Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mahadewakuntiAvatar border
TS
mahadewakunti
Agni Pratistha : Keajaiban Salat Membawanya Menjadi Muslim
Agni Pratistha : Keajaiban Salat Membawanya Menjadi Muslim

Selasa, 24 Maret 2015



FASTNEWS, Jakarta (24/3)-Sosoknya tenang, supel, ekspresif dan ramah. Titel keartisan yang melekat pada dirinya tak lantas membuatnya congkak dan besar kepala. Agni Pratistha mengawali debut keartisannya sebagai model yang kemudian menyandang predikat Puteri Indonesia tahun 2006 hingga menjadi bintang film. Dalam perjalanan hidupnya, tak sedikit pengalaman berharga yang ia lewati sehingga mampu menuntunnya menjadi pribadi yang lebih baik. Termasuk ketika gadis 28 tahun ini memutuskan untuk menjadi mualaf. Keinginannya untuk memeluk agama Islam datang secara ajaib dan tulus dari hati yang paling dalam. Seperti apa kisahnya?

Karier artis cantik Agni Pratistha Arkadewi Kuswardono di dunia hiburan berawal sebagai model. Kala itu ia masih berusia 13 tahun. Agni juga pernah mengikuti Cosmogirl of the Year tahun 2003 dan menjadi Juara II. Setelah itu dunia acting mulai dirambah  dengan membintangi beberapa iklan produk kecantikan ternama dan bermain dalam sebuah film garapan sutradara handal Rudi Soedjarwo yang bertajuk Mengejar Matahari (2004). Tahun 2006, adik kandung aktris Sigi Wimala ini menjajal kontes kecantikan Puteri Indonesia dan secara mengejutkan ia berhasil keluar sebagai Juara I serta mewakili Indonesia pada ajang Miss Universe di Mexico tahun 2007.

Saat namanya mulai tersohor, Agni memilih untuk menyingkir sejenak dari hiruk pikuknya dunia hiburan. Selama empat tahun Agni bekerja sebagai wartawan pada sebuah majalah remaja Cosmo Girl. Hingga pada akhirnya, awal tahun 2012, kerinduannya pada dunia yang telah membesarkan namanya itu membuat Agni kembali. “Sekarang lagi sibuk promo film, kemarin kan Jakarta Hati udah rampung dan udah tayang di bioskop, sekarang lagi promo film Cinta Tapi Beda keluarnya bulan Desember ini. Terus ada lagi film 9 Summer, syutingnya baru aja selesai, keluarnya bulan Maret tahun depan. Alhamdulillah nggak lamaresign dari majalah, langsung dapat tawaran main film, jadi nggak salah langkahnya,” terang Agni bangga.

Menurutnya, saat ini proses syuting filmnya secara keseluruhan telah rampung, sehingga banyak waktu baginya untuk melakukan pekerjaan yang lain. “Aku lagi belajar nulis, apa aja aku tulis. Mulai dari buku, artikel, atau skrip film. Aku juga lagi mencoba nulis buku kesehatan untuk anak-anak, tapi belum selesai karena masih harus banyak meminta pendapat para dokter. Waktu-waktu kosong kebanyakan aku gunakan untuk menulis,” tuturnya.

Keluarga Pemikir. Masa kecilnya penuh dengan keceriaan. Karakaternya yang tomboi sejak kecil hingga kini menjadi salah satu alasan ketangguhan dan kemandirian yang ia punya saat ini. “Aku orangnya sangat tomboy, sisi laki-laki aku lebih besar dari sisi perempuan, perasaan aku itu tidak seperti perasaan perempuan kebanyakan. Kalau ada yang aku nggak suka aku pasti bilang, pokoknya ekspresif banget,” akunya.

Agni lahir di Canberra, Australia 28 tahun lalu. Saat itu ayahnya bekerja di Departemen Luar Negeri dan sedang ditugaskan dinas di Canberra. “Papa kerja di Deplu waktu itu di Canberra, Australia. Numpang lahir di sana sampai umur empat tahun. Kemudian kembali dan dibesarkan di Jakarta. Sering juga dititipin di Sidoarjo rumah nenek. Jadinya rumahku ada dua, di Jakarta dan Sidoarjo,” tambah Agni.

Wanita hitam manis ini mengungkapkan rasa syukurnya dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang harmonis, terbuka, seniman dan pemikir. “Keluargaku tipe yang terbuka satu sama lain, kalau ada perasaan apa-apa kita akan saling kasih tahu dan membuka diri, ekspresif. Satu keluarga, kita semua pemikir, tukang baca, serius, dan semua suka seni. Melukis, desain interior semua aku dapatkan dari orangtuaku. Saya bersyukur tumbuh di tengah keluarga yang suka seni. Mama dan Papa kan dosen, jadi sangat kental dengan pendidikan dan seni. Aku anak kedua dari tiga bersaudara,” terangnya.

Karena hidup di tengah keluarga pemikir membuat Agni menjadi pribadi dengan hasrat dan rasa ingin tahu yang besar. Agni pun selalu berprestasi di sekolahnya. “SD aku selalu juara kelas, aku orangnya nggak pintar tapi tekun banget. Waktu zaman sekolah aku orangnya suka pulang sore, minta sama guru pelajaran tambahan, itu aku suka banget. Mungkin itu yang bikin aku rangking terus. Terus aku ambil les jurnalistik, basket, volly, pokoknya aktif banget,” kenang Agni tersenyum tipis.

Keputusan Tepat. Lulus SMA, Agni melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. “Aku kuliah jurusan Komunikasi Visual di Binus, sebenarnya pengensekolah desain tapi mahal banget, jadinya aku ambil kursus jahit,” katanya. Namun baru satu tahun kuliah, Agni memilih cuti karena ingin ikut kontes kecantikan Puteri Indonesia.

“Puteri Indonesia itu aku ikut iseng-iseng aja dan nggak dapat izin orangtua karena waktu itu masih kuliah, wajar aja karena mereka dosen jadinya konsenbanget sama pendidikan anak-anaknya. Tapi aku tetap ikut tes kemudian lolos dan diharuskan ikut karantina. Dalam masa karantina itu kita harus punya alat-alat make up, gaun dan lainnya. Sedangkan aku nggak punya itu, mau nggak mau pinjam punya tanteku,” cerita Agni.

Agni pun semakin serius mengikuti kontes Puteri Indonesia walau tanpa ada restu dari orangtuanya. “Nggak punya uang buat beli make up, terpaksa aku jual buku-buku desain aku lewat Friendster. Terus aku cerita ke Mama, katanya terserah saya, Mama nggak akan ikut campur,” lanjutnya. Baru setelah dirinya menjuarai kontes tersebut, Sang Mama baru sadar kalau puterinya itu sangat serius. Bagi Agni, dukungan Mama sangat berarti terlebih ketika dirinya mewakili Indonesia pada kontes Miss Universe tahun 2007 di Mexico.

Setelah menyelesaikan tugas sebagai  Puteri Indonesia, Agni kembali kuliah namun hanya sebentar, karena ia tertarik untuk bekerja ketimbang kuliah. “Setelah ikut Puteri Indonesia aku melamar di Majalah Cosmo Girl, kebetulan ketika itu Mba Sarah Sechan baru aja resign. Aku interview ternyata cocok dan masuk deh kerja selama empat tahun. Pertama jadi reporter, wawancarain orang, nulis artikel, ya seru banget sih. Akhirnya kuliahnya nggak selesai, tapinggak apa-apa yang penting aku nggak menganggur, karena kalau sampai aku nggak ngapa-ngapain pasti akan bete banget. Karena aku orangnya nggakmau diam,” ucap Agni.

Saat ini Agni kembali ke dunia hiburan dan langsung tancap gas dengan tiga film yang telah dibintanginya yakni Jakarta Hati, Cinta Tapi Beda, dan 9 Summer. “Resign dari majalah Januari kemarin, langsung dapat tawaran main film. Alhamdulillah banget karena tahun ini aku banyak membuat keputusan yang terbaik dalam hidup aku walaupun keputusan itu terbilang nekat,” tambahnya.

Agni dan Tuhan. Namun bagi Agni, keputusan paling tepat yang pernah ia ambil adalah ketika ia memutuskan memeluk agama Islam. Suatu ketika Agni yang sejak kecil beragama Kristen berkeinginan untuk mempelajari agama lain dan hal itu pun tak dihalang-halangi oleh Sang Mama. Ketika melihat temannya sedang salat dan membaca ayat suci Alquran, seluruh tubuhnya bergetar.

“Mama Papa Kristen, kita bertiga sekolah di sekolah Khatolik, sering ke Gereja, belajar Alkitab. Suatu saat timbul keinginan aku belajar agama lain. Aku punya sahabat yang beragama Islam, ayahnya dosen Teologi, aku belajar banyak dari dia tentang Ilmu Ketuhanan. Aku bilang ke Mama kalau aku itu merasa sangat tenang kalau aku lihat dan dengar orang lagi salat. Terus Mama nanya, kamu udah ngerti belum maknanya, rules, dan tujuannya, kamu udah baca benar dan apakah itu benar-benar panggilan dari hati? Saya bilang iya saya sudah paham dan benar-benar tulus dari hati. Mama langsung mempersilakan saya, selama saya jadi anak yang baik karena kalau nggak sungguh-sungguh aku akan berdosa,” jelas Agni.

Semakin ia mempelajari Islam, Agni semakin yakin bahwa ajaran inilah yang mampu membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik. “Aku percaya Tuhan cuma satu dan berkomunikasi dengan Tuhan pun berbeda-beda caranya, cuma cara yang bagaimana yang cocok dengan kita. Ada suatu waktu, aku yang beragama lain melihat dan mendengar orang yang menganut agama yang berbeda dengan aku beribadah terasa sangat asing. Aku perhatiin dia beribadah, mengaji dan rasanya aku tenang banget. Aku langsung diam, seluruh badan aku bergetar,” tuturnya.

Dan saat  usianya 18 tahun, Agni pun berikrar untuk memeluk Islam. “Aku memutuskan untuk jadi mualaf tahun 2006. Aku dibimbing oleh salah seorang ustadzah di Bekasi, mengucapkan dua kalimat syahadat dan orang terdekat aku nggak ada yang tahu,” aku Agni.

Menurt Agni yang mendasari keyakinannya untuk  memeluk agama Islam adalah karena ia merasakan keajaiban salat.Ditambahkan Agni, ia yang tadinya kerap  protes ke Tuhan dengan masalah yang menimpanya, dan bersikap temperamen,  serta emosional, perlahan setelah mengenal Islam semuanya bisa berubah. “Ketika aku salat seolah-olah waktu berhenti dan di situ hanya ada aku dan Tuhan. Ketika itu ketenangan abadi saya temukan dari salat, rasanya nyaman, enaknya nggak bisa tergantikan dengan apapun. Salat itu ajaib banget, karena selama aku hidup hanya salat yang bisa benar-benar menenangkan hati aku. Jadinya senjata untuk menenangkan diri aku adalah salat. Salat sama aja kita sedang bermeditasi. Dulu aku suka komplain dengan Tuhan, misalnya pada saat saya kena penyakit kista, di situ ujian yang aku rasa berat banget untuk mengikhlaskan atas cobaan yang Tuhan berikan ke aku. Sampai ada yang mau menjenguk aku, aku suruh keluar, itu proses terberat. Perlahan-perlahan saya mencoba belajar ikhlas dengan apa yang aku terima. Yang bisa buat aku melewati masalah dengan tenang dan tidak menyalahi siapa-siapa termasuk Tuhan itu hanya salat,” tegas Agni yakin.

Agni mengaku sampai sekarang ia belum  bisa membaca  dan menulis  Arab, sehingga saat dirinya salat pun harus dibantu dengan buku tata cara salat yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. “Aku belum bisa baca tulisan Arab, jadi aku punya bukunya tata cara salat dan bacaannya. Ketika aku salat itu aku baca. Kadang-kadang malu, tapi nggak apa-apalah yang penting aku berdoa dari hati,” tegasnya polos.

Rasa syukurnya pun semakin bertambah ketika keluarganya sangat mendukung keputusannya. “Sampai sekarang kalau sahur itu, aku dibangunin sama Mama, aku ditemani sahur. Asalkan saya jadi orang baik dan muslimah yang taat. Karena banyak juga orang beragama tapi sikapnya kurang baik,” tutup Agni. FN-Endra Mardhani 

- See more at: http://m.fastnewsindonesia.com/artic....HQR4kJiO.dpuf

Agni Pratistha : Keajaiban Salat Membawanya Menjadi Muslim

semoga aja ini bukan hoax, perlu dikonfirmasi ke orangnya
0
68.8K
23
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.