Tak sedikit mereka yang harus kena tilang polisi saat berkendara di jalan raya, lebih memilih bayar titip sidang ataupun 'uang damai'. Hal itu lantaran orang banyak menghindari proses sidang yang sering harus mengantre lama sehingga bisa memakan waktu dan menyita hari, hanya untuk menunggu giliran disidang. Dan akhirnya sama saja akhirnya beberapa orang rela menyewa jasa calo untuk bisa mendapatkan STNK atau SIM yang ditilang.

Dan ternyata kini terutama untuk warga Jakarta tak perlu lagi berantre-antre dan sibuk-sibuk ikut sidang di Pengadilan Negeri ketika ditilang. Karena mulai Senin (4/4/2016), Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta (Kejati DKI) dan Kejaksaan Negeri se-DKI Jakarta menerapkan sistem pembayaran tilang secara online.

Kelapa Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Waluyo Yahya, mengatakan, dengan sistem baru itu, pengendara yang terkena tilang tak perlu lagi ikut sidang atau membayar tunai di lokasi kejaksaan negeri.

"Jadi ikut sidang tilang di pengadilan itu tak wajib memang," kata Waluyo ketika dihubungi Wartakotalive.

Dengan adanya sistem tilang online ini, Waluyo mengatakan kalau beberapa hari setelah ditilang pengendara bisa lekas mengetahui besaran denda tilang dengan mengakses website kejaksaan negeri maupun Kejati DKI Jakarta. Dan untuk pembayaran kemudian bisa dilakukan lewat bank.

Sehingga Anda tak perlu lagi ikut sidang. Tapi lewati saja tanggal sidang, baru beberapa hari setelah tanggal sidang bisa lekas datang ke Kejaksaan untuk mengambil STNK ataupun SIM yang di sita. Selain untuk menghindari antrean panjang sisetem ini juga dilakukan untuk menghindari percaloan.

"Ini semua dilakukan untuk menghilangkan percaloan," ujar Waluyo.

Dengan cara itu, masyarakat tak perlu lagi pusing melihat antrean dan akhirnya memilih calo yang mematok harga tinggi.