News

Regional
Ridwan Kamil: Apa Kota Ini Mau Dibiarkan Dikuasai Preman?
Senin, 21 Maret 2016 | 15:56 WIB
KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI


Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat memeragakan kontak fisik terkait insiden dugaan penamparan kepada sopir angkutan ilegal, Senin (21/3/2016)

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan bahwa Taufik Hidayat, sopir yang melaporkannya atas dugaan pemukulan, beserta tim pengacara hukumnya sedang berupaya mengesampingkan fakta sebenarnya soal pelanggaran aturan hukum.

Pria yang kerap disapa Emil itu menduga mereka merancang sejumlah skenario seakan-akan dirinya terzalimi.

"Mereka tahu melanggar hukum tapi mereka ingin mengesampingkan fakta kalau mereka melanggar hukum. Yang mereka ingin sampaikan adalah dramanya Pak Wali Kota menyentuh pipinya, nunjuk dadanya," ucap Emil di Lacamera Cafe, Jalan Naripan, Senin (21/3/2016).

"Itu yang saya sebut play victim supaya seolah-olah terzalimi. Padahal mah orangnya sehat-sehat saja. Enggak ada apa-apa, lebay-lah. Silakan cek fisiknya. Mau visum juga silakan. Apa yang mau divisum?" tambah Emil.

(Baca juga: Dituduh Tampar Sopir Omprengan, Ridwan Kamil Sebut Itu "Lebay"...)

Emil pun mencurigai ada kejanggalan dalam perkara tersebut. Pasalnya, tak lama setelah kejadian, Taufik langsung memiliki tim kuasa hukum.

"Demikian cepat tiba-tiba punya pengacara. Maka saya juga punya tim advokasi Pak Toni Permana yang akan membahas bahasa hukum," kata dia.

Dia berpendapat, dalam mengelola Kota Bandung, seorang pemimpin tak bisa hanya duduk di belakang meja. Fenomena angkutan ilegal menjadi sekelumit persoalan Kota Bandung yang dia temui di lapangan. Sikap tegas yang dia tunjukan kepada pelanggar menjadi bagian dari improvisasi menegakan aturan hukum.

"Kalau sudah belasan kali berulang-ulang masih begitu, terus kota ini mau dibiarkan dikuasai kekuatan preman seperti itu?" tegasnya.