- Beranda
- Berita dan Politik
Menurut Obama, fundamentalisme Islam di Indonesia didanai Arab
...
TS
heavenisnomore
Menurut Obama, fundamentalisme Islam di Indonesia didanai Arab
Quote:
BBC Indonesia pada 18 Februari 2016 menurunkan laporan berjudul "Anak-anak muda Indonesia makin radikal?" Pada bagian pembuka, kantor berita Inggris versi bahasa Indonesia itu menyebut bahwa kalangan anak muda Indonesia makin mengalami radikalisasi secara ideologis dan makin jauh dari tenggang rasa. Salah satu elemen penanda akan situasi itu, keberadaan banyak kelompok garis keras di perguruan tinggi.
Tulisan BBC Indonesia bersandar pada uraian peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anas Saidi, yang melakukan riset mengenai peningkatan pemahaman konservatif atau fundamentalisme keagamaan khususnya di kalangan mahasiswa di kampus-kampus umum pada 2011. Lima tahun penelitian berlalu, Anas berujar bahwa kecenderungan demikian "tidak berubah dan masih terjadi hingga sekarang."
Ternyata bukan Anas belaka yang punya kegelisahan begitu. Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun. Padahal, ia berdiam lebih dari 14 ribu km dari Indonesia. Dalam hemat presiden Amerika Serikat pertama yang berdarah Afro-Amerika itu, dalang fundamentalisme di negeri ini adalah Arab Saudi dan negara-negara Arab lain di Teluk Persia.
Maklumat Obama itu terungkap dalam tulisan koresponden The Atlantic, Jeffrey Goldberg. Dengan tajuk "The Obama Doctrine", tulisan yang merentangkan banyak hal itu pada satu bagiannya memerinci pembicaraan antara Obama dan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull saat berada di Manila, Filipina, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2015.
Kepada PM Turnbull, merujuk artikel tersebut, Presiden Obama melukiskan amatannya mengenai kondisi di Indonesia yang pelan-pelan bergeser, dari negeri dengan praktik Islam yang tidak kaku dan tegang, menjadi tanah fundamentalis yang tidak mengenal ampun. Menurutnya, telah banyak perempuan Indonesia yang memutuskan untuk berjilbab.
Turnbull pun menanyakan alasan kenapa kondisi itu bisa terjadi.
Obama menjawab, Arab Saudi dan negara-negara Arab di Teluk Persia telah menggelontorkan banyak uang, imam, serta pengajar ke Indonesia. Pada dasawarsa 1990-an, Saudi mengaliri madrasah dan pesantren bermazhab Wahhabi dengan dana besar-besaran demi menanamkan Islam berpandangan fundamentalis yang lebih disukai oleh keluarga kerajaan.
Presiden yang pernah bersekolah di Menteng, Jakarta Pusat, itu pula berkata bahwa orientasi Islam di Indonesia kini lebih condong kepada Arab Saudi. Akunya, kondisi demikian berbeda dari zaman ketika ia masih tinggal di Jakarta.
Di ujung penjabaran Obama, Turnbull bertanya, "Bukankah (orang-orang) Saudi kawan Anda?"
Yang ditanya pun menjawab sambil tersenyum, "Ruwet (menggambarkan hal itu)."
Dalam artikel di The Atlantic itu Obama juga berbicara mengenai fokus AS pada Asia meski konflik di Suriah dan kawasan Timur Tengah lain masih membara. Menurutnya, Asia adalah "bagian dunia yang punya konsekuensi terbesar bagi masa depan Amerika." Ia menegaskan bahwa "tak satu pun dapat berpaling dari masalah ini."
https://beritagar.id/artikel/berita/menurut-obama-fundamentalisme-islam-di-indonesia-didanai-arab
Tulisan BBC Indonesia bersandar pada uraian peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anas Saidi, yang melakukan riset mengenai peningkatan pemahaman konservatif atau fundamentalisme keagamaan khususnya di kalangan mahasiswa di kampus-kampus umum pada 2011. Lima tahun penelitian berlalu, Anas berujar bahwa kecenderungan demikian "tidak berubah dan masih terjadi hingga sekarang."
Ternyata bukan Anas belaka yang punya kegelisahan begitu. Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun. Padahal, ia berdiam lebih dari 14 ribu km dari Indonesia. Dalam hemat presiden Amerika Serikat pertama yang berdarah Afro-Amerika itu, dalang fundamentalisme di negeri ini adalah Arab Saudi dan negara-negara Arab lain di Teluk Persia.
Maklumat Obama itu terungkap dalam tulisan koresponden The Atlantic, Jeffrey Goldberg. Dengan tajuk "The Obama Doctrine", tulisan yang merentangkan banyak hal itu pada satu bagiannya memerinci pembicaraan antara Obama dan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull saat berada di Manila, Filipina, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2015.
Kepada PM Turnbull, merujuk artikel tersebut, Presiden Obama melukiskan amatannya mengenai kondisi di Indonesia yang pelan-pelan bergeser, dari negeri dengan praktik Islam yang tidak kaku dan tegang, menjadi tanah fundamentalis yang tidak mengenal ampun. Menurutnya, telah banyak perempuan Indonesia yang memutuskan untuk berjilbab.
Turnbull pun menanyakan alasan kenapa kondisi itu bisa terjadi.
Obama menjawab, Arab Saudi dan negara-negara Arab di Teluk Persia telah menggelontorkan banyak uang, imam, serta pengajar ke Indonesia. Pada dasawarsa 1990-an, Saudi mengaliri madrasah dan pesantren bermazhab Wahhabi dengan dana besar-besaran demi menanamkan Islam berpandangan fundamentalis yang lebih disukai oleh keluarga kerajaan.
Presiden yang pernah bersekolah di Menteng, Jakarta Pusat, itu pula berkata bahwa orientasi Islam di Indonesia kini lebih condong kepada Arab Saudi. Akunya, kondisi demikian berbeda dari zaman ketika ia masih tinggal di Jakarta.
Di ujung penjabaran Obama, Turnbull bertanya, "Bukankah (orang-orang) Saudi kawan Anda?"
Yang ditanya pun menjawab sambil tersenyum, "Ruwet (menggambarkan hal itu)."
Dalam artikel di The Atlantic itu Obama juga berbicara mengenai fokus AS pada Asia meski konflik di Suriah dan kawasan Timur Tengah lain masih membara. Menurutnya, Asia adalah "bagian dunia yang punya konsekuensi terbesar bagi masa depan Amerika." Ia menegaskan bahwa "tak satu pun dapat berpaling dari masalah ini."
https://beritagar.id/artikel/berita/menurut-obama-fundamentalisme-islam-di-indonesia-didanai-arab
sudah jelas siapa biang keributan pilkada
0
1.6K
Kutip
14
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.8KThread•41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru