7 (Tujuh) Bangunan Bersejarah Indonesia Ini Memang Sengaja Dihancurkan.
TS
MhRemy
7 (Tujuh) Bangunan Bersejarah Indonesia Ini Memang Sengaja Dihancurkan.
Sebagai sebuah masa penjajahan yang terlama dalam sejarah Bangsa Indonesia, Belanda telah banyak melakukan pembangunan gedung-gedung untuk kepentingannya sendiri. Kini sisa-sisa peninggalaan gedung itu telah menjadi sejarah yang dapat dinikmati oleh siapapun, termasuk bagi para sejarahwan yang hendak melakukan penelitian di Indonesia.
Namun dari sekian banyak bangunan peninggalan Belanda, tak sedikit pula yang sebenarnya sudah rubuh dan hancur tak berbekas. Sangat disayangkan sebenarnya hilangnya bangunan bersejarah seperti ini bisa memutus mata rantai sejarah pada masa lalu. Nah, berikut akan kami sajikan ulasan mengenai bangunan sejarah yang telah hancur itu, baik karena kesengajaan atau karena bencana alam. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Spoiler for 1. Gedung Societeit Harmonie:
Quote:
Daerah Harmoni yang terkenal dengan halte transit busway-nya dulunya memiliki nilai historis yang tinggi. Munculnya nama ‘Harmoni’ tak lepas dari sejarah di tahun 1776 bahwa di tempat tersebut dulunya pernah berdiri gedung Societeit Harmonie. Gedung ini tepatnya terletak di ujung jalan Veteran dan Majapahit.
Gedung Societeit harmonir dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Reineir de Klerk kemudian dilanjutkan Daendels hingga Raffles dan secara resmi dibuka tahun 1868. Gedung ini menjadi tempat berkumpulnya para sosialita Belanda, yakni perempuan-perempuan Belanda yang suka berdandan sangat cantik dan mewah. Sayangnya nilai historis bangunan ini sudah hilang sejak tahun 1985 karena di tahun itu bangunan ini dirubuhkan untuk dibuat lapangan parkir Sekretariat Negara.
Spoiler for 2. Taman Wihelmina:
Quote:
Taman Wihelmina dulunya disebut-sebut sebagai taman paling ‘wow’ di zamannya. Pada saat pembangunannya di abad ke-19, taman ini menjadi taman terluas dan yang paling indah di Asia. Sayangnya, semenjak kemerdekaan taman ini tidak terurus lagi dan dari pada tidak terurus dan tidak jelas fungsinya, akhirnya diputuskan untuk dirubuhkan guna membangun Masjid Istiqlal di bekas reruntuhan lokasinya.
Dulunya di taman ini terdapat Monumen Waterloo atay Atjeh Monument untuk mengenang para serdadu Belanda yang tewas selama Perang Aceh. Uniknya, taman yang dibangun Daendels ini terletak di dekat Kali Ciliwung yang saat itu masih bersih (tidak kotor seperti sekarang) sampai-sampai terdengar gemericik air yang menyegarkan kala berjalan-jalan di situ.
Spoiler for 3. Hotel Des Indes:
Quote:
Hotel Des Indes didirikan pada tahun 1856 dan pernah menjadi saksi sejarah di tanggal 7 Mei 1949 sebab di hotel ini terjadi penandatanganan Perjanjian Roem-Royen antara Indonesia dan Belanda. Perjanjian ini sangat penting karena menandakan dimulainya babak penghentian Agresi Militer Belanda di Yogyakarta dan menjadi gerbang menuju Konferensi Meja Bundar di mana Belanda mengakui kedaulatan Negara Indonesia.
Penamaan Hotel Des Indes disebut-sebut merupakan usulan dari Douwes Dekker. Hotel ini terkenal karena kemewahannya, bahkan Alfred Russel Wallace, salah satu ilmuwan evolusi dunia sebelum Charles Darwin, pernah menginap di hotel ini untuk penelitian di Indonesia. Sayangnya di tahun 1971 hotel bersejarah ini dirubuhkan untuk dibangun Kompleks Pertokoan Duta Merlin.
Spoiler for 4. Gedung Kerapatan Deli:
Quote:
Kota Medan dulunya merupakan ibukota Kabupaten Deli Serdang sebelum dipindahkan ke Lubuk Pakam. Kantor Bupati Deli Serdang menempati Gedung Kerapatan yang berfungsi sebagai ruang kerja Sultan dan juga sebagai lembaga peradilan bagi orang-orang yang tidak tunduk kepada hokum Kolonial Belanda.
Gedung ini dibangun pada masa kekuasaan Sultan Ma’mun Al Rasyid Alamsyah pada tahun 1906. Gedung Balai Kerapatan terletak tepat di depan Istana Maimun yang sekarang berlokasi di Jalan Brigjen. Katamso. Namun karena kebijakan Walikota Medan, Abdillah, di tahun 2004 bangunan bersejarah ini justru dirubuhkan rata dengan tanah.
Spoiler for 5. Pabrik Es Saripetojo:
Quote:
Sekilas bangunan Pabrik Es Saripetojo memang tidak spesial. Namun perlu diketahui pabrik ini memiliki nilai sejarah yang tinggi karena sudah berdiri sejak zaman Kolonial Belanda. Sayangnya atas perintah Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, bangunan itu akan dirubuhkan karena hendak dibangun supermarket besar.
Hal ini memicu perseteruan hebat dengan Walikota Solo saat itu, Jokowi, yang tak setuju dengan penghancuran gedung tersebut. Selain karena bersejarah, di daerah itu banyak berdiri pasar tradisional yang yang menjadi penghidupan penduduk sekitar dan tak elok jika justru supermarket kapitalis yang hendak dibangun di daerah itu. Namun berkat kepiawaian Gubernur Bibit Waluyo, gedung Pabrik Es Saripetojo berhasil diratakan dengan tanah.
Spoiler for 6. Benteng Vastenburg:
Quote:
Benteng Vastenberg dibangun tahun 1745 oleh Gubernur Jendral Imhoff di Solo. Sayangnya peninggalan sejarah ini tanpa diketahui dengan jelas telah dijual kepada pihak swasta oleh Walikota Solo, Hartomo, untuk dibangun hotel bintang 5.
Pada masa pemerintahan Jokowi saat masih menjadi walikota Solo, proses pengembalian Benteng Vastenburg ini terus diperjuangkan untuk rakyat Solo. Namun karena masalah hak kepemilikan ini sangat rumit dan jelas-jelas benteng ini telah dibeli pihak swasta secara legal, pengembalian Benteng Vastenburg masih menjadi tarik-ulur hingga sekarang. Mirisnya, kondisi bangunan ini sekarang terbengkalai dan tak terawat oleh pemiliknya.
Nah, itu tadi 7 bangunan bersejarah Bangsa Indonesia yang sengaja dihancurkan baik oleh pemiliknya maupun karena kebijakan pemerintah. Di zaman modern seperti ini memang kebutuhan manusia semakin meningkat. Namun tidak arif rasanya jika peninggalan-peninggalan bersejarah justru menjadi korban atas cepatnya laju modernisasi. Sadar atau tidak sadar, bangunan itu adalah hak bagi generasi penerus bangsa karena mereka lah yang akan mewarisi peninggalan itu sebagai suatu kebesaran sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Spoiler for 7. Gerbang Amsterdam:
Quote:
Gerbang bergaya barok ini berdiri pada pertengahan abad ke-19 pada masa pemerintahan J.P. Coen . Gerbang ini merupakan sisa benteng yang mulai ditinggalkan pada masa Daendels dan sempat direnov oleh Gubernur Jenderal van Imhoff. Sayangnya, gerbang Amsterdam benar-benar dirubuhkan pada 1969 karena dibukanya jalur trem melewati daerah tersebut.
Sekian dari ane gan, untuk lebih lengkapnya silahkan gali di SUMUR
ORANG BIJAK SELALU MENINGGALKAN JEJAK
Sangat mengharapkan
atau
Diubah oleh MhRemy 01-04-2016 08:05
0
5.9K
Kutip
34
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!