- Beranda
- Berita dan Politik
Dalam Waktu 45 Hari, 61 Warga Desa Karanglo Meninggal
...
TS
gemamoch
Dalam Waktu 45 Hari, 61 Warga Desa Karanglo Meninggal
Quote:
TUBAN, KOMPAS.com — Dalam rentang 45 hari di sebuah Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur, 61 penduduk meninggal dunia. Adapun penyebabnya bervariasi, mulai dari sakit, kecelakaan, dan usia tua. Rata-rata penduduk yang meninggal berusia 40 tahun.
Kepala Desa Karanglo Sunandar mengatakan, tingginya angka kematian terjadi sejak pertengahan bulan Februari hingga 1 April 2016.
Dari data kematian tersebut, penyebab terbesar adalah karena sakit, yakni sebesar 80 persen, sedangkan 20 persen karena kecelakaan dan usia tua.
"Dari 80 persen karena sakit itu, 60 persennya kena penyakit paru-paru dan 20 persen kena stroke," ucap Sunandar saat ditemui di kantor Desa Kranglo, Jumat (1/4/2016).
Dia mengatakan, ketidaklaziman itu juga terjadi pada Sabtu (26/3/2016). Sehari itu, tiga warga meninggal sekaligus dan penyebabnya berbeda, dua meninggal pada pagi dan satunya lagi saat siang.
"Sejak banyak yang meninggal, Pak Mudin (pendoa) kebingungan mana dulu yang dihadiri," katanya.
Desa Karanglo memiliki 1.459 keluarga dan total 5.604 penduduk terdiri dari 2.892 laki-laki dan 2.712 perempuan dan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani.
Salah seorang warga Desa Karanglo, Gofur, mengaku kewalahan mengikuti tahlilan. Menurut dia, tetangganya yang meninggal jumlahnya banyak, sementara lokasi acara tahlilan berdekatan.
"Saya sampai kewalahan. Sejak banyak warga yang meninggal, saya ikut tahlilan usai isya sampai malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Berganti dari rumah ke rumah," ujar dia. (Iksan Fauzi)
Kepala Desa Karanglo Sunandar mengatakan, tingginya angka kematian terjadi sejak pertengahan bulan Februari hingga 1 April 2016.
Dari data kematian tersebut, penyebab terbesar adalah karena sakit, yakni sebesar 80 persen, sedangkan 20 persen karena kecelakaan dan usia tua.
"Dari 80 persen karena sakit itu, 60 persennya kena penyakit paru-paru dan 20 persen kena stroke," ucap Sunandar saat ditemui di kantor Desa Kranglo, Jumat (1/4/2016).
Dia mengatakan, ketidaklaziman itu juga terjadi pada Sabtu (26/3/2016). Sehari itu, tiga warga meninggal sekaligus dan penyebabnya berbeda, dua meninggal pada pagi dan satunya lagi saat siang.
"Sejak banyak yang meninggal, Pak Mudin (pendoa) kebingungan mana dulu yang dihadiri," katanya.
Desa Karanglo memiliki 1.459 keluarga dan total 5.604 penduduk terdiri dari 2.892 laki-laki dan 2.712 perempuan dan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani.
Salah seorang warga Desa Karanglo, Gofur, mengaku kewalahan mengikuti tahlilan. Menurut dia, tetangganya yang meninggal jumlahnya banyak, sementara lokasi acara tahlilan berdekatan.
"Saya sampai kewalahan. Sejak banyak warga yang meninggal, saya ikut tahlilan usai isya sampai malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Berganti dari rumah ke rumah," ujar dia. (Iksan Fauzi)
sumber
Rentang 45 Hari, 61 Warga Desa di Tuban Meninggal Dunia
Quote:
Kabar duka datang dari Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Bagaimana tidak, 61 warganya meninggal dunia hanya dalam kurun waktu 45 hari.
Angka ini cukup fantastis. Mengingat rata-rata angka kematian di suatu desa berkisar antara 4 sampai 5 orang perbulan.
Informasi yang diterima dari blok tuban, kejadian tidak biasa tersebut mulai terjadi sejak minggu kedua di bulan Februari 2016 kemarin. Penyebab kematian beragam, mulai dari sakit paru-paru, stroke, sampai meninggal dunia karena kecelakaan.
“Catatan desa sudah ada 61 warga yang meninggal dunia dalam kurun waktu itu (40 hari),” jelas Kepala Desa (Kades) Karanglo, Sunandar, usai menghadiri pemakaman salah satu warganya, Jum’at (1/4/2016).
Dari total 61 orang, sekitar 60 persen disebabkan sakit paru-paru, 20 persen dikarenakan sakit stroke, dan sisanya adalah warga yang memang sudah berusia lanjut.
Sunandar menjelaskan, usia warga yang meninggal dunia bervariasi, mulai dari 40 tahun sampai 60 tahun. Dia sendiri mengaku baru sekarang menemukan jumlah orang meninggal dunia begitu banyak, dengan kurun waktu sebentar dan terjadi di satu desa.
Meninggalnya warga Desa Karanglo memang tidak terjadi setiap hari. Tetapi, dalam satu hari kematian bisa terjadi antara 2 sampai 4 kali. “Bahkan modin (perangkat desa urusan agama), harus membagi waktu karena sering dalam satu hari ada lebih dari satu orang meninggal dunia,” jelas Sunanda. (sp/bloktuban)
sumber
Mati wajar semua???? Atau sakit paru2 gara2 senjata pemusnah masal korut?
Banyak Warga Meninggal Diduga Terkait Pencemaran Udara, Walhi Lakukan Investigasi
Quote:
GRESIK, KOMPAS.com – Terkait fenomena meninggalnya 61 warga Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Tuban, dalam rentang waktu 45 hari, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur Ony Mahardika menyatakan, bakal menerjukan tim untuk melakukan investigasi.
Ada indikasi, para korban meninggal dunia menderita sakit terlebih dulu akibat pencemaran limbah industri.
“Hari Senin (11/4) besok, kami akan menerjukan tim untuk mencari data dan kebenaran di lapangan. Apakah mereka yang meninggal itu karena adanya pencemaran lingkungan, karena 60 persen yang meninggal kabarnya kena penyakit paru-paru," tutur Ony saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/4/2016).
Ia pun tidak menutup kemungkinan, warga yang meninggal dunia tersebut lantaran terkena pencemaran industri semen yang banyak menjamur di Kabupaten Tuban. Untuk itu, tim investigasi yang diterjunkan bakal mencari data-data pendukung di lapangan, baik di puskesmas maupun tempat-tempat lain yang dianggap mendukung pencarian data dan fakta.
“Kami belum berani memastikan jika fenomena ini imbas dari produksi semen, sebab kami butuh pendalaman. Tapi untuk indikasi ke arah sana memang ada, karena di Tuban terdapat lima perusahaan besar semen,” terangnya.
Selain, PT Semen Indonesia dan PT Holcim Indonesia, juga terdapat tiga pabrik baru. “Tapi saya lupa nama tiga pabrik baru semen ini. Yang saya ingat, mereka adalah perusahaan semen asal China,” lanjut Ony.
Hadirnya lima perusahaan semen di Tuban, dijelaskan oleh Ony, telah mencakup lahan sekitar 1.000 hektar dan banyak di antaranya memang langsung bersinggungan dengan perumahan penduduk sekitar.
“Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh pabrik semen, akan mempengaruhi kesehatan warga sekitar. Namun ini butuh penelitian lebih lanjut dan mendalam, supaya bisa benar-benar dipastikan kebenarannya,” tutup Ony.
Sementara itu, sampai berita ini diturunkan, pimpinan PT Semen Indonesia yang mempunyai kantor pusat di Kabupaten Gresik, belum dapat ditemui dan dihubungi untuk meminta konfirmasi. Kantor PT Semen Indonesia terlihat sepi, karena bertepatan dengan liburan akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
Ada indikasi, para korban meninggal dunia menderita sakit terlebih dulu akibat pencemaran limbah industri.
“Hari Senin (11/4) besok, kami akan menerjukan tim untuk mencari data dan kebenaran di lapangan. Apakah mereka yang meninggal itu karena adanya pencemaran lingkungan, karena 60 persen yang meninggal kabarnya kena penyakit paru-paru," tutur Ony saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/4/2016).
Ia pun tidak menutup kemungkinan, warga yang meninggal dunia tersebut lantaran terkena pencemaran industri semen yang banyak menjamur di Kabupaten Tuban. Untuk itu, tim investigasi yang diterjunkan bakal mencari data-data pendukung di lapangan, baik di puskesmas maupun tempat-tempat lain yang dianggap mendukung pencarian data dan fakta.
“Kami belum berani memastikan jika fenomena ini imbas dari produksi semen, sebab kami butuh pendalaman. Tapi untuk indikasi ke arah sana memang ada, karena di Tuban terdapat lima perusahaan besar semen,” terangnya.
Selain, PT Semen Indonesia dan PT Holcim Indonesia, juga terdapat tiga pabrik baru. “Tapi saya lupa nama tiga pabrik baru semen ini. Yang saya ingat, mereka adalah perusahaan semen asal China,” lanjut Ony.
Hadirnya lima perusahaan semen di Tuban, dijelaskan oleh Ony, telah mencakup lahan sekitar 1.000 hektar dan banyak di antaranya memang langsung bersinggungan dengan perumahan penduduk sekitar.
“Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh pabrik semen, akan mempengaruhi kesehatan warga sekitar. Namun ini butuh penelitian lebih lanjut dan mendalam, supaya bisa benar-benar dipastikan kebenarannya,” tutup Ony.
Sementara itu, sampai berita ini diturunkan, pimpinan PT Semen Indonesia yang mempunyai kantor pusat di Kabupaten Gresik, belum dapat ditemui dan dihubungi untuk meminta konfirmasi. Kantor PT Semen Indonesia terlihat sepi, karena bertepatan dengan liburan akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
sumber
Diubah oleh gemamoch 02-04-2016 10:48
0
2.6K
Kutip
31
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
678.3KThread•47.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya