Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jhojaAvatar border
TS
jhoja
Masukan dari orang tua untuk TemanAhok.



Anak muda saatnya belajar yang pintar, bantu orang tua, raih nilai yang maksimal di sekolah atau di perguruan tinggi, bukan sebaliknya, menjadi cecunguk politik atau mesin buldoser para politisi seperti Ahok dan lainnya. Kesana-kemari menjadi sales politik, mengumpul KTP demi kendaraan politik Ahok untuk berkuasa kembali sebagai gubernur petahana Jakarta. Kalaupun teman Ahok digaji, dugaan saya uang recehan. Kalau pun suka-rela, mereka termakan heroisme Ahok yang klise dan anti kemanusiaan.

Belum saatnya, anak muda yang masih tumbuh, menyusun dirinya dengan cara berfikir politik yang kotak-kotak berupa bentuk. Jika saya gubernur seperti Ahok, anak-anak muda itu dianjurkan belajar, pulang rumah membantu orang tua, dikasih pekerjaan yang layak, bukan diajak atau dibiarkan berpolitik praktis.

Untuk apa mereka (teman Ahok) bercape-cape diri memasang kuda-kuda melawan bayang-bayang Ahok? Siapa sebenarnya lawan Ahok? Yang jelas, relawan-relawan teman Ahok itu sedang melawan kontroversi Ahok. Ahok menciptakan begitu banyak musuh untuk dirinya, lalu bocah-bocah ingusan itu dieksploitasi sumber dayanya dalam arus deras politik Pilkada DKI Jakarta 2017.

Prof Yusril sebagai satu-satunya penantang Zhong Wan Xie alias Ahok, laganya santai-santai saja kini. Ia tak punya gerombolan semilitan Teman Ahok. Di media ia tak terlalu mengekspos diri. Ia pun tak punya musuh yang berarti selain keculasan akun-akun anonim di twitter atau kompasiana.

Ahok sedang melawan buah dari keculasan dan kepongahannya di Jakarta. Andaikan ia Zhong Wan Xie, tegas tapi santun dan punya tata krama dalam membangun Jakarta, tentu teman Ahok saat ini tak berdarah-darah di lapangan mengais KTP warga Jakarta. Sudah berdarah-darah mengumpul KTP warga, eh dipecundangi prof Yusril soal paket Cagub-Wagub, dan akhirnya teman-teman Ahok jungkir balik lagi mengais KTP; hehe. Rasanya letih kerja seperti itu.

Andaikan saya diajak teman Ahok untuk bergabung, dibayar Rp.100.000.000/bulan pun saya menolak! Waktu muda terlalu singkat untuk belajar, merumuskan keadaan dan menggapai cita-cita. Untuk apa memompa syahwat politik di usia yang masih cukup muda. Saya tak mau menjadi bagian kelompok yang setiap saat emosinya dikocok lawan politik, membuat saya begitu hipertensi politik. Jangan sampai jantungan pasca pilkada di usia yang masih belia.




Menyaksikan teman Ahok yang fanatik memberhalakan Ahok di linimasa, kadang membuat saya terpingkal-pingkal tertawa geli melihat segerombolan teman Ahok itu. Mereka memaksa diri berpolitik, di usia belia. Padahal masa muda terlalu sebentar, dan politik membutuhkan begitu banyak trombosit untuk melawan masalah, membicarakan soal-soal yang kadang tak terlalu penting, semisal, sekelompok anak muda yang berdiri linglung di Monas memegang kertas bertulis, “Saya Muslim, saya pendukung Ahok, hehe. Kurang kerjaan !

Penulis: Leti lahe/gobalupamolahe(kompasiana)


0
1.1K
12
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.8KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.