Puluhan petugas Satuan Polisi Pamong Praja tampak bersiaga. Di beberapa sudut, aktivitas masih berjalan seperti biasa. Di sudut lain, sejumlah warga terlihat sibuk mengemasi barang.

Rencana penggusuran kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Jakarta Utara, membuat warga harus bergegas. Apalagi, surat peringatan pertama telah dilayangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sampai 9 April 2016, surat peringatan ketiga akan diterbitkan.

Kesibukan berbenah terlihat di sejumlah kawasan, seperti Kampung Bahari dan Kampung Akuarium. Imbas relokasi, warga yang meninggali permukiman itu akan direlokasi. Bagi yang memiliki kartu identitas Jakarta, akan di tempatkan di rumah susun.

Namun, sejumlah warga yang meninggali kawasan tersebut mengeluh soal waktu sosialisasi. "Kami kaget. Dadakan kok, cuma dikasih waktu seminggu. Kami ga tahu apa-apa. Petugas datang bilangnya mau didata. Eh ternyata penggusuran," keluh salah seorang warga Kampung Akuarium, Kuryati.

"Coba dikasih waktu dua bulan, kami bisa nyiapin duit. Nah kalau kayak gini, kami duit dari mana?" sambung Kuryati.
Sedari 2010, warga asli Pemalang, Jawa Tengah, itu membeli tanah di Kampung Akuarium seharga Rp 30 juta. Usai itu, ia kembali mengeluarkan uang Rp 50 juta untuk renovasi rumah. Saban hari, Kuryati mencari nafkah dengan membuka rumah makan.

Tak ayal, rencana penggusuran membuatnya jelak. "Kasih uang, kek. Jangan main tendang saja. Kami mau ke mana juga ga tahu. Mau pulang kampung juga ga punya duit. Modal sudah di rumah semua," tutur Kuryati.

Meski memiliki KTP DKI, ia mengaku tak tertarik tinggal di rusun. Ia mengeluh soal luas rusun. Lantaran memiliki ruangan kecil, ia mengaku bingung ketika hubungan suami istri akan dilakukan.

Sumber: http://www.harnas.co/2016/04/04/berg...hubungan-intim

waduhhh ruangan kecil nihhh