Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa
pekan terakhir ini, ramai pemberitaan tentang pernyataan pekerja seni sekaligus aktivis hak asasi manusia, Ratna Sarumpaet. Ia menyebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama mampu membeli Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kepolisian, dan TNI. Namun, siapa sangka, Ratna pernah mendukung sikap keras Basuki dalam memimpin Ibu Kota. Saat masih menjadi Wakil Gubernur DKI, Basuki terlihat beberapa kali
dikunjungi Ratna di Balai Kota. Contohnya, pada 7 Juni 2013 lalu,
Ratna mengunjungi Basuki di Balai
Kota. Ratna menyebut kedatangannya ke Balai Kota hanya untuk bersilaturahim sebagai teman lama.
"Ke sini cuma ketemu teman lama
saja. Kan saya ikut dukung beliau, jadi wajar saja," kata Ratna saat itu.
Sementara itu, Basuki menyebut kedatangan Ratna terkait pergelaran budaya.
"Oh (sama Ratna) teman lama.Beliau mau buat panggung dan minta diskon. Ya saya bilang, silakan saja ke TIM (Taman Ismail Marzuki) kalau lewat saya kan biasanya bisa mudah," ujar Basuki.
Kemudian, dukungan Ratna juga
diungkapkan saat menyambangi Balai Kota pada 25 Juli 2013 lalu. Bahkan, menurut dia, sikap keras seorang pemimpin memang diperlukan.
"Iya, memang harus keras. Indonesia ini harus dikerasin, apalagi Jakarta," ujar Ratna. Kembali, ia menyebut kedatangannya hanya sebagai
silaturahim teman lama. Dalam kunjungannya, Ratna mengaku tidak
memberi saran atau kritik bagi kinerja Basuki dalam memimpin DKI
Jakarta.
"Nanti seolah-olah saya mengawasi
atau sebagai atasannya. Dia (Basuki) teman saya, setiap saat saya tengokin," kata Ratna. Pernikahan di Pulau Kelor Harmonisnya hubungan teman lama ini berlanjut pada mudahnya perizinan pernikahan Atiqah
Hasiholan-Rio Dewanto di Pulau
Kelor, Kepulauan Seribu. Ratna
merupakan ibunda Atiqah. Basuki saat itu berharap pernikahan pasangan artis peran itu dapat mempromosikan
pariwisata di Kepulauan Seribu.
"Ada pasangan yang mau jadi model, mau jadi bintang iklan kita. Begitu berhasil, pulaunya jadi terkenal kan? Kalau mereka berdua bilang kapok menikah di pulau, habis sudah program
(Pemprov DKI)," kata Basuki saat
itu. Rio Dewanto pun terlihat beberapa kali menyambangi Basuki untuk mengurus pernikahannya.
Ratna menyesal dukung Ahok Hanya saja, sikap Ratna berubah. Ia balik tidak mendukung pemerintahan Basuki. Bahkan, Ratna mengaku menyesal mendukung pasangan Jokowi-Basuki dalam Pilkada DKI 2012. Dalam sebuah acara, Ratna mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Basuki yang dipandangnya arogan.
"Saya mau buat pengakuan. Dulu
saya mendukung Ahok (Basuki), waktu masih ingin maju melalui jalur independen. Masih ngumpul-ngumpul KTP," ungkap Ratna medio
2015 lalu.
Ratna mengaku mendukung Basuki
agar mimpinya terwujud, yakni kaum minoritas menjadi pemimpin. Namun, ia mulai kesal ketika Basuki mengeluarkan kebijakan pelarangan pemotongan hewan kurban di sekolah dan penggunaan unsur TNI dan Polri dalam melakukan penggusuran permukiman kumuh. Salah satunya seperti di Kampung Pulo.
"Begitu Ahok bikin aturan larang
ini dan itu, kelihatan sombongnya. Ahok tidak mau belajar dari. masyarakat yang dipimpinnya, sangat tidak pantas jadi gubernur," kata Ratna. Hingga akhirnya, Ratna menyebut Basuki telah berhasil membeli KPK, TNI, dan kepolisian.
Pasalnya, menurut Ratna, hingga
kini KPK tak juga menemukan unsur
penyalahgunaan anggaran dalam pembelian sebagian lahan Rumah
Sakit Sumber Waras. Sementara itu, TNI/Polri terus turun tangan dalam penertiban permukiman liar.
Jangankan mereka yang sahabat deket, ane aja sama keluarga yang jelas jelas sedarah bisa pecah karena beda pandangan saat pilpres 2014 ane masih inget dulu sebelum pilpres 2014 ratna ini orang yang cukup vokal menentang FPI, seperti di video ini
Dan setelah declare untuk menjadi pendukung prabowo saat pilpres yang pada waktu itu notabene didukung oleh FPI entah kenapa nggak kedengeran lagi suara kritiknya terhadap FPI. Hingga akhirnya ane denger lama kelamaan jadi berubah haluanya dan sekarang jadi semakin beringas, buas, dengan semangat yang menyala nyala, menyalak nyalak, terkaing kaing, hingga akhirnya sulit membedakan mana realita dan mana halusinasi hingga akhirnya kawan pun berasa seperti lawan . Apa kaskuser disini setuju kalo biang semua kekacauan dan perpecahan yang selama ini terjadi adalah sumbernya dari calon presiden sebelah?