- Beranda
- Berita dan Politik
POLITIK SARA YANG MEMALUKAN
...
TS
bewox
POLITIK SARA YANG MEMALUKAN
Mau sharing aja satu coretan yang gw rasa cukup masuk akal di suhu politik Indonesia sekarang...
Akhir akhir ini sangat sering kita temukan postingan di medsos yang menyasar etnis tertentu terutama etnis (maaf) China. Mungkin dikarenakan pengalaman kelam saat kerusuhan 1998 dan kasus BLBI yang menghebohkan tersebut, ditambah lagi dengan fenomena Ahok yang menambah heboh ajang pilgub DKI tahun 2017.
Yang tak kalah menarik adalah hujatan terhadap Jokowi yang dianggap sangat pro Aseng dan Asing, padahal kenyataanya jauh panggang dari api. (akan dibahas dalam kesempatan lain)
Dan yang tidak pernah habis juga jadi bahan hujatan terhadap Jokowi adalah tentang hutang RI pada China, mereka mengatakan Jokowi sudah menjual negara RI ke China, menggadaikan negara ini ke China, atau kalau kita bangun pagi kita akan kaget karena negara ini sudah terjual ke China.
Saya mencoba bertanya dan menganalisa kenapa dengan hutang ini, sehingga “mereka” sangat anti terhadap China, dan selalu menghujat Jokowi??, dan terakhir nanti kita akan merasa malu sendiri dengan politik SARA ini.
Pertanyaan saya antara lain, apakah mereka marah dan benci pada negara China atau RRC?, apakah mereka marah dan benci pada etnis orang China?, apakah mereka marah dan benci pada China karena non Muslim atau dikatakan Kafir, dan atau ada alasan lainnya….( nah ini yang paling mungkin efek tidak bisa legowo menerima hasil Pilpres)
Sehubungan dengan hutang Indonesia diatas, kalau kita lihat dan analisa beberapa tahun terakhir ini, dan menurut data 10 tahun belakangan ini, kita sangat tergantung pada hutang, dimana hutang luar negeri Indonesia (HLNI) yang “diwariskan” pada Jokowi saat dilantik tgl 20 Oktober 2014 adalah sekitar $295.934 Juta US Dollar, dan saat ini per Januari 2016 total HLNI adalah $308.050 Juta US Dollar, atau selama kurun waktu memerintah Jokowi menambah HLNI sekitar $13 Juta US Dollar, kalau berdasarkan tahun anggaran, jumlah HLNI dibuat Jokowi dari Desember 2014 adalah $310.722 Juta US Dollar dan Desember 2015 adalah $293.708 Juta US Dollar, atau bertambah sekitar $ 17 Juta US Dollar.
Bandingkan dengan hutang yang dibuat pemerintahan RI sebelumnya, dimana HLNI Desember 2014 adalah $293.708 Juta Dollar dan Desember 2013 HLNI adalah $266.109 Juta US Dollar, atau hutang bertambah dalam 1 tahun adalah sekitar $27 Juta US Dollar. (mana yang banyak hayooo?)
Dari komposisi Hutang tersebut, urutan negara pemberi hutang sampai tahun 2012 adalah:
1. Jepang
2. Singapore
3. Amerika
4. Belanda
5. Negara negara Eropa
6. China
7. Hongkong
Sumber: http://www.bi.go.id/en/statistik/uta...i/Default.aspx
Menurut detik.com, pada tahun 2011, pemerintahan SBY mulai beralih dari Jepang ke China dan Singapore, dimana ditandai dengan penurunan pinjaman dari Jepang dan peningkatan pinjaman dari Singapore, China dan Hongkong. Hal ini terjadi dikarenakan saat itu SBY mulai mengalihkan perhatiannya ke China dan mulai banyak membuat kerjasama dengan China, hal ini terbukti dengan penanda tanganan 22 perjanjian kerjasama denagn China oleh Menko Ekonomi Hatta Radjasa pada tanggal 29 Maret 2011.
Senyum sipu SBY dan Wen Jiabao
Keakraban Hatta Radjasa dan Wang Yi
Pada saat itu Hatta rajasa mengatakan, Indonesia dengan China akan menandatangani 22 perjanjian kerjasama diberbagai sektor. Hal ini terkait kedatangan Perdana Menteri China Wen Jiabao ke Indonesia. Maka sejak itu komposisi negara utama pemberi hutang mulai mengalami perubahan posisi China mulai naik sampai saat ini menempati posisi ke 3 sebagai pemberi hutang pada Indoesia setelah Singapore, Jepang dan baru China.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, penandatangan tersebut akan dilakukan dua tahap. China berkomitmen menggelontorkan investasi hingga US$ 10 miliar.
“Sebagian dalam bisnis gathering besok, dan sebagian di dalam menteri di depan presiden pada hari ini,” kata Hatta ketika ditemui di Hotel Shangrila, Jakarta, Jumat (29/4/2011). http://finance.detik.com/read/2011/0...-22-perjanjian
Sejak tahun 2012, mulailah pemerintah RI berpaling dari jepang ke China dan Singapore dalam hal mendapatkan hutang luar negeri.
Tapi yang kena hujat dan selalu jadi sasaran kemarahan adalah Jokowi, kenapa selama 4 tahun terakhir ini mereka diam???….. anehh kann?
Sumber: http://www.bi.go.id/en/statistik/uta...i/Default.aspx
Kenapa berpaling ke China, kok tidak ke Eropa atau Amerika, atau ke negara negara Islam di Timur Tengah??
Sejak awal tahun 2001 Eropa mulai dilanda krisis ekonomi, yang dimulai dengan bergabungnya Yunani ke Zona Eropa sampai Yunani dinyatakan Bankrut, demikian juga dengan Amerika dengan hutang merek yang melebihi 100% dari PDB mereka, sedangkan negara Timur Tengah, mereka tidak berhenti mengalami perang sadara sejak dimulainya invasi Irak ke Amerika tahun 2003.
Dari semua negara di dunia saat ini China adalah negara yang cukup stabil keadaan ekonominya, terbukti perekonomian mereka masih bisa tumbuh rata 6-7% pertahun. Jepang walau kelihatannya stabil, ternyata juga mengalami kelesuan ekonomi, sehingga merek menerapkan sistim suku bunga minus saat ini.
http://finance.detik.com/read/2016/0...dalam-25-tahun
http://finance.detik.com/read/2016/0...-bunga-negatif
Jadi pilihan yang jatuh ke China dan Singapore, lebih dikarenakan tersedianya dana segar dan juga dalam rangka mengurangi dominasi Dollar Amerika yang sangat dominan mempengaruhi ekonomi dunia dan juga Indonesia, sehingga kita mudah sekali diombang ambingkan dengan naik turunnya kurs dollar Amerika, tapi kelihatannys cendrung terus menaik, sehingga pada keadaan tertentu membuat kita kalang kabut, padahal kita terpaut jauh dengan Amerika baik dalam hal jarak maupun waktu serta teknologi.
http://indonesia.rbth.com/economics/...ber_dana_27287
Disamping itu untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang memerlukan pembiayaan yang sangat besar, tapi tidak memberatkan anggaran negara, sehingga anggaran negara lebih fokus digunakan pada daerah lain yang tidak mempunyai nolai ekonomi jangka pendek, maka Jokowi mengembangan sistim pembiayaan pembangunan infrastruktur dengan sistim Business to Business atau skema B to B, jadi yg membiayai adalah swasta dan dikelola swasta dalam jangka waktu tertentu akan kembali dikelola negara. Contoh paling anyar adalah proyek kereta cepat Jakarta – Bandung. this HTML class. Value is http://www.bbc.com/i
Kembali pada postingan diatas, ternyata sejak 10 tahun belakangan ini, negara yang menjadi pemberi hutang terbanyak adalah Negara Jepang dan Singapore, ada beberapa hal yang terkait dari pertanyaan saya tersebut, kalau kita berkoar koar mencap kafir sana sini, menghujat china kesana sini, apa ngak malu kita, menghujat kafir (dengan konotasi menghina dan menghujat)?, tapi merekalah yang paling banyak membantu kita dalam pebangunan negara ini, paling banyak meminjamkan uang mereka pada negara kita
Khusus pada anda PNS dan Pejabat Negara berhentilah menyebarkan kebencian melalui POLITIK SARA YANG MEMALUKAN ini untuk memojokkan etnis tertentu khususnya China, karena mungkin (hampir pasti) uang yang selama ini digunakan Pemerintah untuk membayar gaji kita, memberi makan anak istri kita,ternyata etnis merekalah yang dari 10 tahun atau mungkin berpuluh tahun yang lalu yang memberikan uang tersebut walau dalam bentuk hutang pada kita dan juga sebagai modal untuk menyelenggarakan negara ini dan membangun infrastruktur yang kita nikamti sehari hari….
Inilah yang saya sebut “POLITIK SARA YANG MEMALUKAN” yang merajai dunia penghasutan melalui medsos terutama Facebook saat ini…
Maka mulai sekarang, ayolah hentikanlah hujat menghujat, hina menghina, menyudutkan etnis tertentu, sehingga Indonesia yang damai bisa terwujud. Terlampau banyak waktu dan tenaga yang terbuang percuma hanya untuk saling meghujat dan saling mencaci…..
Kalau mereka bersalah atau melakukan tindak pidana silakan saja laporkan pada penegak hukum, bukan malahan menebarkan kabar yang belum tentu benar atau bohong di media sosial.
Untuk sama sama direnungkan wahai saudaraku sebangsa dan stanah air
Seoul, 25 Maret 2016
Dr. Hermansyah Koto
SUMURNYA
Quote:
POLITIK SARA YANG MEMALUKAN
Akhir akhir ini sangat sering kita temukan postingan di medsos yang menyasar etnis tertentu terutama etnis (maaf) China. Mungkin dikarenakan pengalaman kelam saat kerusuhan 1998 dan kasus BLBI yang menghebohkan tersebut, ditambah lagi dengan fenomena Ahok yang menambah heboh ajang pilgub DKI tahun 2017.
Yang tak kalah menarik adalah hujatan terhadap Jokowi yang dianggap sangat pro Aseng dan Asing, padahal kenyataanya jauh panggang dari api. (akan dibahas dalam kesempatan lain)
Dan yang tidak pernah habis juga jadi bahan hujatan terhadap Jokowi adalah tentang hutang RI pada China, mereka mengatakan Jokowi sudah menjual negara RI ke China, menggadaikan negara ini ke China, atau kalau kita bangun pagi kita akan kaget karena negara ini sudah terjual ke China.
Saya mencoba bertanya dan menganalisa kenapa dengan hutang ini, sehingga “mereka” sangat anti terhadap China, dan selalu menghujat Jokowi??, dan terakhir nanti kita akan merasa malu sendiri dengan politik SARA ini.
Pertanyaan saya antara lain, apakah mereka marah dan benci pada negara China atau RRC?, apakah mereka marah dan benci pada etnis orang China?, apakah mereka marah dan benci pada China karena non Muslim atau dikatakan Kafir, dan atau ada alasan lainnya….( nah ini yang paling mungkin efek tidak bisa legowo menerima hasil Pilpres)
Sehubungan dengan hutang Indonesia diatas, kalau kita lihat dan analisa beberapa tahun terakhir ini, dan menurut data 10 tahun belakangan ini, kita sangat tergantung pada hutang, dimana hutang luar negeri Indonesia (HLNI) yang “diwariskan” pada Jokowi saat dilantik tgl 20 Oktober 2014 adalah sekitar $295.934 Juta US Dollar, dan saat ini per Januari 2016 total HLNI adalah $308.050 Juta US Dollar, atau selama kurun waktu memerintah Jokowi menambah HLNI sekitar $13 Juta US Dollar, kalau berdasarkan tahun anggaran, jumlah HLNI dibuat Jokowi dari Desember 2014 adalah $310.722 Juta US Dollar dan Desember 2015 adalah $293.708 Juta US Dollar, atau bertambah sekitar $ 17 Juta US Dollar.
Bandingkan dengan hutang yang dibuat pemerintahan RI sebelumnya, dimana HLNI Desember 2014 adalah $293.708 Juta Dollar dan Desember 2013 HLNI adalah $266.109 Juta US Dollar, atau hutang bertambah dalam 1 tahun adalah sekitar $27 Juta US Dollar. (mana yang banyak hayooo?)
Dari komposisi Hutang tersebut, urutan negara pemberi hutang sampai tahun 2012 adalah:
1. Jepang
2. Singapore
3. Amerika
4. Belanda
5. Negara negara Eropa
6. China
7. Hongkong
Sumber: http://www.bi.go.id/en/statistik/uta...i/Default.aspx
Menurut detik.com, pada tahun 2011, pemerintahan SBY mulai beralih dari Jepang ke China dan Singapore, dimana ditandai dengan penurunan pinjaman dari Jepang dan peningkatan pinjaman dari Singapore, China dan Hongkong. Hal ini terjadi dikarenakan saat itu SBY mulai mengalihkan perhatiannya ke China dan mulai banyak membuat kerjasama dengan China, hal ini terbukti dengan penanda tanganan 22 perjanjian kerjasama denagn China oleh Menko Ekonomi Hatta Radjasa pada tanggal 29 Maret 2011.
Senyum sipu SBY dan Wen Jiabao
Keakraban Hatta Radjasa dan Wang Yi
Pada saat itu Hatta rajasa mengatakan, Indonesia dengan China akan menandatangani 22 perjanjian kerjasama diberbagai sektor. Hal ini terkait kedatangan Perdana Menteri China Wen Jiabao ke Indonesia. Maka sejak itu komposisi negara utama pemberi hutang mulai mengalami perubahan posisi China mulai naik sampai saat ini menempati posisi ke 3 sebagai pemberi hutang pada Indoesia setelah Singapore, Jepang dan baru China.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, penandatangan tersebut akan dilakukan dua tahap. China berkomitmen menggelontorkan investasi hingga US$ 10 miliar.
“Sebagian dalam bisnis gathering besok, dan sebagian di dalam menteri di depan presiden pada hari ini,” kata Hatta ketika ditemui di Hotel Shangrila, Jakarta, Jumat (29/4/2011). http://finance.detik.com/read/2011/0...-22-perjanjian
Sejak tahun 2012, mulailah pemerintah RI berpaling dari jepang ke China dan Singapore dalam hal mendapatkan hutang luar negeri.
Tapi yang kena hujat dan selalu jadi sasaran kemarahan adalah Jokowi, kenapa selama 4 tahun terakhir ini mereka diam???….. anehh kann?
Sumber: http://www.bi.go.id/en/statistik/uta...i/Default.aspx
Kenapa berpaling ke China, kok tidak ke Eropa atau Amerika, atau ke negara negara Islam di Timur Tengah??
Sejak awal tahun 2001 Eropa mulai dilanda krisis ekonomi, yang dimulai dengan bergabungnya Yunani ke Zona Eropa sampai Yunani dinyatakan Bankrut, demikian juga dengan Amerika dengan hutang merek yang melebihi 100% dari PDB mereka, sedangkan negara Timur Tengah, mereka tidak berhenti mengalami perang sadara sejak dimulainya invasi Irak ke Amerika tahun 2003.
Dari semua negara di dunia saat ini China adalah negara yang cukup stabil keadaan ekonominya, terbukti perekonomian mereka masih bisa tumbuh rata 6-7% pertahun. Jepang walau kelihatannya stabil, ternyata juga mengalami kelesuan ekonomi, sehingga merek menerapkan sistim suku bunga minus saat ini.
http://finance.detik.com/read/2016/0...dalam-25-tahun
http://finance.detik.com/read/2016/0...-bunga-negatif
Jadi pilihan yang jatuh ke China dan Singapore, lebih dikarenakan tersedianya dana segar dan juga dalam rangka mengurangi dominasi Dollar Amerika yang sangat dominan mempengaruhi ekonomi dunia dan juga Indonesia, sehingga kita mudah sekali diombang ambingkan dengan naik turunnya kurs dollar Amerika, tapi kelihatannys cendrung terus menaik, sehingga pada keadaan tertentu membuat kita kalang kabut, padahal kita terpaut jauh dengan Amerika baik dalam hal jarak maupun waktu serta teknologi.
http://indonesia.rbth.com/economics/...ber_dana_27287
Disamping itu untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang memerlukan pembiayaan yang sangat besar, tapi tidak memberatkan anggaran negara, sehingga anggaran negara lebih fokus digunakan pada daerah lain yang tidak mempunyai nolai ekonomi jangka pendek, maka Jokowi mengembangan sistim pembiayaan pembangunan infrastruktur dengan sistim Business to Business atau skema B to B, jadi yg membiayai adalah swasta dan dikelola swasta dalam jangka waktu tertentu akan kembali dikelola negara. Contoh paling anyar adalah proyek kereta cepat Jakarta – Bandung. this HTML class. Value is http://www.bbc.com/i
Kembali pada postingan diatas, ternyata sejak 10 tahun belakangan ini, negara yang menjadi pemberi hutang terbanyak adalah Negara Jepang dan Singapore, ada beberapa hal yang terkait dari pertanyaan saya tersebut, kalau kita berkoar koar mencap kafir sana sini, menghujat china kesana sini, apa ngak malu kita, menghujat kafir (dengan konotasi menghina dan menghujat)?, tapi merekalah yang paling banyak membantu kita dalam pebangunan negara ini, paling banyak meminjamkan uang mereka pada negara kita
Khusus pada anda PNS dan Pejabat Negara berhentilah menyebarkan kebencian melalui POLITIK SARA YANG MEMALUKAN ini untuk memojokkan etnis tertentu khususnya China, karena mungkin (hampir pasti) uang yang selama ini digunakan Pemerintah untuk membayar gaji kita, memberi makan anak istri kita,ternyata etnis merekalah yang dari 10 tahun atau mungkin berpuluh tahun yang lalu yang memberikan uang tersebut walau dalam bentuk hutang pada kita dan juga sebagai modal untuk menyelenggarakan negara ini dan membangun infrastruktur yang kita nikamti sehari hari….
Inilah yang saya sebut “POLITIK SARA YANG MEMALUKAN” yang merajai dunia penghasutan melalui medsos terutama Facebook saat ini…
Maka mulai sekarang, ayolah hentikanlah hujat menghujat, hina menghina, menyudutkan etnis tertentu, sehingga Indonesia yang damai bisa terwujud. Terlampau banyak waktu dan tenaga yang terbuang percuma hanya untuk saling meghujat dan saling mencaci…..
Kalau mereka bersalah atau melakukan tindak pidana silakan saja laporkan pada penegak hukum, bukan malahan menebarkan kabar yang belum tentu benar atau bohong di media sosial.
Untuk sama sama direnungkan wahai saudaraku sebangsa dan stanah air
Seoul, 25 Maret 2016
Dr. Hermansyah Koto
SUMURNYA
0
4.7K
Kutip
40
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.3KThread•41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya