Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

budimansiaAvatar border
TS
budimansia
Kekhawatiran Balon Google menjadi Alat Spionase Amrik thd Kedaulatan Wilayah NKRI
Kekhawatiran Mantan Menhub Jusman Syafii Soal Balon Google
Rabu, 16/03/2016 16:26 WIB

Kekhawatiran Balon Google menjadi Alat Spionase Amrik thd Kedaulatan Wilayah NKRI
Mantan Menhub Jusman Syafii

Jakarta - Telkomsel, Indosat Ooredoo dan XL Axiata telah sepakat untuk menguji balon internet Google di Indonesia. Namun kehadiran balon yang dikenal sebagai Project Loon itu menuai kekhawatiran mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal.

Jusman menuliskan kekhawatirannya tersebut di akun Facebooknya. Namun postingan itu memang tak bisa dilihat secara bebas alias dibatasi hanya untuk teman-teman Jusman.

detikINET sendiri telah mengkonfirmasi ke pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Garuda Indonesia itu dan sudah mendapat izin untuk mempublikasi postingannya.

Berikut buah pikiran Jusman terkait balon Google.

Mengapa balon udara Google boleh mengumpulkan informasi di wilayah udara Indonesia?

Di halaman 16 Harian Tempo 16 Maret 2016, hari ini kita bersuka cita karena balon internet Google dimulai. Kita senang ada seratus lebih balon udara melayang di khatulistiwa merekam semua perilaku dan gerak-gerik tingkah laku penduduk Indonesia.

Kita lupa kehadiran balon udara itu akan menghancurkan manfaat infrastruktur fiber optik yang telah ditanam oleh perusahaan nasional kita selama sepuluh tahun terakhir. Palapa Ring kini punya ancaman, data dan informasi apa saja kini diserahkan dengan sukarela dalam kendali private company international.

Kita kini tidak lagi takut setiap jengkal tanah Indonesia dipetakan satu demi satu dan semua informasi tentang kekayaan Indonesia jadi milik private company bernama Google. Kita takut emas dieksplorasi Freeport tapi kita tak pernah khawatir jika di era Internet of Things dan di era Big Data, emas informasi kita dikuasai Google.

Padahal ketika ada satelit masuk alur udara kita semua bilang awas bahaya mata-mata. Ketika saham Indosat dibeli perusahaan asing semua khawatir data penting bisa disedot satelit milik indosat (Padahal perusahaan ini masih ada di Indonesia sementara Google tidak).

Ini mungkin yang disebut dengan pepatah waspada pada semut di ujung lautan, gajah di pelupuk mata bebas bergendang dan menari?

Di mana makna keamanan teritorial kita? Kini dengan seratus balon udara tiap rumah, bangunan dan markas militer kordinatnya telah dapat diimplant ke dalam Google Maps dan GPS dengan akurasi dan presisi amat tinggi. Sebab tiap tiga balon udara bisa definisikan satu titik xyz dalam ruang dengan kekeliruan 0,000001.

Di Amerika sendiri tak mungkin Google atau Telkom Indonesia yang listed di New York Stock Exchange dibolehkan mengoperasikan ratusan balon udara untuk memetakan Pentagon dan objek vital lainnya. Sebab takut akan akibatnya. Setiap orang bisa memanfaatkan ratusan balon udara untuk gunakan smart vechicle, smart weapon dan drone dalam genggamannya untuk mudah masuk ke pintu depan rumah melanggar privasi dan security?

Mudah-mudahan ini hanya ketakutan pribadi saya yang pernah belajar dan mendapatkan tugas mengembangkan ANSS (Aero Navigational Satellite Systems) di era tahun 94-an, 22 tahun lalu. Suatu studi yang juga telah memasukkan unsur teknologi balon udara untuk membimbing pesawat udara secara akurat mendarat di landasan.


Kekhawatiran Balon Google menjadi Alat Spionase Amrik thd Kedaulatan Wilayah NKRI

Kerja sama untuk menerbangkan balon Google sendiri telah disepakati bersama Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata saat mengunjungi markas Google, akhir November 2015 lalu. Balon Google itu rencananya akan menyebarkan sinyal 4G lewat udara di spektrum 900 MHz.

Balon Google ini nantinya akan terbang dan bergerak mengelilingi Indonesia di atas ketinggian 20 kilometer dengan radius pancaran sinyal 40 kilometer. Sinyal yang dihantarkan merupakan sinyal seluler 4G LTE dengan base station buatan Google sendiri.

Menurut Dian Siswarini, President Director & CEO XL Axiata, balon itu bisa terbang selama 150 hari di angkasa. Sebelum balon itu kempis, pihak Google akan mengarahkan lokasi pendaratan balon tersebut di daratan kosong, bukan di lautan, agar perangkat radio pemancarnya bisa diambil dan dimanfaatkan lagi.

Dian menjelaskan radio pemancar yang menempel di balon itu disediakan oleh Google, yang telah didesain khusus agar tahan terhadap air sampai angin kencang. Sementara itu, radio pada balon itu tetap terhubung dengan menara pemancar di darat milik operator seluler.

Dalam catatan, Google sendiri mengkalkulasi, Indonesia membutuhkan sekitar 6.000 balon jika ingin seluruh area Nusantara kebagian sinyal dari atas balon udara. Namun menurut President Director & CEO Indosat Alexander Rusli, yang diuji coba tak akan sebanyak itu
http://inet.detik.com/read/2016/03/1...l-balon-google


3 Operator Tanggapi Isu Ancaman Balon Google
Rabu, 16/03/2016 18:47 WIB

Kekhawatiran Balon Google menjadi Alat Spionase Amrik thd Kedaulatan Wilayah NKRI

Jakarta - Kehadiran balon internet Google masih menuai pro kontra. Mereka yang kontra menyoroti soal ancaman terhadap infrastruktur telekomunikasi eksisting di Indonesia hingga soal mata-mata.

Opini soal balon Google yang tengah ramai dibicarakan salah satunya merupakan postingan dari mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal.

"Kita senang ada seratus lebih balon udara melayang di khatulistiwamerekam semua prilaku dan gerak gerik tingkah laku penduduk Indonesia. Kita lupa kehadiran balon udara itu akan menghancurkan manfaat infrastruktur fiber optik yang telah ditanam oleh perusahaan nasional kita selama sepuluh tahun terakhir. Palapa Ring kini punya ancaman, data dan informasi apa saja kini diserahkan dengan sukarela dalam kendali private company international".

"Kita kini tidak lagi takut setiap jengkal tanah Indonesia dipetakan satu demi satu dan semua informasi tentang kekayaan Indonesia jadi milik private company bernama Google. Kita takut emas dieksplorasi Freeport tapi kita tak pernah khawatir jika di era internet of things dan di era big data, emas informasi kita dikuasai Google".

"Padahal ketika ada satelit masuk alur udara kita semua bilang awas bahaya mata mata. Ketika saham indosat dibeli perusahaan asing semua khawatir data penting bisa disedot satelit milik indosat (padahal perusahaan ini masih ada di Indonesia sementara google tidak)," demikian kutipan dari postingan Jusman di akun Facebooknya, Rabu (16/5/2015).

Kekhawatiran soal balon Google di atas sejatinya bukan hal baru, dan isu ini pun pernah coba diredakan oleh Menkominfo Rudiantara.

"Kalau khawatir dimata-matai balon Google, sebenarnya kita punya ratusan ribu BTS di darat yang mesti lebih dikhawatirkan," kata Menkominfo Rudiantara beberapa waktu lalu menerima kedatangan pendiri Google Sergey Brin di kantor Kemenkominfo.

Sanggahan serupa juga diutarakan oleh Vice President Technology and System Telkomsel Ivan Cahya Permana. Menurutnya, secara umum tak perlu dikhawatirkan terkait keberadaan balon internet Google ini. Pasalnya, yang ditargetkan oleh balon ini adalah coverage yang luas dengan kapasitas terbatas.

"Kalau kita membicarakan Palapa Ring itu kita berbicara kapasitas. Artinya untuk kapasitas tetap saja harus jalan darat tapi untuk coverage bisa pakai teknologi balon ini," jelas Ivan.

"Sementara terkait kekhawatiran adanya mata-mata, ini perlu kajian bersama. Memang segala sesuatu pasti ada risikonya," lanjutnya.

Kehadiran balon yang punya nama Project Loon ini juga dilihat Ivan belum sampai dalam taraf mengancam operator. Lantaran untuk saat ini balon tersebut konfigurasinya sebagai BTS. Singkatnya, balon ini cuma BTS terbang.

"Jadi kalau dilhat dari struktur industri belum ada ancaman yang nyata. Google ini seperti salah satu tower provider cuma towernya di langit," Ivan menandaskan.

Tri Wahyuningsih, General Manager Corporate Communication XL Axiata menambahkan, ketika memutuskan meneken nota kesepahaman untuk melakukan uji teknis balon Google ini, operator pastinya punya banyak pertimbangan. Termasuk jika nantinya balon Google bakal diimplementasikan secara nyata, tak sekadar pengujian.

"Banyak faktor diperhitungkan, yang pasti saat ini karena kita belum benar-benar melakukan ujicoba kita belum tahu. Tapi seperti yang disampaikan Bu Dian (Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata) jika selama itu bisa memberi dampak positif bagi perluasan jaringan masyarakat indonesia, kita akan coba. Tapi jika pas diuji ada yang kurang sesuai, ya itu juga jadi pertimbangan kita," ungkapnya.

Sementara Head of Communication Indosat Adrian Prasanto juga menegaskan bahwa balon internet Google ini belum masuk dalam taraf mengancam bisnis operator.

"Kan loon hanya menjadi tambahan dari BTS yang dimiliki operator untuk memperluas penetrasi internet di Indonesia," singkatnya.
http://inet.detik.com/read/2016/03/1...n-balon-google


Menkopolhukam Beri Lampu Hijau Balon Google Mengudara
Jumat, 11/03/2016 19:11 WIB

Menkopolhukam Beri Lampu Hijau Balon Google MengudaraCEO Indosat Alexander Rusli (Foto: detikINET/Adi Fida Rachman)
Jakarta - Balon internet Google saat ini masih dalam taraf uji coba di Indonesia. Namun implementasi dari program bernama Project Loon itu sudah mendapat restu Menkopolhukam Luhut Panjaitan.

Realisasi Project Loon di Indonesia diharapkan dapat dilakukan pada tahun 2016 agar teknologi besutan Google ini bisa langsung digunakan operator sehingga segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Indosat Alexander Rusli. Dia mengatakan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan baru saja memberikan lampu hijau soal mengangkasanya balon internet Google di Indonesia.

"Kemarin Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Pak Luhut memberikan izin agar Project Loon lebih cepat lagi diterbangkan," ujar Alex saat ditemui usai acara penandatanganan kemitraan bersama IBM dan Lintasarta di Gedung Indosat, Jakarta, Jumat (11/3/2016).

Ketika ditanyakan perkembangannya Project Loon sejauh ini, Alex mengatakan saat ini belum selesai masa uji coba. Sebab ada sejumlah tes yang harus dilakukan sebelum benar-benar dikomersialkan.

"Belum selesai (dites). Belum semua variabel dites, masih jalan sekarang," katanya.
Balon Internet Google (detikINET/Ardhi Suryadhi)

Seperti diketahui Google menggandeng tiga operator Indonesia: Indosat Ooredoo, XL Axiata dan Telkomsel untuk uji coba teknis Project Loon di Indonesia. Nantinya balon Project Loon akan berperan sebagai Base Tranceiver Station (BTS) di udara sehingga dapat menjangkau daerah-daerah terpencil.

Kerja sama operator telekomunikasi Indonesia dengan Google ini menggunakan pita frekuensi 900 MHz, di mana nantinya diperuntukkan sebagai penguat layanan Long Term Evolution (LTE) di Tanah Air
http://inet.detik.com/read/2016/03/1...ogle-mengudara

-----------------------------

Teknologi menjadikan semuanya serba transparan, tanpa bisa dibendung lagi. Bahkan dengan kita menggunakan smart phone, sebagian besar privasi pemakainya sebenarnya sudah menjadi hak operatornya. Itu Google, Facebook, What Apps, apa dikira tidak bisa menjadi alat canggih spionase negara asing? Jelas kok bisa! Makanya beberapa negraa seperti China melarang di negaranya, bukan?

Sekarang ini, jangankan obyek yang lokasinya tetap seperti pangkalan militer misalnya, bahkan obyek yang sedang bergerak pun bisa mereka tandai dengan akurat. Bukankah setiap Pejabat Tinggi, sipil atau militer, sebenarnya posisi dan keberadaannya bisa di tandai dengan tepat secara on-time, bila nomor HP si Pejabat ybs sudah diketahui sebelumnya? Kalau mau membunuhnya, tinggal kirim drone pembunuh untuk memusnahkan si pejabat ybs di lokasi yang sudah ditandai secara akurat sebelumnya, seperti yang dilakukan intelejen Israel kepada pejabat tinggi Palestina dan Hezbollah, serta kelompok perlawanan thd negara yahudi itu contohnya.



emoticon-Big Grin
Diubah oleh budimansia 17-03-2016 11:54
0
3.2K
33
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.