- Beranda
- Berita dan Politik
Jenazah Siyono Wang atau BAU?
...
TS
hap69
Jenazah Siyono Wang atau BAU?
Quote:
Dokter Forensik: Jenazah Siyono Wangi, Sampai Setelah Saya Cuci Tangan Wanginya Masih Tertinggal
Autopsi terhadap jenazah Siyono, telah dilakukan pada Ahad (3/4/2016) lalu. Autopsi dilakukan oleh sembilan dokter forensik dari Muhammadiyah.
Penuturan Dokter spesialis forensik dr. Sigit Harjanto mengatakan dari jenazah almarhum tercium aroma wangi. "Jenazah almarhum wangi, sampai setelah saya cuci tangan, wanginya masih tertinggal," kata Suratmi, istri almarhum Siyono menirukan laporan yang didengarnya dari dokter Sigit.
Sementara seorang relawan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang mengikuti proses pengangkatan serta penguburan kembali Siyono (34 tahun) memberikan pengakuan.
"Jenazahnya masih utuh mas. Tidak bau. Hanya bau tanah dan berkurangnya rambut," kata pria yang tidak mau disebutkan namanya.
Hal serupa juga disampaikan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) saat menanyakan kepada relawan lain yang mengikuti autopsi.
Sekretaris Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono turut mengkonfirmasi kebenaran tentang kondisi jasad almarhum Siyono.
Endro yang turut menyaksikan proses autopsi jenazah sempat berbincang dengan Prof. Dr. drg. Sudibyo (70 tahun) yang memimpin proses autopsi.
"Proses autopsi yang dilakukan terhadap Siyono bukanlah autopsi untuk identifikasi namun penentuan tempat luka, trauma pada jasad Siyono,” ujar Prof. Dibyo seperti dituturkan Endro.
Pakar odontologi forensik ini melanjutkan, biasanya dalam rentang waktu dua puluh hari kondisi perut jenazah pada umumnya sudah dalam keadaan terburai. Namun, hal itu tidak terjadi pada jenazah almarhum Siyono.
"Dokter-dokter forensiknya juga banyak yang gak pakai masker. Karena tidak berbau,” sebut Endro.
(Sumber: voa-islam)
***
KRONOLOGI KEMATIAN SIYONO:
1. Pada Selasa (8/3), sekira bakda shalat Maghrib, Siyono ditangkap Densus 88 di Masjid saat sedang melakukan zikir. Ia dicekal sejumlah orang berbadan tegap.
2. Kamis (10/3) pagi, Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah Siyono di RT 11 RW 05 Desa Pogung, dimana istri korban mengajar di rumah yang juga dikelola sebagai RA Amanah Ummah.
3. Jumat (11/3) siang pkl.11.00 beredar kabar korban meninggal dunia saat pemeriksaan.
4. Jumat (11/3) sore pkl.17.00 istri dan kakak korban dijemput Densus 88 dan langsung dibawa ke Jakarta.
5. Sabtu (12/3) pagi pkl.10.00 istri mengabari sedang dimintai keterangan oleh aparat kepolisian
6. Sabtu (12/3) siang pkl.13.00 istri Siyono mengkonfirmasi wafatnya suaminya.
7. Ahad (13/3) dinihari, jenazah Siyono tiba di rumah duka Klaten setelah diangkut jalur darat mobil Ambulance dari RS Bhayangkara Jakarta dikawal Densus 88.
8. Ahad (13/3) sekitar pukul 01.00 dini hari jenzah Siyono dimakamkan di pemakaman umum Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jateng.
9. Prosesi pemakaman berjalan lancar. Tak ada reaksi negatif dari mana pun. Kebanyakan pelayat dari Ormas Islam dari pelbagai daerah. Teriakan Allahu Akbar bertalu-talu selama jenazah diusung dari Masjid Muniroh ke pemakanan umum.
10. Ahad (3/4), atau tiga pekan (21 hari) setelah dimakamkan, jenazah almarhum Siyono diautopsi.
Autopsi terhadap jenazah Siyono, telah dilakukan pada Ahad (3/4/2016) lalu. Autopsi dilakukan oleh sembilan dokter forensik dari Muhammadiyah.
Penuturan Dokter spesialis forensik dr. Sigit Harjanto mengatakan dari jenazah almarhum tercium aroma wangi. "Jenazah almarhum wangi, sampai setelah saya cuci tangan, wanginya masih tertinggal," kata Suratmi, istri almarhum Siyono menirukan laporan yang didengarnya dari dokter Sigit.
Sementara seorang relawan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang mengikuti proses pengangkatan serta penguburan kembali Siyono (34 tahun) memberikan pengakuan.
"Jenazahnya masih utuh mas. Tidak bau. Hanya bau tanah dan berkurangnya rambut," kata pria yang tidak mau disebutkan namanya.
Hal serupa juga disampaikan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) saat menanyakan kepada relawan lain yang mengikuti autopsi.
Sekretaris Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono turut mengkonfirmasi kebenaran tentang kondisi jasad almarhum Siyono.
Endro yang turut menyaksikan proses autopsi jenazah sempat berbincang dengan Prof. Dr. drg. Sudibyo (70 tahun) yang memimpin proses autopsi.
"Proses autopsi yang dilakukan terhadap Siyono bukanlah autopsi untuk identifikasi namun penentuan tempat luka, trauma pada jasad Siyono,” ujar Prof. Dibyo seperti dituturkan Endro.
Pakar odontologi forensik ini melanjutkan, biasanya dalam rentang waktu dua puluh hari kondisi perut jenazah pada umumnya sudah dalam keadaan terburai. Namun, hal itu tidak terjadi pada jenazah almarhum Siyono.
"Dokter-dokter forensiknya juga banyak yang gak pakai masker. Karena tidak berbau,” sebut Endro.
(Sumber: voa-islam)
***
KRONOLOGI KEMATIAN SIYONO:
1. Pada Selasa (8/3), sekira bakda shalat Maghrib, Siyono ditangkap Densus 88 di Masjid saat sedang melakukan zikir. Ia dicekal sejumlah orang berbadan tegap.
2. Kamis (10/3) pagi, Densus 88 melakukan penggeledahan di rumah Siyono di RT 11 RW 05 Desa Pogung, dimana istri korban mengajar di rumah yang juga dikelola sebagai RA Amanah Ummah.
3. Jumat (11/3) siang pkl.11.00 beredar kabar korban meninggal dunia saat pemeriksaan.
4. Jumat (11/3) sore pkl.17.00 istri dan kakak korban dijemput Densus 88 dan langsung dibawa ke Jakarta.
5. Sabtu (12/3) pagi pkl.10.00 istri mengabari sedang dimintai keterangan oleh aparat kepolisian
6. Sabtu (12/3) siang pkl.13.00 istri Siyono mengkonfirmasi wafatnya suaminya.
7. Ahad (13/3) dinihari, jenazah Siyono tiba di rumah duka Klaten setelah diangkut jalur darat mobil Ambulance dari RS Bhayangkara Jakarta dikawal Densus 88.
8. Ahad (13/3) sekitar pukul 01.00 dini hari jenzah Siyono dimakamkan di pemakaman umum Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jateng.
9. Prosesi pemakaman berjalan lancar. Tak ada reaksi negatif dari mana pun. Kebanyakan pelayat dari Ormas Islam dari pelbagai daerah. Teriakan Allahu Akbar bertalu-talu selama jenazah diusung dari Masjid Muniroh ke pemakanan umum.
10. Ahad (3/4), atau tiga pekan (21 hari) setelah dimakamkan, jenazah almarhum Siyono diautopsi.
http://www.portalpiyungan.com/2016/0...ono-wangi.html
Quote:
Home > News > Nasional
Selasa, 05 April 2016, 16:11 WIB
Polri Sangkal Jenazah Siyono tak Berbau dan Utuh
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
dok. Istimewa Pengangkatan jenazah Siyono
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan menyangkal jika mayat Siyono dalam keadaan utuh dan tidak berbau saat kuburnya dibongkar oleh tim forensik PP Muhammadiyah bersama Komnas HAM untuk diotopsi. Menurutnya, jenazah Siyono sama seperti jenazah pada umumnya setelah dikubur selama tiga minggu.
Ia menilai, isu utuh dan tidak berbaunya jenazah Suyono adalah akal-akalan yang ingin memunculkan citra seolah-olah Siyono adalah mujahidin yang suci dan diistimewakan. "Ini hanya memunculkan mitos seolah dia orang suci dan diistimewakan," kata Anton di Mabes Polri, Selasa (5/4).
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi juga membantah isu tersebut. Dalam beberapa foto yang menggambarkan pembongkaran makam Siyono, Arthur menunjukan gambar tengkorak Siyono yang sudah tidak dibalut dengan daging. Artinya, jenazah Siyono telah mengalami pembusukan.
Arthur juga menunjukan gambar orang-orang yang melakukan visum dengan menggunakan makser.Gambar tersebut menurutnya menjelaskan, orang-orang yang melakukan visum mencium bau sehingga harus menutup hidungnya dengan masker. "Pakai masker pasti karena mereka mencium bau seperti bau jenazah pada umumnya," ucap Arthur.
http://www.republika.co.id/berita/na...erbau-dan-utuh
ayo percaya yang mana
Diubah oleh hap69 07-04-2016 06:42
0
3.9K
Kutip
30
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.5KThread•41.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru