Assalamu'alaikum semuanya. Aku mau menceritakan kisah perjalanan cinta aku disini. Tapi aku gabisa menggunakan nama sebenarnya, semua nama disini aku samarkan. Bocoran sedikit ya, saat ini aku selalu mendapat teror dari mantan pacarku waktu SMK dahulu, kita sudah berpacaran 4 tahun. Dan sebenernya aku takut untuk membuat cerita ini, terlebih lagi dia sudah kaskus addict. Tapi, aku ingin membuat dia sadar akan perlakuannya terhadap aku. Let's start.


Intro

Aku berumur 20 tahunan, panggil aku dengan sebutan Lika. Aku merupakan mahasiswi dan pekerja. Ini merupakan kisah perjalanan cinta yg amat sulit aku lalui, aku merasa masa depanku telah lenyap dihancurkan masa laluku. Yaps, semua masa depan akan bermula dari masa lalu. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, aku merasa aku bukanlah wanita yg beruntung. Dimana setiap wanita hendak meniti masa depannya, dan diriku hanya mencemaskan bagaimana masa depanku kelak dengan ketakutan untuk memulainya. Aku merasa takut melihat masa depanku, tapi aku terlalu kuat untuk menyerah dan mengaku kalah. Fyi, aku masih di tengah tengah kisah ini, dan aku merasa membutuhkan sebuah media untuk melampiaskannya, karna aku tahu tidak ada seorangpun yang dapat mendukungku disaat bayanganku pun telah lenyap dan tak terlihat lagi. Mungkin saja di antara readers ada yg dapat memberikan aku saran dan solusi nantinya hehe. Aku disini, dibalik layar laptop dengan harapan kalau dunia akan menerimaku. Dan tentunya menerima dirinya juga, My sunshine.


Psst, aku bukan penulis layaknya blogger loh gan, sist. Jadi, aku ga ngerti gimana caranya buat bikin link partnya, maafkan ke-kudet-an aku ini ya. Oh iya, aku gak akan menceritakan kisal awal percintaanku dengan mantanku di 4 tahun silam, bagiku itu terlalu lama, and I think I'll grow up in front of my laptop.


*****
Intro #Tomi

Tomi adalah tipe cowo yg menyia-nyiakan aku, Dia lebih memilih 2 bulan tidak menemuiku untuk beristirahat setelah 5 hari kerjanya. Dia bekerja di tempat yg lumayan jauh dan mengharuskan dia untuk menyewa sebuah kost-kostan. Rumah dia masih di jakarta, ada di suatu tempat tapi gabisa aku sebutin. Dan ketika weekend, dia mengambil kuliah di salah satu univ yg lumayan mahal persemesternya. Dalam seminggu, 5 hari kerja, 2 hari weekend kuliah. Waktu buat pacarnya kapan, gan? eits, jgn menghakimi wanita dulu ya setelah baca yg tadi, aku merupakan wanita yg dapat mengerti setiap kondisi/keadaan orang yang aku sayang. Dia mengambil kuliah karyawan, jadwalnya pun masih memungkinkan untuk kami bertemu, perkuliahannya hanya di hari sabtu dan minggu, jamnya? Sekitar jam 3 siang dan sampai malam. Aku selalu memintanya untuk kerumahku sebelum dia ke kampus. Aku hanya minta dia untuk menyempatkan bertemu walaupun dengan waktu yg minim. Tapi yg aku dapat hanya keluhan akan rutinitasnya, "Aku capek, aku gabisa kesana", "Aku ada jam pengganti, ngampusnya dari pagi jadinya", dan blablabla. Dia jarang memberikan kabar kepadaku, seakan dia lupa kalau dia punya pacar. Dia selalu menggampangkan semuanya, dia tidak sadar akan perasaanku yg makin hari makin menipis kepadanya. Jenuh. Itu yg aku rasakan hingga di tiitik akhir ini.

Tanggal 23 Desember 2015 (Tanggal jadian aku dengan mantanku, Tomi) itu tanggal palsu loh guys, aku gabisa nulis tanggal aslinya dikarenakan masalah yg masih kami landa. Tomi kerumahku, saat itu hari rabu. Entah kenapa dia bisa datang kerumahku, biasanya dia tidak pernah kerumahku kecuali hari weekend. Memang, saat itu hubungan kami telah renggang, dan saat itu juga hari monthsarry kami yg ke 46 bulan (4 tahun kurang 2 bulan). Aku lupa jam pastinya dia sampai kerumahku, yg pasti dia mengajak aku pergi karna ingin menonton dan makan. Aku pergi bersamanya ke salah satu mall yg tidak begitu jauh. Dia membeli tiket bioskop untuk kami, karna jam tayang film tersebut masih ada sekitar satu jam, kami menghabiskan waktu untuk makan terlebih dahulu. Kita makan di romalia (Nama adeknya bastian steel)

Tomi : "Tadi kamu bercanda kan minta putus sama aku?"
Aku : "Aku serius, aku ga kuat sama kamu, aku ngerasa cuma aku yg pertahanin hubungan kita dan kamu engga"
Tomi : "Udah abisin dulu aja makannya, nanti aja ngomonginnya"
Aku : "Tapi aku serius, aku beneran mau putus"
Tomi : "Kamu kenapa sih? Udah makan cepetan"
Aku : "Aku beneran mau putus"
Tomi : "Sayang, makan dulu ya, abis ini kita nonton, udah cepet dimakan ah" Yayayaaaa, jurus mautnya keluar. Tapi, aku gaboleh gagal kali ini, aku harus bener-bener resmi putus darinya. Pikirku, dalam hati.

Seselesainya kami makan, kami langsung nonton bioskop, entah film apa yg kami tonton, aku lupa. Film berakhir, waktu sudah makin malam. Tomi mengantarkanku pulang dengan motor maticnya. Kami melanjutkan perbincangan kami saat di romalia tadi.

Aku : "Kita resmi putus ya berarti"
Tomi : "Kamu apa-apaan sih, aku gamau"
Aku : "Kamu sadar dong sama semua sikap kamu ke aku, aku gakuat, aku mau putus"
Tomi : "Yaudah mendingan kita mati berdua aja kalo gitu"
Aku : "kamu gilak ya, kamu bawa anak orang ini woy" Aku menyadarkan Tomi yg sedang emosi sembari melajukan motornya dengan sangat kencang.
Aku : :Astagfirullah, pelanin gak bawa motornya!" Aku membentaknya. Tomi menurutinya, dia melambatkan laju motornya.
Tomi : "Yaudah kalo mau kamu gitu, aku ga akan mau kenal kamu lagi, anggep aja kita gapernah kenal"
Aku : "Loh kok gitu? Kita tetep bisa jaga silaturahmi, Tom"
Tomi : "Tapi aku gamau, aku gamau kenal kamu lagi"
Aku : "Yaudah, berarti sekarang hari terakhir kita ya, selamat tanggal jadi kita yg ke 46 bulan, Tom"
Kami sudah sampai dirumahku, aku turun dari motor Tomi, lalu ia memutarkan motornya dan bergegas pulang.
"Tom, kamu hati-hati ya"

Tomi melajukan motornya tanpa mengacuhkan perkataanku. Aku memakluminya, karna aku tahu apa yg ia rasakan saat ini.