Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rendymyidAvatar border
TS
rendymyid
Yg Pintar Butuh Berjam-jam, yg Galau Butuh 30 Menit, yg Stres Cuma Butuh 3 Menit
Yg Pintar Butuh Berjam-jam, yg Galau Butuh 30 Menit, yg Stres Cuma Butuh 3 Menit

SOLO, KOMPAS.com - Mantan anggota Jamaah Islamiyah, Abdulrahman Ayub menyebutkan, Jamaah Islamiyah menggunakan hadis dan ayat-ayat di al Quran untuk membuat para pemuda tertarik untuk bergabung dengan kelompok radikal ini.

"Kalau yang pintar butuh berjam jam, yang sedang galau butuh 30 menit dan kalau yang baru stres, cuma butuh tiga menit," kata Abdulrahman saat menjelaskan bagaimana merekrut pemuda untuk bergabung ke kelompok radikal.

Abdulrahman menjadi pembicara di Seminar Nasional Gerakan Pemuda Indonesia Membaca untuk Persatuan Indonesia Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional di Gedung Graha Sabha Buana, Solo, Selasa (5/4/2016).

Ungkapan tersebut membuat peserta seminar terperangah. "Mungkin tim Jihandak punya alat deteksi bom, namun untuk memberantas (mendeteksi) terorisme ini, butuh waktu. Paham terorisme tidak semata mata muncul begitu saja dari dalam diri seseorang tetapi melalui doktrin paham penafsiran agama yang salah, sasarannya anak muda," kata dia.

"Kalau sedang stress dan galau, atau banyak masalah, dan disuguhi ayat-ayat suci yang bisa mendekatkan diri kepada Tuhan, siapa yang tidak senang. Tapi penafsirannya banyak yang menyimpang," katanya.

Abdulrahman yang sempat menjadi Kepala Jamaah Islamiyah Australia ini mengisahkan perjuangan dirinya keluar dari kelompok Jamaah Islamiyah yang penuh tantangan.

Setelah mendapat pelatihan di Afganistan untuk berperang dengan Rusia, dia justru ke tanah air untuk berperang dengan NKRI. Wilayah tugasnya pun berpindah pindah dari Filipina hingga Indonesia.

Setelah menyadari paham radikalnya tersebut salah, dirinya memutuskan untuk berhenti dan keluar dari kelompoknya.

"Banyak yang salah, misalnya saja ada anggota ISIS yang tega memenggal kepala orang tuanya karena menolak dibaiat," katanya.

Ustad Abdul yang kedua orangtuanya bekerja sebagai PNS, mengaku harus menghadapi ulama ulama dari Indonesia dan luar negeri seperti Lebanon hingga Afganistan saat memutuskan untuk keluar dari Jamaah Islamiyah.

Penulis : Kontributor Surakarta, M Wismabrata
Editor : Erlangga Djumena

Sumber : Kompas.com
0
3.7K
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.