintas Devisa Bebas membuat uang hasil ekspor kita tidak ada di Indonesia.

Berapa banyak warga Indonesia yang menempatkan hartanya di tax haven countries?
Kami sudah mempunyai data SVP, nama orang, dan akun mereka di bank. Tapi kami tidak bisa mengaksesnya. Rekening di luar negeri yang baru kami punya dimiliki sekitar 6.000 individu. Jangan membayangkan data angka ini terpisah-pisah. Kadang-kadang ada bapak, istri, anak atau keponakan, dan kakak.

Berapa perkiraan nilai harta mereka?
Lebih dari produk domestik bruto kita. PDB Indonesia sekitar Rp 11 ribu triliun. Ini lebih.
https://bisnis.tempo.co/read/news/20...at-simpan-uang


Badai The Panama Papers
RABU 06 APRIL 2016 13:36 WIB



Selama ini kabar tentang orang-orang kaya Indonesia yang menaruh uangnya di luar negeri diselimuti misteri. Orang kebanyakan hanya bisa menduga-duga: benar begitu atau ini hanya kabar angin. Sulit membuktikan kebenaran kabar ini, hingga akhirnya muncul dokumen yang disebut The Panama Papers.

Bermula dari media Jerman, Süddeutsche Zeitung, yang memperoleh bocoran data mengenai ‘uang amat sangat banyak sekali’ yang ditanam melalui jasa firma hukum Mossack Fonseca yang berbasis di Panama, data kemudian diteliti oleh ratusan jurnalis dari 76 negara—jurnalis Tempo ikut serta di dalamnya.

Sungguh menarik bahwa ratusan jurnalis dari berbagai media yang terlibat dalam investigasi yang dikoordinasi oleh International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) ini mampu menahan diri untuk tidak mempublikasikan bocoran data keuangan yang sudah mereka terima sejak awal tahun lalu. Biasanya, para jurnalis berlomba-lomba untuk menjadi yang paling cepat memberitakan informasi sangat penting dan rahasia.

Tapi rupanya mereka mampu bekerja dalam diam sepanjang satu tahun. Mereka punya komitmen bersama untuk menerbitkan investigasi global ini secara serentak karena menyadari pentingnya data dalam The Panama Papers ini untuk diverifikasi melalui kerja yang cermat. Mereka niscaya menyadari bahwa akurasi sangat penting karena data itu menyangkut nama-nama yang sangat berkuasa di dunia politik maupun ekonomi-bisnis.

Para jurnalis itu mempertimbangkan pula dampak yang mungkin ditimbulkan dari publikasi dokumen ini, namun mereka juga meyakini bahwa kerja investigasi mereka dimaksudkan untuk kemaslahatan warga dunia. Karena itulah, Senin (4 April 2016) yang lalu, ratusan media menerbitkan isu yang sangat sensitif ini secara bersama-sama—jika kita browsing The Panama Papers, berpuluh halaman Google akan memunculkan isu ini. Publikasi ini menandai masih pentingnya peran media independen dalam menyangga kehidupan bermasyarakat.

Badai yang ditimbulkan oleh publikasi The Panama Papers berembus kencang ke berbagai penjuru dunia. Dalam dua hari terakhir ini saja, badai ini telah menimbulkan keguncangan di berbagai tempat. Di ibukota Islandia ribuan orang turun ke jalan pada Senin malam, yang memaksa Perdana Menteri Sigmundur David Gunnalugsson untuk mengundurkan diri keesokan harinya. Di Pakistan, Perdana Menteri Nawaz Sharif membentuk komite khusus untuk menyelidiki isu ini sebab nama tiga orang anaknya tercantum dalam dokumen itu.

Kekuatan teknologi informatika memperoleh momentum kembali dalam menyebarluaskan secara cepat informasi yang perlu dan penting diketahui warga dunia tanpa dapat dibendung—setidaknya hingga hari ini. Pertukaran informasi dan diskusi yang berlangsung di antara ratusan jurnalis mungkin tidak terendus oleh pihak-pihak lain. Penyandian (enkripsi) mungkin cukup kuat melindungi percakapan tersebut dari kemungkinan diretas sehingga kolaborasi global ini mampu menyelesaikan pekerjaannya dalam memverifikasi data bocoran.

Yang juga mengejutkan dari The Panama Papers ialah besarnya kebocoran data, yang—seperti disebutkan oleh Tempo—mencapai 11,5 juta dokumen. Dibandingkan dengan kebocoran data yang terjadi sebelumnya, The Panama Papers merupakan yang terbesar. Volume dokumennya mencapai 2,6 terabyte, angka ini jauh lebih besar dibandingkan Swiss Leaks (3,3 GB), Luxemburg Leaks (4 GB), Offshore Leaks (260 GB), maupun Wikileaks (1,7 GB).

Tempo menyebutkan bahwa ada 803 warga negara Indonesia dalam dokumen Panama ini. Nama-nama yang sudah muncul adalah figur-figur pebisnis terkenal. Hingga siang ini belum ada nama pejabat publik maupun politikus yang dipublikasikan. Pemerintah dikabarkan akan memelajari dokumen itu, tapi mampukah pemerintah menyentuh orang-orang superkaya lagi berpengaruh tersebut seandainya tindakan mereka melanggar hukum?

Badai The Panama Papers mungkin saja akan datang ke sini, tapi mungkin pula badai akan cepat berlalu.
https://indonesiana.tempo.co/read/69...-panama-papers


Ini Deretan Pengusaha RI yang Terseret Panama Papers
SELASA, 05 APRIL 2016 | 19:52 WIB


source:
[url]https://offshoreleaks.icij.org/search?country=ID&q=&ppl=on&ent=on&adr=on?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd[/url]

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa nama pengusaha terkenal Indonesia masuk dalam daftar klien Mossack Fonseca, sebuah firma hukum asal Panama. Berdasarkan bocoran dokumen yang kini dikenal sebagai The Panama Papers itu, ada sekitar 800 nama pebisnis dan politikus Indonesia yang masuk dalam daftar klien Mossack Fonseca.

Mossack Fonseca adalah sebuah firma hukum kecil namun amat berpengaruh di Panama. Firma ini memiliki kantor cabang di Hong Kong, Zurich, Miami, dan 35 kota lain di seluruh dunia. Bocornya data tersebut dipublikasikan serentak oleh 100 media di seluruh dunia.

Tempo merupakan satu-satunya media di Indonesia yang tergabung dalam kolaborasi lintas negara ini. Sejak setahun lalu, 370 jurnalis dari 76 negara—diorganisasi oleh The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ)—menelisik 11,5 juta data di dokumen itu. Dokumen ini pertama kali didapat oleh sebuah koran dari Jerman, SüddeutscheZeitung.

Selain mencantumkan nama-nama asal Indonesia, dokumen finansial itu memuat sejumlah kepala negara (mantan dan yang masih menjabat), pebisnis internasional, dan tokoh dunia. Mereka masuk dalam daftar itu karena pernah menyewa Mossack Fonseca untuk mendirikan perusahaan di yuridiksi bebas pajak di luar negeri (offshore).

Berikut nama-nama miliarder Indonesia yang terseret Skandal Panama Papers:

1. Pemilik grup Lippo, James Riady
Tercatat sebagai pemegang saham di sebuah perusahaan bernama Golden Walk Enterprise Ltd. Perusahaan itu didirikan dengan bantuan Mossack Fonseca di British Virgin Islands pada 2011. Putranya, John Riady, juga tercatat sebagai pemilik Phoenix Pacific Enterprise Ltd di BVI. Ketika dimintai konfirmasi, salah seorang keluarga Riady memberikan keterangan off the record.

2. Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Welirang.
Dia tercatat sebagai pemegang saham perusahaan offshore bernama Azzorine Limited. Nama Fransiscus tak langsung tercatat sebagai klien Mossack Fonseca. Dia terafiliasi lewat BOS Trust Company (Jersey) Ltd, yang menjadi klien sejak 2013.
Franciscus awalnya mengaku tak tahu ihwal informasi itu. “Azzorine? Saya enggak tahu,” kata Franciscus ketika ditanya soal ini, kemarin. Meski begitu, dia berjanji akan mengecek keterkaitan perusahaan itu dengan dirinya.

Belakangan, setelah memeriksa dokumentasinya, Fransiscus membenarkan. "Iya benar, itu memang perusahaan saya," katanya. Dia menegaskan bahwa Azzorine adalah perusahaan tanpa investasi, yang disebutnya "perusahaan satu dolar". Dia juga memastikan bahwa dia taat membayar pajak di Indonesia.

3. Sandiaga Uno
Pebisnis terkemuka yang kini tengah mencalonkan diri menjadi calon Gubernur DKI Jakarta, juga tersangkut dokumen ini. Pekan lalu, Sandiaga mengaku memang memiliki beberapa perusahaan offshore di British Virgin Islands. Keberadaan perusahaan offshore itu penting untuk bisnis Saratoga Equities, sebuah perusahaan investasi yang dia dirikan bersama Edwin Soeryadjaya.

Setidaknya ada tiga perusahaan yang terkait dengan Sandiaga: Aldia Enterprises Ltd, Attica Finance Ltd, dan Ocean Blue Global Holdings Ltd. Ketiganya didirikan berurutan sejak 2004 sampai 2006. “Saya memang punya rencana membuka semuanya karena saya sekarang dalam proses mencalonkan diri menjadi pejabat publik,” katanya tenang.

Secara hukum, memiliki perusahaan offshore bukanlah sesuatu yang otomatis ilegal. Yang jelas, Mossack Fonseca menawarkan jasa untuk membuat perusahaan di yuridiksi bebas pajak untuk kliennya. Firma ini juga bisa menyamarkan kepemilikan perusahaan offshore agar tak mudah dilacak.

Selain tiga nama tadi, dua orang yang kerap dicari penegak hukum untuk kepentingan penyidikan kasus korupsi, yakni taipan minyak Muhammad Riza Chalid dan pengusaha properti Djoko Soegiarto Tjandra, juga tercantum dalam dokumen Mossack.

Riza dikabarkan tengah berada berada di luar Indonesia sehingga menyulitkan Kejaksaan Agung memeriksanya dalam kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan saham PT Freeport Indonesia. Sedangkan Djoko menjadi buron dalam kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali senilai Rp 904 miliar sejak 2009.

Selain mereka, masih banyak nama lain yang ada dalam dokumen Mossack dan kini sedang ditelusuri Tempo.

Data Mossack yang bocor berisi informasi soal Mossack dan klien-kliennya sejak 1977 sampai awal 2015. Keberadaan data ini memungkinkan publik mengintip bagaimana dunia offshore bekerja dan bagaimana fulus gelap mengalir di dalam jagat finansial global.

Salah seorang pendiri Mossack, Ramon Fonseca, menegaskan bahwa perusahaannya tidak punya tanggung jawab atas apa pun yang dilakukan kliennya dalam menggunakan perusahaan offshore yang dijual oleh Mossack.

Laporan lengkap investigasi ini bisa dibaca di Investigasi Tempo, Panama Papers. Adapun infografis lengkap mengenai nama-nama orang terkenal yang tersangkut dokumen ini bisa dilihat di https://panamapapers.icij.org/the_power_players/.
https://m.tempo.co/read/news/2016/04...-panama-papers


Panama Papers, Skema Ponzi dan Investasi Bodong Warga Indonesia
RABU, 06 APRIL 2016 | 18:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Skandal Panama Papers mengguncang dunia setelah jutaan dokumen keuangan rahasia milik sebuah firma hukum Panama bernama Mossack Fonseca dilansir banyak media sejak pekan ini. Jutaan dokumen itu mengungkapkan perilaku lancung orang-orang berkuasa nan kaya raya dalam upaya menyembunyikan hartanya. Juga praktek para mafia menyembunyikan harta jarahannya.

Seperti dilansir laman konsorsium wartawan investigatif Internasional, ICIJ, salah satu yang disebut dalam skandal itu adalah perusahaan abal-abal yang didirikan Mossack Fonseca. Perusahaan abal-abal itu disediakan untuk pelaku jasa investasi bodong yang lazim disebut skema Ponzi.

Di laman itu disebut, para pelaku investasi bodong dan investasi gadungan lainnya, yang menipu sejumlah besar korban-korban yang kerap menggunakan struktur perusahaan offshore (perusahaan berbasis di luar negeri), menyembunyikan dana yang mereka himpun dari investasi bodong.

Di salah satu dokumen itu terungkap surat permintaan para pemilik modal skala kecil Indonesia yang menjadi korban investasi bodong. Pemilik modal skala kecil itu menulis permintaan ke Mossack Fonseca untuk membantu mengembalikan uang mereka.

Para pemilik modal Indonesia ini meyakini sebuah perusahaan yang berafiliasi dengan Mossack Fonseca di British Virgin Island--telah dipakai untuk menipu sekitar 3.500 orang sehingga mereka berhasil menarik dana US$ 150 juta (Rp1,9 triliun).

"Kami sangat memerlukan uang itu untuk pendidikan anak-anak kami April ini," kata salah seorang investor Indonesia ini kepada Mossack Fonseca via surat elektronik pada April 2007.

"Anda dapat memberikan saran kepada kami apa yang bisa kami lakukan," tutur sang investor, yang dalam laman ICIJ disebut menulis dalam bahasa Inggris tidak lancar.

Para investor skala kecil Indonesia ini menemukan nama Mossack Fonseca dalam leaflet iklan penyedia jasa investasi bodong yang mereka ikuti, seperti dilaporkan laman resmi ICIJ.
https://bisnis.tempo.co/read/news/20...arga-indonesia

-----------------------------------

Duit simapnana orang Indonesia di negeri surga paja ... ada Rp 11.000 triliun. Bila US$ 1 hari ini adalah Rp 13.400/US@, maka itu sama dengan US$ 74, 6 miliar
Diubah oleh solit4ire 06-04-2016 23:48
0
5K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.