Merdeka.com - Berulang kali Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengkritik kerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Saat rapat pimpinan di Balai Kota, kemarin, Ahok memarahi Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Ratna Diah Kurniati, karena tak bisa menindak anak buahnya yang melakukan pungutan liar (Pungli).
"Kita terus nuduh ibu, tapi ibu terus bilang enggak ada. Itu yang selalu saya bilang di taman ini malingnya gila-gilaan, tapi selalu disangkal enggak ada," kata Ahok. Demikian dikutip dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta, Beritajakarta.com, Selasa (29/3).
Kemarahan Ahok kali ini bukan tanpa sebab. Dia menerima laporan Kepala Taman Pemakaman Umum (TPU) di Petamburan melakukan pungutan liar. Hal itu diketahui setelah sejumlah PNS menyamar menjadi warga.
Dalam penyamaran itu, PNS sempat merekam suara kepala TPU yang secara terang-terangan meminta uang. Kepala TPU meminta uang untuk kebutuhan cicilan mobil tiga bulan dan angsuran rumahnya selama dua bulan.
Rekaman suara kepala TPU saat melakukan pungli kemudian diperdengarkan di ruang rapat oleh Ahok.
"Saya sampaikan, kenapa bisa ada pungli di TPU? Karena ada Kepala TPU yang pungli. Kalau Kepalanya lurus, bawahnya nggak berani nggak lurus. Itu teorinya," ucapnya dengan nada meninggi.
Dia meminta pada Ratna bersikap pada kepala TPU nakal yang suka memalak warga agar mendapatkan lokasi makam.
"Saya pengen hukumannya meski jelas ini. Pemecatan saja udah," tegasnya.
Dari rentetan kasus di Dinas Pertamanan, kali ini Ahok memutuskan kembali melakukan perombakan pada Rabu 6 April mendatang. Perombakan termasuk semua kepala TPU di Jakarta.