- Beranda
- Berita dan Politik
Heboh skripsi dibuang
...
TS
psycho182
Heboh skripsi dibuang
Quote:
Ramai di Medsos soal Ribuan Skripsi dan Tesis Dibuang, UIN Makassar Menjawab
Makassar - Beberapa foto skripsi, tesis, dan karya ilmiah berserakan di luar gedung diupload ke media sosial. Dijelaskan, foto tersebut diambil pada Selasa (1/3/2016) di samping kiri Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Benarkah?
"Itu memang sengaja akan dimusnahkan," kata Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Quraisy Mathar, kepada detikcom, Rabu (2/3/2016) malam.
Foto di media sosial memancing perasaan sinis. Beberapa orang merespons tidak sepatutnya skripsi, tesis, dan disertasi dibuang begitu saja karena proses pembuatan karya ilmiah itu sulit. Kampus dinilai tidak menghargai perjuangan pembuat karya ilmiah.
Kenapa dimusnahkan? "Pemusnahan tersebut sesuai dengan standar pengelolaan arsip. Arsip yang statis dimusnahkan, arsip dinamis dipertahankan. Sebelum dimusnahkan, tentunya sudah dialihmediakan ke format PDF dan dapat diakses online oleh siapa pun dan dari mana pun," papar Quraisy.
"Sampai hari ini sudah belasan ribu yang sudah dimusnahkan," tambah Quraisy.
Quraisy menambahkan, belasan ribu skripsi dibuang dari lantai IV gedung perpustakaan UIN Alauddin. Akhirnya jatuh berserakan."Tenaga dan alat minim untuk menurunkan (dari lantai 4)," tutur Quraisy soal proses pembuangan karya ilmiah.
Quraisy menilai wajar ada orang yang menganggap pemusnahan itu aneh. Sebab, ini pertama kali UIN melakukannya sejak berdiri.
Menurut Quraisy, setiap tahunnya ada sekitar 10.000 naskah skripsi, tesis, disertasi dan hasil penelitian. Itu jelas menambah tumpukan di perpustakaan. Sementara standar kelayakan dan ketersediaan ruang tidak bertambah.
"Bagi yang ingin mengakses skripsi mahasiswa UIN Alauddin versi onlinenya di laman web opac.uin-alauddin.ac.id," pungkas Quraisy.
http://m.detik.com/news/berita/31563...assar-menjawab
Quote:
Menristek Dikti: Idealnya Skripsi Tetap Disimpan dan Didigitalisasi
Menristek Dikti M Nasir mengatakan bahwaskripsi, tesis, dan disertasi termasuk dalam arsip negara. Oleh sebab itu, penangannya tidak boleh sembarangan.
"Idealnya tetap disimpan meski sudah didigitalisasi," kata Nasir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (3/3/2016).
Nasir mengakui bahwa ada keterbatasan tempat untuk terus menerus menyimpan karya ilmiah. Arsip pasif seperti skripsi, tesis, dan disertasi minimal disimpan hingga 10-20 tahun.
"Harus difiling 10-20 tahun. Setelah itu digitalisasi lalu dihanguskan agar tidak ditiru orang," ungkap mantan Rektor Undip ini.
Baca: Ramai di Medsos soal Ribuan Skripsi dan Tesis Dibuang, UIN Makassar Menjawab
Nasir tidak mengizinkan bila naskah karya ilmiah dibuang begitu saja. "Nanti bisa dijiplak orang," imbuhnya.
Dia tetap menekankan kondisi ideal bahwa seharusnya karya ilmiah itu tetap disimpan. Terkait kasus di UIN Makassar, Nasir mengatakan bahwa itu bukan kewenangannya karena UIN di bawah Kemenag.
UIN Alaudin sendiri menilai pembuangan skripsi, tesis, dan disertasi merupakan langkah prosedural. Mereka telah memindahkan karya ilmiah itu ke format digital. Selain itu, mereka beralasan tempat penyimpanan tidak layak.http://m.detik.com/news/berita/3156684/menristek-dikti-idealnya-skripsi-tetap-disimpan-dan-didigitalisasi
Quote:
UGM: Karya Ilmiah Adalah Kekayaan Kami, Tidak Mungkin Dibuang
Media sosial diramaikan oleh foto tumpukan karya ilmiah, skripsi dan tesis yang akan dimusnahkan di Makassar. Lalu seperti apa perlakuan karya ilmiah di universitas lainnya?
Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki prinsip berbeda. Bagi UGM, karya ilmiah baik dalam bentuk skripsi maupun tesis merupakan harta kekayaan kampus yang tidak akan dimusnahkan.
"Tidak akan kami buang, tidak pernah dibuang. Karena itu hak intelektual mahasiswa dan aset harta kekayaan UGM," ujar Kepala Humas dan Protokoler UGM Iva Ariani.
Hal ini disampaikan Iva kepada detikcom, Kamis (3/3/2016). Bagi mahasiswa UGM yang sedang mengurus syarat wisuda diharusnya mengumpulkan skripsi atau tesisnya dalam bentuk fisik dan soft file.
Skripsi dibuang di UIN Alauddin Makassar (Foto: Facebook)
Menurut Iva, sebagai perguruan tinggi karya ilmiah dan intelektual menjadi kekayaan yang sudah seharusnya dijaga keberadaannya.
"Yang disimpan di perpustakaan pusat (UGM) yang softfile. Yang fisik disimpan di masing-masing prodi," imbuhnya.
Bagi siapapun yang ingin mengakses, bisa mendatangi perpustakaaan pusat UGM dan harus memiliki password portal UGM. Meski begitu, karya ilmiah tidak boleh sembarangan didownload.
"Kalau mau download harus seizin pemiliknya," kata Iva.
http://m.detik.com/news/berita/31567...ungkin-dibuang
alasan tempat ?
0
31.4K
Kutip
206
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
680.5KThread•48.6KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya