SURABAYA, KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku, namanya tidak hanya disebut-sebut sebagai kandidat calon gubernur DKI.

Ia mengatakan, namanya juga pernah disebut masuk ke dalam jajaran Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Nama saya juga sempat masuk jadi kandidat menteri di kabinet pimpinan Presiden Jokowi, tetapi saya tidak bisa, saya masih punya komitmen dan janji dengan warga Surabaya," kata Risma seusai menyaksikan Gerhana Matahari total (GMT) di Pantai Kenjeran, Rabu (9/3/2016).

Dia mengaku sudah dua kali menghadap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk menyampaikan penolakannya itu.

"Yang pertama, saya disebut sebagai calon menteri, saya menghadap. Baru-baru ini, saya juga dijadikan cagub DKI, saya juga menghadap," tambah dia.

Di hadapan Megawati, Risma juga menekankan, dia tidak bisa mengingkari komitmen dan janjinya untuk memimpin Surabaya hingga lima tahun ke depan.

Sebelumnya, nama wali kota perempuan pertama Surabaya itu disebut-sebut masuk bursa calon gubernur DKI yang akan diusung PDI-P.

Selain Risma, nama lain yang juga muncul adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Belakangan, ketiganya sama-sama menolak dan memilih menyelesaikan tugasnya menjadi kepala daerah di tempat masing-masing.

http://regional.kompas.com/read/2016...campaign=Kknwp

Bu Risma memang lebih baik di Surabaya saja. Saya yakin beliau konsisten dengan pernyataan ini. Lagipula bukan hal yg mudah untuk mengalahkan Ahok di DKI. Taruhannya juga tidak main2, yaitu kesejahteraan rakyat Surabaya. Jika Risma maju, maka Surabaya dipegang Wisnu, bakal rusak Surabaya, bisa sia2 pekerjaan Risma selama ini. PDIP tidak punya calon lain yg lebih bagus. Jadi secara politis, masih ada kemungkinan ikut mendukung Ahok meski harga diri partai yg tinggi itu bakal terluka