1. DILARANG FLAMING / JUNK / OOT
2. DILARANG BERJUALAN DALAM BENTUK APAPUN
3. DILARANG POSTING CUMA 1 LINE / SENYUMAN DOANK / APAPUN YANG MODEL KAYA BEGITU
4. NO SARA / SPAM
5. MOHON TIDAK BERDISKUSI KELUAR DARI TOPIK
6. MOHON UNTUK DIBACA YANG JELAS FAQ (FREQUENTLY ASKED QUESTION) SUPAYA PERTANYAAN YANG SAMA TIDAK DITANYA BERULANG-ULANG
7.
Sumber:
http://indonesiamengglobal.com/2013/12/google-it/
Saya saat ini mahasiswa tingkat tiga di MIT. Dalam 2 tahun terakhir, saya membantu beberapa siswa SMA menyusun aplikasi universitas ke MIT. Saya rasa sangatlah perlu untuk sedikit berbagi pengalaman saya dalam proses ini. Dalam pengalaman saya, ada dua tipe anak SMA.
Tipe siswa SMA pertama
Teman saya “X” sekarang sedang berkuliah di MIT dengan beasiswa di atas 50%, hanya satu tahun di bawah angkatan saya. Berikut pengalaman saya ketika saya membantu teman saya ini membuat aplikasi ke MIT (akhir tahun 2011).
Sekitar 1 bulan sebelum saya berangkat ke MIT, saya menerima BBM dari X yang intinya mengatakan bahwa dirinya ingin melamar MIT. X mengajak saya bertemu di sebuah kafe untuk meminta saran saya. Saat kita bertemu, berikut contoh pertanyaan yang dia ajukan:
- MIT memperbolehkan calon mahasiswa international (dalam kondisi tertentu) untuk mengirim nilai TOEFL saja sebagai ganti dari nilai TOEFL dan SAT. Adakah saran untuk tidak mengirim nilai SAT jika nilai dibawah batas tertentu?
- MIT setiap tahun mengadakan interview untuk calon mahasiswa. Apa hal utama yang dilihat dari sisi interviewer?
- Kebanyakan guru di SMA di Indonesia tidak terbiasa menulis surat rekomendasi. Saya takut, tidak sesuainya surat rekomendasi (dalam arti cara menulis / style) akan membuat saya gagal dalam aplikasi MIT. Ada saran?
Jika dilihat, tidak ada satu pun pertanyaan yang merupakan fakta yang bisa dicari di internet. Pertanyaan di atas ada di berbagai forum, termasuk di Indonesia Mengglobal, tapi jawaban yang ada adalah opini pribadi, bukan fakta.
X sungguh menakjubkan. Ketika bertemu, saya sangat terkejut bahwa dia membawa satu folder tebal (kurang lebih 5 cm) berisi hasil “riset” nya tentang aplikasi MIT. Dia mengetahui fakta – fakta tentang aplikasi MIT jauh lebih baik dari saya. Terus terang saya sangat kaget melihat usaha X.
Setelah dia menyelesaikan aplikasinya, saya bertaruh bahwa 90%, dia akan diterima. Dan, benar tebakan saya pada tanggal 14 Maret 2012, X diterima MIT.
Tipe siswa SMA kedua
Tipe yang ini sayangnya jumlahnya lebih banyak. Kalau saya sedang sibuk (misalnya exam week) terkadang pertanyaan seperti ini saya lewatkan. Sampai saat ini, saya belum pernah menemukan siswa SMA yang seperti ini diterima di MIT. Contoh – contoh pertanyaan yang ditanya:
- Bagaimana cara apply ke MIT?
- Tes apa saja yang harus diambil?
- Apakah di MIT ada beasiswa?
- Bagaimana cara apply beasiswa di MIT?
- Tahun depan saya lulus dari SMA, kapan saya harus apply ke MIT?
Kalau kita lihat bersama, semua pertanyaan ini bisa dicari dengan mudah dengan menggunakan [url=http://www.google.com.]www.google.com.[/url] Semuanya bisa dijawab dengan fakta, bukan opini pribadi. Siswa yang memiliki pertanyaan seperti ini adalah siswa yang tidak melakukan PR nya.
Kesimpulan
Sepengetahuan saya, rata – rata mahasiswa (atau alumni) Indonesia dari kampus di Amerika, akan dengan sangat senang hati membantu siswa SMA untuk melamar kampus tersebut. Akan tetapi, sang siswa SMA tersebut juga harus memastikan bahwa dirinya siap untuk dibantu.
Jadi, untuk kamu yang tengah bersiap – siap melamar ke kampus di luar negeri, kamu haruslah mengerjakan PR kamu terlebih dahulu, dengan melakukan “riset” tentang kampusnya, dan tentu saja menggunakan resources-resources online seperti Google dan Indonesia Mengglobal. Percayalah jika kamu sudah melakukan semua hal di atas, sang mahasiswa* (atau alumni) will make his/her best untuk membantu sebanyak – banyaknya (bukan hanya sebisanya).
*) Setidaknya 70 – 80% teman saya yang pernah / sedang bersekolah di Amerika, setuju dengan statement saya tersebut.