PURWAKARTA, (PR).- Kalangan masyarakat pengguna angkutan kota di Purwakarta mengeluhkan turunnya tarif yang belum memuaskan masyarakat. Pasalnya, turunnya tarif angkot yang hanya Rp 100 dari Rp 4.000 menjadi Rp 3.900 dinilai akan menguntungkan para sopir saja.

"Kami dan mungkin masyarakat pengguna angkot akan canggung ketika menerima pengembalian ongkos dari sopir karena nilainya kecil Rp 100. Turunnya tarif yang hanya sebesar itu tidak dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pengguna angkot," kata Deni (35), penumpang angkot yang ditemui di Jalan Kemuning, Purwakarta, Senin 4 April 2016.

Menurutnya, turunnya tarif angkot sebesar Rp 100 inipun belum secara maksimal disosialisasikan oleh Dinas Perhubungan. Sehingga banyak masyarakat yang belum tahu.

Pemerintah dan Organda, memang sudah sepakat bahwa penurunan tarif angkutan umum termasuk angkot berkisar antara 3-5%.

Menurut Deni, kalau penurunan tarif angkot di Purwakarta diambil yang maksimal di angka 5%, berarti akan ada penurunan sebesar Rp 200. "Yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat tapi kalau penurunan ongkos ini hanya Rp 100 rupiah sudah tentu jauh dari harapan," ujarnya.

Masyarakat pun berharap turunnya tarif angkum diikuti harga-harga bahan pokok.

Berdasarkan pengamatan PR, sejumlah awak angkot di Purwakarta belum melaksanakan ketentuan menurunkan tarifnya. Seorang warga Hendra (40), warga Sindangkasih, Purwakarta mengaku masih membayar tarif Rp 4.000 meskipun pemerintah daerah sudah menurunkan tarif menjadi Rp 3.900.

"Saat saya menyodorkan uang Rp 4.000, sopir angkot itu tanpa basa basi langsung pergi, padahal seharusnya saya mendapat pengembalian Rp 100," ujarnya.***

Sumur : Pikiran Rakyat

100 perak