REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tahun lalu bertemu dengan pimpinan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). Dalam pertemuan itu, Jokowi mempertanyakan mengapa Dubai dan Abu Dhabi menjadi kota yang sangat maju.

Dubai dan Abu Dhabi meloncatnya pesat sekali dari padang pasir berubah menjadi kota yang sangat maju dan modern bahkan melampaui kota-kota modern seperti New York.

"Rupanya warga UEA tak takut bersaing dengan orang-orang asing yang masuk ke negaranya, mereka semua sekolah di perguruan tinggi, dan sekolah lebih tinggi lagi untuk bersaing dengan orang asing," kata Jokowi, Rabu, (23/3).

Warga Dubai dan Abu Dhabi, kata Jokowi, menyikapi kompetisi dengan memperbaiki diri sendiri bukan dengan ketakutan dan khawatir. Ini yang harus dimiliki untuk maju. "Berani terbuka, berani berkompetisi. Di sisi lain pemerintahannya melakukan deregulasi." ujarnya.

Di Indonesia, ujar Jokowi, terlalu banyak aturan dan regulasi. Setiap pemimpin mau mengambil keputusan dengan cepat selalu terhambat oleh regulasi yang ribet dan merepotkan. Inilah yang membuat Indonesia sering ketinggalan. Padahal di era globalisasi keputusan harus dibuat dengan cepat.

"Semakin banya aturan, semakin pusing. Krisis Yunani, kenaikan Yuan, semua itu butuh kebijakan dan keputusan cepat, seringkali aturan itu menghambat, makanya sebaiknya regulasi itu dibuat sederhana saja agar tak menghambat," kata Jokowi.

http://nasional.republika.co.id/beri...-dan-abu-dhabi

tuh denger, maksud doi indon pada jago kandang