Kaskus

News

budimansiaAvatar border
TS
budimansia
AHOK: Pilgub DKI Itu Sebuah Tes, Nanti RI Siap Dipimpin Non-Muslim atau Etnis Cina
Ahok: Pilgub Jakarta Itu Sebuah Tes, Nanti Indonesia Akan Siap Dipimpin Non-Muslim Atau Etnis Cina
3/18/2016

AHOK: Pilgub DKI Itu Sebuah Tes, Nanti RI Siap Dipimpin Non-Muslim atau Etnis Cina

NBCIndonesia.com - Pemilihan presiden di Indonesia tidak berhenti sampai Juli 2014 saja. Ada satu pemenang lagi selain Joko Widodo di kursi Presiden RI.

Basuki Tjahaja Purnama, yang lebih dikenal dengan julukan “Ahok”, mengambil alih kursi gubernur DKI Jakarta. Dia adalah etnis Cina pertama yang melakukannya di negara yang 95 persen asli Indonesia dan memiliki populasi Muslim terbesar di dunia. Ahok secara otomatis mengambil alih masa jabatan lima tahun Jokowi.

Di Indonesia, etnis Cina hanya berjumlah sekitar 2 persen dari populasi 240 juta.

Menurut Reuters, etnis Cina di Indonesia sudah bertahun-tahun lamanya dijauhkan dari hirarki politik dan militer. Alasannya sederhana, etnis Cina mengontrol perdagangan dan bisnis di negeri ini, dan diduga memiliki loyalitas yang tinggi ke China.

Kebencian, yang pernah meledak menjadi kerusuhan berdarah di masa lalu, tampaknya semakin berkurang, meskipun tidak juga bertambah.

“Orang-orang memberikan suara karena rekam jejak hari ini,” kata Ahok kepada Reuters dalam sebuah wawancara di kantornya buan April silam. “Ini bukan tentang ras atau agama … atau beberapa ide primordial siapa yang harus menjalankan (negara).”

Polisi Jahat

Ahok berperan menjadi “polisi jahat” karena Jokowi menempati posisi “polisi baik”. Berbeda dengan Jokowi yang biasanya bersuara lembut dan Jawa sekali, Ahok terkenal dengan reputasi sebagai orang yang keras tidak takut untuk menggoyang birokrasi kota.

“Hal pertama yang harus kita perbaiki di sini adalah birokrasi … dengan menguji dan mengevaluasi kinerja mereka,” kata Ahok.

“Kami mengatakan kepada mereka jika mereka tidak ingin mengikuti kami, mereka bisa keluar. Kadang-kadang kami harus menendang mereka keluar. Tentu saja mereka marah, tapi kami tidak peduli.”

Ahok, 48, telah menjadi tangan kanan Jokowi sejak memenangi pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012 ketika pasangan ini menggulingkan incumbent dengan dengan ide-ide memperbaiki banyak masalah kota yang kacau, termasuk lalu lintas yang kronis dan tentu saja banjir.

“Saya pribadi tidak setuju (jika Ahok menjadi gubernur) karena dia terlalu temperamental,” kata dewan kota Boy Bernardi Sadikin kepada media seperti dikutip dari Reuters. Sadikin adalah putra mantan Gubernur DKI Jakarta tahun 1970-an, pemimpin yang populer di ibukota.

Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, memiliki sejarah ketegangan komunal yang terkadang mendidih ke dalam serangan kekerasan dan secara khusus menargetkan minoritas etnis Cina.

Sebagian kelompok Muslim, yang tahun lalu memprotes penunjukan seorang wanita Kristen di kantor distrik Jakarta, juga telah mengancam akan memprotes kenaikan Ahok ke kekuasaan DKI 1.

Tapi Ahok yakin Indonesia akan menjadi lebih pluralis.

“Pilgub Jakarta itu sebuah tes dan … kita melihat lebih banyak etnis Cina untuk (jabatan publik) sekarang,” kata Ahok. “Suatu hari nanti Indonesia akan siap untuk pemimpin non-Muslim atau etnis Cina, bahkan presiden.” Pungkasnya.
http://www.nbcindonesia.com/2016/03/...ebuah-tes.html


Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
MINGGU, 14 DESEMBER 2014 | 19:39 WIB

AHOK: Pilgub DKI Itu Sebuah Tes, Nanti RI Siap Dipimpin Non-Muslim atau Etnis Cina
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyapa wartawan sebelum pelantiakan sebagai Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, 19 November 2014. Dalam pelatikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, perwakilan dari Koalisi Merah Putih sama sekali tidak hadir. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan mulai terbiasa dengan kecaman-kecaman warga yang diterimanya setiap mengeluarkan kebijakan. Warga, kata Ahok, sering kali mengumpat jika keinginannya tak dikabulkan oleh Pemerintah DKI Jakarta.

Di saat itu, warga serempak menyalahkan Basuki lantaran tak memerintahkan anak buahnya agar menuruti keinginan warga. "Saat seperti itu, kelemahan saya diungkit. Mudah saja, sudah Cina, kafir pula," kata Ahok saat memberi sambutan dalam acara Demokrasi Tanpa Korupsi di Museum Nasional, Ahad, 14 Desember 2014. (Baca: Ahok Wajibkan Angkot Berargometer Tahun Depan)

Ahok menuturkan, salah satu contoh kasusnya yakni rencana penggusuran Kalijodo. Warga berkukuh mempertahankan tempat tinggal mereka. Namun di sisi lain, penggusuran tersebut bertujuan memindahkan anak-anak yang ada di wilayah tersebut agar mendapat pendidikan layak dan mengubah tempat itu menjadi ruang terbuka hijau.

Kasus lainnya, ujar Ahok, upaya pengawasan distribusi minuman keras. Ketimbang melarang, ia memilih memperketat pengawasan distribusi mulai dari pabrik hingga konsumen. Alasannya, banyak turis di Ibu Kota yang juga membutuhkan minuman tersebut.

Kasus yang tak kalah memusingkan, kata Ahok, yakni pembebasan lahan dalam proyek sodetan Ciliwung. Ahok menjelaskan proyek tersebut diselesaikan dengan menentukan harga appraisal dan konsinyasi pengadilan lantaran adanya tarik ulur harga antara warga dan pemerintah. "Kami harus memaksakan orang agar taat hukum. Kalau tidak, ngelunjak semua," kata dia.

Ahok mengatakan ketiga kasus tersebut membuatnya menjadi sasaran empuk kemarahan warga. "Kata orang, seribu teman kurang, satu musuh terlalu banyak. Kalau saya, 50 orang musuh juga tak apa, toh sudah telanjur banyak," ujar Ahok.
https://m.tempo.co/read/news/2014/12...ina-kafir-pula


Ahok: Suatu Saat Rakyat Bisa Terima Presiden Non Muslim
18th May 2014 , 07:05 PM

Pemilihan presiden di Indonesia akan berlangsung Juli 2014. Tapi sudah ada satu pemenang. Basuki Tjahaja Purnama, lebih dikenal dengan julukan "Ahok", telah mengambil alih sebagai gubernur ibukota Indonesia Jakarta. Dia adalah etnis Cina pertama yang melakukannya di negara yang 95 persen asli Indonesia dan memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia.

Seorang Kristen, Ahok pendamping (baca: Wagub) Joko "Jokowi" Widodo yang telah melangkah untuk fokus menjalankan pemilihan presiden pada 9 Juli 2014. Dimana jajak pendapat menunjukkan Gubernur Jakarta itu akan menang. Ahok pun secara otomatis mengambil alih untuk menyelesaikan masa jabatan lima tahun Jokowi jika dia menang.

Cina di Indonesia yang hanya sekitar 2 persen dari populasi 240 juta orang bisa saja dibenci karena kontrol mereka yang luas atas perdagangan dan bisnis. Maka masyarakat Tiongkok di Indonesia telah sengaja dijauhkan dari akses politik dan militer di negara yang sudah hampir 70 tahun merdeka ini.

Kebencian, yang telah meledak menjadi kerusuhan berdarah di masa lalu, tampaknya semakin berkurang, meskipun belum berakhir.

Bahkan kritikus mengeluhkan gaya keras Ahok di pemerintahan menjadi hal lain yang disoroti, bukan latar belakangnya.

"Orang-orang memberikan suara untuk track record hari ini," kata Ahok dalam sebuah wawancara di kantornya di April. "Ini bukan tentang ras atau agama... atau beberapa ide primordial yang harus dijalankan (negara)," tandasnya.

Ahok memang berbeda dengan Jokowi yang bersuara lembut dan halus ala Jawa, Ahok telah memperoleh reputasi sebagai orang yang keras tidak takut untuk menggoyang birokrasi kota.

"Hal pertama yang kita harus perbaiki di sini adalah birokrasi... dengan menguji dan mengevaluasi kinerja mereka," tegas Ahok.

"Kami katakan kepada mereka jika mereka tidak mau mengikuti kami, mereka bisa keluar. Kadang-kadang kita harus menendang mereka keluar. Tentu saja mereka marah tapi kami tidak peduli," ungkapnya.

Ahok, 48 tahun, telah menjabat sebagai wakil gubenur sejak memenangkan pemilihan gubernur DKI 2012 ketika pasangannya Jokowi menggulingkan petahana dengan ide-ide transparansi memperbaiki banyak masalah di kota, termasuk kemacetan lalu lintas yang kronis dan banjir.

"Saya pribadi tidak setuju ( dengan Ahok menjadi gubernur ) karena dia terlalu temperamental, " kata anggota dewan kota Boy Bernardi Sadikin.

Sadikin adalah putra dari mantan Gubernur DKI Jakarta tahun 1970-an, Ali Sadikin yang legendaris karena banyak warga percaya dia pemimpin populer dan efektif sebelum Jokowi dan Ahok.

Video Ahok yang kehilangan kesabaran dengan birokrat yang tidak efisien telah ditonton bagai virus di Indonesia tapi publik telah sebagian besar mendukung gayanya yang tanpa basa-basi ini.

Indonesia, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, memiliki sejarah ketegangan komunal dalam bentuk serangan kekerasan yang menargetkan minoritas etnis Cina.

Negara ini melihat salah satu serangan paling mengerikan pada komunitas Tionghoa ialah pada tahun 1998 ketika rakyat Indonesia terpuruk dalam kekacauan politik dan krisis ekonomi setelah krisis keuangan Asia. Massa yang mengamuk metargetkan usaha milik Cina dan dalam beberapa kasus membunuh dan merudapaksanya. Cina-Indonesia pun banyak yang meninggalkan negara ini.

Tapi Ahok yakin Indonesia menjadi lebih pluralis. "Pemilihan sekarang adalah tes dan... kita melihat lebih banyak etnis Tionghoa berjalan untuk (jabatan publik) sekarang," kata Ahok. "Suatu hari nanti Indonesia akan siap menerima pemimpin Cina non-Muslim, bahkan untuk posisi presiden," pungkasnya
http://www.fiskal.co.id/berita/fiska...m#.VuyzMNJ97IU


“Warga Bali Ingin Gubernurnya Hindu (begitu pula Sulut & Papua yg ingin Gubernurnya Kristen). Lalu Mengapa Jakarta Ingin Gubernur Muslim Disoal?”
14/3/2016

Pengamat politik Ahmad Yazid menantang kelompok liberal untuk “bersuara”, terkait keinginan warga Bali yang hanya menghendaki gubernur yang berlatar belakang agama Hindu.’

“Jaringan Islam Liberal (JIL) yang diketuai Ulil Abshar Abdalla tidak bersuara ketika warga Bali hanya menghendaki gubernurnya dari agama Hindu. Ulil itu hanya ribut ketika umat Islam menghendaki pemimpin daerah dari kalangan Islam bila mayoritas daerah tersebut Islam. Padahal itulah karakteristik bangsa Indonesia. Biarkan Bali dipimpin orang Hindu, Papua orang Kristen dan Indonesia orang Islam, termasuk Jakarta orang Islam,” tegas Ahmad Yazid kepada intelijen (14/03).

Menurut Yazid, Ulil dan kelompoknya tidak pernah bersuara ketika umat Islam terzalimi. “Ulil pernah ngak bersuara orang-orang yang diduga teroris diperlakukan zalim oleh Densus 88,” tegas Yazid.

Yazid mengatakan, kelompok liberal hanya ingin merusak bangsa Indonesia. “Kalau lihat pemikiran bidang ekonomi, Ulil lebih setuju pada liberalisme pasar bebas, padahal ini bertentangan dengan Pancasila,” pungkas Yazid.
https://www.intelijen.co.id/warga-ba...muslim-disoal/

-------------------------------------

Pandangan dan mimpi si AHOK aja kok elu percaya dan mau ditanggapi?

emoticon-Big Grin



Diubah oleh budimansia 19-03-2016 09:11
0
6.4K
80
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
691.4KThread56.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.