Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

budimansiaAvatar border
TS
budimansia
Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?
Ahok: Kun Fayakun Gue Jadi Gubernur Lagi!
15 MAR 2016 17:23

Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Rimanews - Tak sedikit pun ada kekesalan atau pun aksi serangan balik yang dilakukan calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat dikonfirmasi soal wacana pemberatan syarat calon independen yang bakal dilakukan Komisi II DPR RI.

"Aku mah santai aja, jabatan itu amanah, lu enggak usah rebut. Tuhan yang kasih, Tuhan yang ambil. Yang penting lu kerja aja yang benar," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Selasa (15/03/2016).

Mantan Bupati Belitung Timur itu pun menepis anggapan wacana yang bakal dilakukan Komisi II DPR RI itu merupakan aksi penjegalan yang sengaja dilakukan untuknya, menjelang pesta warga Jakarta yang akan dilakukan Februari 2017 mendatang.

"Aku biasa saja, enggak bisa jegal juga kok, Kun fayakun gue jadi (Gubernur) lagi," terang Ahok seraya tertawa.

Komisi II DPR RI mengeluarkan wacana untuk mengusulkan kenaikan syarat dukungan KTP 10 persen sampai 20 persen. Syarat ini diyakini akan memberatkan calon independen dalam revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

"Timbul wacana di kita bahwa UU Pilkada ini harus pada asas keadilan. Karena syarat untuk calon independen jauh dari syarat untuk parpol, kita naikkan agar tetap berkeadilan," kata Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy.
http://nasional.rimanews.com/politik...Gubernur-Lagi-


Ahok Sudah Menang Sebelum Pilgub DKI Digelar, Kata Ruhut
15 MAR 2016 16:01

Rimanews - Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul memuji calon petahan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memutuskan maju dari jalur perseorangan.

Ruhut menilai, sosok Ahok sangat kuat tanpa dukungan Parpol. Soal kegeraman sejumlah parpol menanggapi keputusan Ahok maju independen, dia meminta partai introspeksi melihat kekuatan calon independen.

"Aku takut sebelum pemilu dia udah menang. Lihat dong sekarang relawannya. Ini instrospeksi untuk partai politik," ujar Ruhut di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Mengenai dugaan penjegalan Ahok melalui Revisi UU Pilkada, Anggota Komisi III ini tak menampik hal tersebut.

"Bisa aja. Tapi kan sesama mereka bersaing. Aku takut dia terus diganjal belum pemilu dia sudah menang. Susah dicegah betul-betul snowbalk biar aja serahkan ke rakyat," katanya.

Seperti diketahui, Komisi II DPR masih memproses revisi UU Pilkada Nomor 8 Tahun 2015. Salah satu klausul yang dibahas ialah memperberat syarat pengajuan calon independen di Pilkada serentak.
Rencananya syarat bagi skala provinsi dari 6,5 hingga 10 persen pemilih tetap dinaikkan 5 persen menjadi 20 persen dari jumlah suara.
http://nasional.rimanews.com/politik...lar-Kata-Ruhut


Anggap Ahok Punya "Sponsor" Gila-gilaan,
PDI-P Dukung Syarat Calon Perseorangan Diperberat
Selasa, 15 Maret 2016 | 19:01 WIB

Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hendrawan Supratikno menegaskan, fraksinya mendukung wacana untuk memperberat syarat bagi calon independen pada pemilihan kepala daerah.

Sebab, pasca-putusan Mahkamah Konstitusi, PDI-P melihat syarat untuk maju sebagai calon independen dan maju diusung parpol tidak seimbang.

"Bukan hanya PDI-P, tapi semua parpol merasakan ketidakadilan tersebut. Putusan MK mendiskon syarat menjadi calon independen," kata Hendrawan saat dihubungi, Selasa (15/3/2016).

Pasca-putusan MK, syarat untuk menjadi calon independen adalah 6,5-10 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pemilu sebelumnya. Sementara syarat calon yang diusung parpol yakni mendapatkan minimal 20 persen kursi di DPRD.

Komisi II DPR berencana mengubah syarat bagi calon independen menjadi 10-15 persen atau yang kedua 15-20 persen dari DPT melalui revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.

"Persoalannya agar diciptakan keadilan untuk mereka yang mau mencalonkan melalui parpol dan perseorangan," ujarnya.

PDI-P menilai calon yang maju sebagai calon perseorangan dan calon yang diusung partai politik tidak boleh dibedakan. Sebab, meski disebut-sebut sebagai calon independen, nyatanya calon perseorangan juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

Dia mencontohkan Basuki Tjahaja Purnama yang memutuskan maju melalui jalur independen untuk Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Ahok juga mendapatkan dukungan baik dari kelompok relawannya, Teman Ahok, maupun dari Partai Nasdem.

"Jadi bukan calon independen, tapi calon perseorangan. Kalau independen itu kan tak tergantung siapa-siapa, kalau kayak Ahok Itu sponsornya gila-gilaan," ujar dia.
http://nasional.kompas.com/read/2016...an.Diperberat.


WOW!! Teman Ahok Habiskan Kisaran 10 Miliar selama Enam Bulan, Itu Duit Darimana?
3/14/2016

Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?

NBCIndonesia.com - Gubernur DKI Ahok minta relawannya ‘Teman Ahok’ untuk bersikap transparan soal dana sumbangan. Sebab, Ahok sudah berkomitmen untuk maju lewat jalur perseorangan dengan berpasangan kepada Heru Budi Hartono.

“Memang (harus transparan), kamu tanya ke Teman Ahok dong. Itu Teman Ahok harus buka sumbangan dari mana,” ujar Ahok, sapaan akrab Basuki, usai menjadi pembicara di Seminar Publik STT RII di Gedung Reformed Millenium Center Indonesia (RMCI) Jalan Industri Blok B14, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 12 Maret 2016.

Diketahui, dikutip dari laman Kompasiana yang ditulis oleh Amal Spiderete pada 10 Maret 2016, dirinya mencoba menghitung aktivitas yang dilakukan oleh Teman Ahok. Menurutnya, Relawan Teman Ahok jika dihitung secara matematika akan menghabiskan dana 10,14 milyar.

Hitungan matematika angka tersebut didapat dari perhitungan di bawah ini.

Pasang booth di mall dengan kisaran harga Rp 5 – 10 juta/booth/minggu. Rata-rata tiap mall buka booth per 6 bulan. Berarti, Rp 5 juta/booth x 26 minggu = Rp. 130 juta/ booth di satu mall. Kalau ada 50 booth saja di 50 titik berbeda secara bergantian, maka 50 x Rp 130 juta/booth di suatu mall = Rp. 6,5 milyar selama 6 bulan ini.

Jika para relawan dibayar Rp. 100.000 per hari (sumber Harian Kompas), dan tidap booth dijaga 4 orang, maka kalau dihitung biaya relawan: 50 booth x 26 minggu x 4 orang x 100 ribu = Rp 3,64 milyar untuk menjaga booth selama 6 bulan

Total bayar booth dan penjaga selama 6 bulan = Rp 6,5 milyar + Rp 3,64 milyar = Rp 10,14 milyar.

Belum dihitung biaya administrasi, seperti fotocopy, kaos seragam, merchandise, biaya sewa kantor di pejaten, dan sebagainya.

“Kita lihat di laporan keuangan di situs temanAHOK.com ada Pihak Ketiga sumbang Rp.500.000.000 di bulan Juni…Siapakah Pihak Ketiga itu? Jadi apakah ada Donator gelap ataukah adakah Relawan yang gila mengatasnamakan dirnya Relawan yang Rela buang Uang segitu besar tanpa Mengharap apa apa atau kembali?”, jelas Amal.
http://www.nbcindonesia.com/2016/03/...isaran-10.html


Siapa pemilik modal besar pendukung Teman Ahok?
Kamis, 10 Maret 2016 20:06

Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?
Teman Ahok

Politik dinamis karena peran para aktornya, pendukungnya, dan waktu serta suasana yang terjadi mengubah kondisi sekitarnya. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah memutuskan untuk maju melalui calon independen. Teman Ahok menargetkan bisa mengumpulkan 1 juta KTP. KPU DKI mensyaratkan minimal sekitar 572 ribu KTP sebagai syarat untuk mencalonkan diri maju menjadi Calon Gubernur DKI. Tentu KTP kelak akan diverifikasi secara teliti. Diduga akan terdapat berbagai kekeliruan. Oleh sebab itu, Teman Ahok perlu mengumpulkan KTP yang lebih banyak lagi. Ahok berharap mendapat 1 juta KTP.

Teman Ahok dengan klaim sepihak telah menghimpun hampir sekitar 800 ribu KTP sebelum tanggal 7 Maret 2016. Teman Ahok mulai berkerja bulan Juni 2015. Artinya, Teman Ahok telah berkerja selama sekitar 8 bulan dan telah membuka sekitar 145 booth di berbagai mall dan lokasi lainnya. Jika 800 ribu formulir telah dicetak, maka dibutuhkan sekitar 1600 rim. Jika harga satu rim sekitar Rp. 350 ribu rupiah, maka dana yang dikeluarkan untuk mencetak 800 ribu formulir sekitar Rp. 560.000.000 (Lima Ratus Enam Puluh Juta Rupiah). Booth di satu mall yang sedang dan besar anggaplah disewa dengan harga Rp. 15.000.000 sebulan. Katakanlah dari 145 lokasi, 30 Booth saja yang disewa dari 145 ribu lokasi, maka biayanya adalah Rp. 450.000.000 (Empat Ratus Lima Puluh Juta Rupiah Sebulan). Anggaplah Teman Ahok 5 bulan saja menyewa di Mall (Mereka telah berkampanye sekitar 8 bulan, bulan Juni 2015-Maret 2016), maka biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp. 2.250.000.000 (Dua Miliar Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah). Relawan yang menjaga booth biasanya 4 orang karena ada 2 shift (setiap shift 2 orang). Setiap yang jaga booth dapat Rp. 100.000/jaga. Jadi, 30 Booth x 150 hari x 4 orang x 100 ribu = Rp. 1.800.000.000 (Satu Miliar Delapan Ratus Juta Rupiah).

Ini semua belum dihitung biaya cetak spanduk, flyer, tim KTP lainnya yang bertugas untuk menginput, menyusun, merapikan, seluruh KTP tersebut. Belum termasuk juga biaya untuk operasionalisasi kantor dan sebagainya. Jadi, untuk KTP saja, Teman Ahok telah menghabiskan dana paling minim di atas Rp. 5.000.000.000 (Lima Miliar Rupiah). Ini Biaya untuk Sesi Pertama Menghimpun Formulir

Ironinya, Formulir KTP yang telah dihimpun tidak sah karena tidak mencantumkan Calon Wakil Gubernur. Mulai tanggal 7 Maret 2016, Teman Ahok memulai untuk mengulang lagi menghimpun Formulir KTP dengan mencantumkan Nama calon Wakil Gubernur. Ahok berharap bisa terkumpul sebanyak 1 juta Formulir KTP. Jika 1 juta Formulir dicetak, maka diperlukan 2000 rim. Jika harga 1 rim KTP sekitar Rp. 350 ribu rupiah. Artinya, dana yang dibutuhkan untuk mencetak 2000 rim formulir KTP saja, itu sudah mencapai Rp. 700.000.000. (Tujuh ratus juta rupiah). Ini belum biaya operasional menyebarkan 2000 rim formulir KTP ini ke seluruh wilayah Jakarta. Teman Ahok dengan waktu sangat mendesak harus bergerak cepat. Saat ini Temanahok.com mengklaim telah membuka sekitar 145 posko untuk menghimpun KTP warga Jakarta. Puluhan booth/kios/posko dibuka di puluhan mall. Jika harga sewa kios di mall rata rata per hari sekitar Rp. 500.000, maka dalam sebulan Rp. 15.000.000. Jika disewa dalam 3 bulan saja, maka harga sewa sudah mencapai Rp. 45.000.000. Jika Teman Ahok menyewa 70 lokasi dari 145 lokasi selama 3 bulan, maka Teman Ahok memerlukan dana sebanyak Rp. 3.150.000 (Tiga Milyar Seratus Lima Puluh Juta Rupiah).

Relawan yang menjaga booth biasanya 4 orang karena ada 2 shift (setiap shift 2 orang). Setiap yang jaga booth dapat Rp. 100.000/jaga. Jadi, 70 booth x 90 hari x 4 orang x 100 ribu = Rp. 2.520.000.000 (Dua Miliar Lima Ratus Dua Puluh Juta Rupiah).

Ini belum termasuk biaya ratusan juta rupiah untuk sewa kantor dan operasioanalisasi kantor, dan biaya untuk tim KTP lainnya yang bertugas untuk menginput, menyusun, merapikan, seluruh KTP tersebut. Jadi, untuk KTP Gelombang Kedua saja, Teman Ahok menghabiskan dana minimal sekitar Rp. 7.000.000.000 (Tujuh Miliar Rupiah). Jika digabung dengan biaya KTP Sesi Pertama, maka Teman Ahok telah mengeluarkan biaya minimal sekitar Rp. 12.000.000 (Dua Belas Miliar Rupiah).

Teman Ahok yang dimunculkan di permukaan adalah anak anak muda. Tentu mereka tidak punya kemampuan untuk membiayai Penghimpunan KTP. Dua Belas Miliar adalah jumlah yang sangat besar bagi kita. Namun, itu adalah biaya yang kecil atau sangat kecil bagi para Pemilik Modal. Siapa Pemilik Modal Besar Pendukung Teman Ahok? Apa kepentingan Pemilik Modal Besar tersebut? Ternyata, biaya untuk maju melalui calon Independen memerlukan biaya yang sangat mahal. Maju melalui calon Independen adalah bagi orang yang kaya, bukan bagi orang yang tidak punya duit. Calon Independen bisa menjadi jalur yang menyuarakan kepentingan Pemilik Modal Besar.
http://www.arrahmah.com/news/2016/03...eman-ahok.html


Ahok Curhat: Di Balik Ketenaran Ada Kepedihan
RABU, 12 AGUSTUS 2015 | 06:09 WIB

Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Gubernur DKI Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menerima kedatangan siswa-siswi pertukaran pelajar daerah dari komunitas Anak Sabang Merauke. Belasan anak diterima Ahok, sapaan Basuki, di Balai Agung serta diizinkan bertanya apa pun tentang orang nomor satu di DKI itu. Salah seorang siswa meminta Ahok membeberkan dukanya selama menjadi gubernur.

Tanpa pikir panjang, Ahok menjawab pertanyaan itu dengan mengutip pepatah kuno milik Konfusius, filsuf asal Cina. “Di balik ketenaran memang ada kepedihan,” kata Ahok, Selasa, 11 Agustus 2015.

Jawaban itu membuat sebagian siswa mengernyitkan dahi. Bergegas Ahok menjelaskan maksud jawabannya itu. “Seakan hidup saya sudah bukan untuk saya sendiri, tapi sudah milik rakyat,” dia berujar.

Menurut dia, menjadi gubernur membuatnya tak lagi bebas menikmati waktu rekreasi dan berbelanja di tempat umum tanpa dikenali oleh masyarakat. Bahkan untuk sekadar minum kopi di gerai dengan suasana santai sudah dianggapnya kesempatan yang istimewa. “Kalau saya minum kopi di mal sebentar saja sudah ada yang mengenali, mengajak salaman, lalu minta foto. Enggak jadi minum kopi, deh,” cerita Ahok.

Pria 49 tahun itu lantas berkelakar bahwa pernah terbersit ide untuk jalan-jalan ke mal dengan menyamar. Dia berencana memakai kumis palsu untuk mengubah penampilannya. Namun Ahok mengaku kerepotan dan tak bisa menahan malu seandainya warga memergoki dia mengubah penampilan. “Wajah saya sudah berubah, tapi suara saya tetap saja khas seperti ini, sehingga mudah dikenali,” kata Ahok merujuk karakter suaranya yang tebal sekaligus serak itu.

Mendengar penjelasan Ahok, siswa-siswa itu tertawa. Namun dia juga mendorong para pemuda untuk tak takut menjadi pejabat meski waktu untuk kegiatan pribadi tersita. Alasan Ahok, menjadi pejabat merupakan satu-satunya cara untuk menolong orang lepas dari jerat kemiskinan. “Semangat itu yang selalu saya bawa sejak dari kampung hingga jadi Gubernur DKI,” Ahok menjelaskan.
https://m.tempo.co/read/news/2015/08...-ada-kepedihan

---------------------------------------

Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?
Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?
Mirip Jokowi, Didukung "sponsor' Gila2an, Ahok Sudah Menang sblm Pilgub DKI Digelar?


AHOK dan teman-teman Ahok coba eloe lawan?



emoticon-Angkat Beer
0
5.9K
51
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.