Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rumahkanaka3Avatar border
TS
rumahkanaka3
Ketika BlackBerry Membius Indonesia Sampai Picu Kericuhan
akarta - Rasanya belum lama ponsel BlackBerry menjadi primadona Indonesia. Berbagai model BlackBerry begitu digilai dan menjadi simbol status sampai pernah bikin kericuhan.

BlackBerry mulai memikat pengguna di Indonesia sepertinya sekitar tahun 2006 dan mencapai puncaknya di 2008 sampai beberapa tahun setelahnya. BlackBerry jadi smartphone terpopuler di sini, siapa yang punya merasa bangga.

Di Indonesia, BlackBerry menjadi anomali. Handset ini sebenarnya ditujukan untuk kalangan pebisnis, namun di Indonesia kala itu semua kalangan meminatinya. Dari ibu rumah tangga sampai anak-anak, terutama terpikat dengan layanan BlackBerry Messenger.

Wajar saja, BBM kala itu belum ada saingannya. WhatsApp dan layanan sejenisnya belum begitu dikenal. Faktor itu, selain menenteng BlackBerry terlihat bergengsi, membuat ponsel BlackBerry menjadi dambaan. Artis artis pun banyak menggunakannya.

"Soalnya pakai Blackberry bisa ketawa-ketawa sendiri, bisa menimbulkan teman baru. Tapi bisa juga menimbulkan masalah baru, soalnya orang di sebelah kita bisa kita cuekin," aku Luna Maya yang kala itu hobi BBM.

Karena harganya yang mahal, banyak yang tak mampu membeli BlackBerry. Research in Motion, nama perusahaan BlackBerry di masa itu, menghadirkan solusi dengan kedatangan BlackBerry Gemini. Gemini yang dihargai paling murah langsung menghebohkan Indonesia.


Gemini waktu itu harganya Rp 3 jutaan dan dianggap mengancam Nokia. Di zaman itu, BlackBerry memang bersaing sengit dengan Nokia yang juga tengah jaya. Dan benar saja, Gemini akhirnya jadi ponsel sejuta umat.

"Gemini bisa mempengaruhi pasar menengah ke bawah. Orang yang ingin membeli ponsel diharga Rp 3 jutaan akan melirik Gemini karena Gemini adalah BlackBerry. Hal ini harus mendapat perhatian dari Nokia jika ingin melindungi pangsa pasarnya," papar seorang pengamat kala itu.

Picu Kericuhan

Popularitas BlackBerry belum kendor sampai tahun 2011 walau Android dan iPhone mulai mengancam. Bahkan kalau masih ingat, kedatangan model baru Bellagio atau Bold 9790 memicu kericuhan saat penjualan perdananya di Pacific Place di akhir tahun tersebut.

Kehebohan terjadi karena Bellagio dijual separuh harga menjadi Rp 2,3 juta untuk seribu pembeli pertama. Tak ayal, begitu banyak orang yang ingin mendapatkannya. Sebagian jelas ingin menjualnya lagi dengan bayangan meraup untung tidak sedikit.

Tertibnya antrean di Pacific Place hanya sebentar, yang terjadi kemudian adalah chaos. Ribuan massa berdesak desakan tak terkendali sehingga polisi dan satpam yang menjaga kewalahan. Bahkan banyak yang pingsan.


"Ingat bapak ibu saudara menanti di rumah, keselamatan adalah yang paling utama," teriak petugas, demi menenangkan massa yang tidak sabar. Menurut Kompol Hando yang kala itu menjabat Kapolsek Kebayoran, korban sakit sudah sekitar 90 orang. Polisi pun tidak punya pilihan lain selain menutup loket penjualan Bellagio.


Peristiwa ini ramai diberitakan, bahkan sampai ke media media tenar di mancanegara. Menunjukkan masih tingginya ketenaran BlackBerry di Indonesia.

Sayang kemudian, BlackBerry tak mampu melawan serbuan pasukan ponsel Android. Hingga akhirnya masa kejayaan BlackBerry benar benar berakhir di Indonesia maupun dunia. Dominasi BlackBerry di Indonesia pun hanya tinggal cerita.

http://inet.detik.com/read/2016/03/30/110312/3175660/317/ketika-blackberry-membius-indonesia-sampai-picu-kericuhan
haha ane jmn itu malah blm pake bb
buat para fanboy bb jgn fanatik lah sama bb nya
0
6.5K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.