junker.eliteAvatar border
TS
junker.elite
[FAILED LOGIC] Segalanya butuh uang ?


“Uang memang bukan segalanya. Tapi segalanya butuh uang”

Kalimat yg sudah ngga asing lagi di telinga kita. Masih ingat dimana anda pernah dengar kalimat ini ?
Dalam training sales asuransi ?
Dalam coaching MLM ?
Dalam briefing kejar target nasabah kartu kredit ?
Dalam sesi sales forcing di departemen pemasaran kantor anda ?

Ketika anda dihantam dengan kalimat itu apa yg anda rasakan ?
Tiba2 seperti ada yg hilang dalam diri anda ?
Tiba2 dunia anda mengecil ?
Tiba2 anda merasa seperti seorang tahanan dalam sebuah penjara ?

Jangan khawatir, itu adalah reaksi yg lumrah. Ya, lumrah karena kalimat tersebut memang kontradiktif. Seperti sebuah jembatan yg menghubungkan dua ujung jurang tapi terputus tengahnya.

Segalanya butuh uang ?
Coba bayangkan jika anda hari ini berkelimpahan uang. Apa anda yakin bisa mendapatkan segalanya dengan uang itu ?
Dihormati, dihargai ? pasti
Keluarga, anak istri terpenuhi kebutuhan, senang, berpendidikan layak ? tentu

Nah sekarang simak ilustrasi berikut :
Joe bekerja di sebuah perusahaan multinasional dan karirnya menanjak. Penghasilan bulanan joe pun fantastis . Joe, istri dan kedua anaknya kini tinggal di komplek perumahan elite, di sebuah rumah mewah dua tingkat. Karena status sosial joe berubah, istri joe pun sibuk dg kehidupan sosialitanya. Istri joe aktif dan eksis dalam klub2 dan komunitas. Kedua anak joe kini diserahkan oleh 2 orang pengasuh dan 2 orang pembantu. Joe sendiri tidak ada waktu untuk mengawasi dan bergaul dg anaknya. Untuk memenuhi kekosongan itu joe mengabulkan segala kemauan si anak. Edo, anak laki2 joe dibelikan game console dan PC games online yg harganya lumayan sesuai keinginannya. Setiap pulang sekolah hanya game onlinelah yg ada dipikiran Edo. Edo begitu bersemangat “mengisi akal dan mental”nya dengan tampilan game yg menakjubkan dan… interaksinya dengan sesama pemain melalui fitur chatting dalam game tersebut.

Setiap di sekolah Edo selalu merindukan chatting2 dengan sesama game player. Yg dia pikirkan adalah belajar, selesaikan tugas secepatnya dan cepat pulang. Tanpa sadar edo menjadi anak yg menonjol dalam pelajaran sekolah, tapi sekaligus menjadi anak yang “anti-sosial”. Edo terkenal pendiam, tidak banyak bicara dan tidak suka bergaul dengan teman sekolahnya.

Edo sudah menemukan dunianya sendiri. Yaitu dunia game online yang didalamnya ada “sahabat-sahabat” yang anonymous (tak tampak wajah / tak nyata) yang sejalan pikirannya dengan Edo, yaitu para game player. Bagi Edo, deretan kata2 dalam kotak chat lebih nyata daripada teman-temannya yg berkeliaran di lapangan sekolah saat jam istirahat. Mungkin Edo tidak akan marah kalau dia disuruh pulang mamanya saat dia sedang berbincang dengan temannya saat sedang bertemu. Tapi Edo akan kesal dan mengumpat jika dia dipanggil ketika sedang asik chatting di game online.

Karakter Edo terbentuk oleh kata-kata dalam chatting game online yg umumnya “tidak bertanggung jawab dan lepas”. Memaki, mengumpat, berkata kasar itu hal yang biasa. Dalam game itu Edo bisa merasakan banyak peran. Sebagai komandan yg mempunyai anak buah atau kadang menjadi target sampai menjadi korban serangan. Itulah dunia Edo.

Joe dan istrinya kini bimbang. Karena anaknya walaupun pintar dalam pelajaran sekolah tetapi kesulitan bergaul dengan lingkungan sosialnya. Edo jadi sensitif dan over-reaktif setiap kali orang tuanya mencoba memberi bimbingan. Karena selama ini Edo SUDAH TERBIASA hidup tanpa pengawasan. Edo pun over-reaktif ketika orang tuanya tidak mau membelikan apa yg dia inginkan. Karena Edo SUDAH TERBIASA mendapatkan segala yang dia inginkan. Joe dan istrinya khawatir dengan masa depan Edo. Tetapi mereka juga tidak berani menentang sikap Edo.

Dengan penuh penyesalan Joe menyadari bahwa hari ini dia harus berjuang terus mencari uang bukan untuk membahagiakan keluarganya, tetapi untuk memenuhi semua kemauan anaknya agar dia tidak tersinggung atau berbuat di luar kendali. Karena jika itu terjadi, Joe akan terganggu konsentrasi kerjanya dan keadaan akan lebih gawat jika karirnya merosot menyusul hilangnya penghasilan mereka..

Circle of Evil, ketika kita berpikir segalanya butuh uang.

Uang bisa membeli kesenangan. Tapi tidak kebahagiaan
Uang bisa membeli kehormatan. Tapi tidak kemerdekaan
Uang bisa membeli prestasi. Tapi tidak pencerahan

Hanya ketika anda berpikir segalanya butuh uanglah, anda menjadi raja Midas. Raja dalam jeruji emas.
Jangan biarkan pikiran anda mempermainkan anda

Lalu apa yg bisa membeli segalanya kalau bukan uang ? itulah tugas anda untuk merenungkannya

Salam kebajikan,
0
7.8K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Young on Top KASKUS Community (YOTKC)
Young on Top KASKUS Community (YOTKC)KASKUS Official
1.7KThread850Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.