- Beranda
- The Lounge
Pendidikan, Budaya Dan Pola Pikir Kebanyakan Orang Indo
...
TS
initemanvian
Pendidikan, Budaya Dan Pola Pikir Kebanyakan Orang Indo
[SHARE & OPINI]
Quote:
Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satru sama lainnya.
Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya.
Dan juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang lebih baik ke depannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi. Dalam Tread Ini ane (sangat)banyak mengkutip poin dari Prof Ng Aik-Kwang (karena telah dilakukannya penelitian)
Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya.
Dan juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang lebih baik ke depannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi. Dalam Tread Ini ane (sangat)banyak mengkutip poin dari Prof Ng Aik-Kwang (karena telah dilakukannya penelitian)
Quote:
Kita Akan Bahsa Ini Dari Pendidikan Kita Lalu Kita Kaitkan Dengan Budaya Kita Untuk Kemudian Mengerti Bagaimana Pola Pikir Masyrakat Indonesia. Dengan Begitu Nantinya Kita Bisa Saling Kasih Solusi Penyelesaiannya
Quote:
1. Pendidikan di indonesia identik dengan sitem hafalan dan berbasis kunci jawaban dan bukan pada pengertian , semua te ujian nasional , masuk PT , masuk kuliah sampai menjadi mahasiswa pun kita diwajibkan untuk menghafal rumus rumus pasti dan ilmu hitung laiinya bukan pada pemahaman kapan dan dimana harus menggunakan rumus rumus itu . sehingga apa yang didengar hanya lewat kuping kiri keluar kuping kanan
2.Nah karna berbasis hafalan murid murid dijejali banyak sekalai pelajaran dan rumus rumus lainnya , Mereka dididik menjadi “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apa pun). so pasti mereka pasti jago dibidang olimpiade dan laiinnya.
3.Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dalam Olimpiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yang berbasis inovasi dan kreativitas.
4.Bagi kebanyakan orang indonesia, bertanya artinya bodoh (takut akan pertanyaan yg tidak berbobot), makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.
5.Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir malah mengerumuni guru / narasumber dan bertanya
Quote:
1. Bagi orang orang banyak nya kekayaan dan harta benda lebih dihargai daripada cara memperolehnya , betul tidak ? passion atau rasa cinta terhadap pekerjaan tidak dihargai sehingga banyak yang lebih memilih berkorupsi, Apalagi bila ternyata hukum yang ada bisa dibeli dengan hartanya. Hitung punya hitung, masih ada selisih yang sangat besar dari hasil korupsi bila keluar penjara nanti. Toh di penjara pun sama enaknya dengan di hotel.
2. Tak heran banyak orang indonesia menyukai film film atau ftv dan sinetron yang mendadak kaya dan memperoleh uang cepat , sehingga kehidupan masyarakatnya berlomba bermlomba untuk memiliki pekerjaan dibidang yang cepat memberikan banyak uang dan cepat kaya.
3. Sehingga dan oleh karena itu jujur saja banyak orang indonesia takut kalah dan takut salah , dalam dunia kerja jika melakukan kesalah aka di cemooh atau diucilkan dan tidak dipercayai. padahalan kan belum tentu ya kan ?? Akibat- nya sifat eksploratif dan kreativitas dalam upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai dan sangat rendah. Yang penting kerja aman, tidak ada resiko. Gaji lancar.
4. Disekolah juga , dikelas deh : kalau bertanya sama dengan menunjukkan kebodohan yang dimiliki. Karena itu lebih baik diam dan menunduk sambil pura pura menulis hal yang sangat penting yang tidak bisa ditunda sedikit pun kalau ada peluang bertanya dari pada mengacungkan jari telunjuk tinggi tinggi. kenapa begitu ?? ya karna takut salah dan dianggap bodoh .
Quote:
"Hidup adalah sebuah perlombaan, jika Anda tidak cukup cepat, maka Anda akan diinjak-injak"
Quote:
Tidak ada salahnya dari kalimat tersebut, namun ada yang lebih baik selain perlombaan, yaitu "kerjasama!", sangat sukar menemukan sekolah yang mengajarkan kerjasama bagi siswanya, semua diajarkan untuk menjadi nomor satu, bahkan di beberapa sekolah favorit (Mulai Sekolah dasar hingga Menengah Atas) diterapkan sistem cerdas dimana, yang pinter pinter akan dijadikan satu kelas kemudian disaring siapa yg nomor satu. maka jika anda sama dengan saya dibagian kurang jenius terpaksalah kamu tetap dibawah. entah kenapa kenyataan yg ada di indonesia seperti ini.
Quote:
1. Hargai proses. Hargailah orang karena pengabdiannya bukan karena kekayaannya.
2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya
3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya
4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang
5. Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!
Quote:
Mudah-mudahan dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi
Quote:
Demikian thread ane ya gan semua. Mohon maaf jika ada kesalahan,Mohon saran dan masukannya ya gan. Makasih. Bacaan ini ane dapat dari buku di sumber bawah dan ditambah dengan sedikit opini ane gan, kurang lebih dan repost or no respostnya mohon di maafkeun segala kekurangan ini.
Sumber Bacaan Ane Gan :
Quote:
http://www.amazon.com/Asians-Less-Cr.../dp/0130404756
Prof. Ng Aik Kwang (Point Of View)
Prof. Ng Aik Kwang (Point Of View)
DARI AGANS AGANS NIH
Quote:
Spoiler for Another Opinion:
Quote:
Original Posted By rizkiicibubur►OPINI ANE
Melihat pendidikan di Indonesia seharusnya melihat dari beberapa sisi yaitu pemerintah, sekolah/univ dan orang tua. Semua ini saling berhubungan untuk membangun dunia pendidikan yang baik
1. Pemerintah
Pemerintah punya peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Karena sudah tugasnya negara untuk memberikan pendidikan kepada warga negaranya, hal ini juga tercantum pada uud 1945. Peningkatan kualitas ini yang terkadang menurut saya salah kaprah. Pemerintah hanya fokus pada peningkatan bobot isi materi pelajaran tanpa melihat kondisi dilapangan yang ada.
Coba kalian cek materi pelajaran anak SMP 7 tahun yang lalu dengan sekarang. Pelajaran yang dulu saya pelajari di kelas 3 sekarang malah dipelajari kelas 1. Lebih gila lagi soal Olimpiade internasional itu isinya pelajaran kuliah. Belum lama ada kurikulum yang baru dengan nama KURTILAS : Kurikulum tidak jelas. Pemerintah buat kebijakan tanpa melihat dilapangan. Apalagi banyak sekolah yang mau roboh.
2. Sekolah
Kalo ngomongin sekolah, kita bicara soal SDM. SDM di berbagai sekolah negeri di Indonesia tuh hancur parah. Sedikit lebih baik yang ada dipulau jawa. Coba cek apa semua guru disekolah mu mengajar sesuai jurusan semasa kuliahnya. Pasti banyak yang berbeda, apalagi kalo di Sekolah Dasar. Kelihatan timpangnya.
Selanjutnya, dari sisi guru. Profesi guru bagi sebagian orang Indonesia ialah sebagai pfofesi yang terakhir. Lulusan univ yang kesulitan dapet kerja di swasta akhirnya yang paling mudah ngelamar jadi guru. Mungkin lain dinegara tetangga, jadi guru adalah keinginan bukan karena terpaksa.
3. Orang tua
Ini yang terkhir. Mau sebaik apapun sekolahnya kalau orang tuanya agak eror pasti menghasilkan lulusan yang kurang baik juga.
sekian. maaf kalo nyampah.
Melihat pendidikan di Indonesia seharusnya melihat dari beberapa sisi yaitu pemerintah, sekolah/univ dan orang tua. Semua ini saling berhubungan untuk membangun dunia pendidikan yang baik
1. Pemerintah
Pemerintah punya peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Karena sudah tugasnya negara untuk memberikan pendidikan kepada warga negaranya, hal ini juga tercantum pada uud 1945. Peningkatan kualitas ini yang terkadang menurut saya salah kaprah. Pemerintah hanya fokus pada peningkatan bobot isi materi pelajaran tanpa melihat kondisi dilapangan yang ada.
Coba kalian cek materi pelajaran anak SMP 7 tahun yang lalu dengan sekarang. Pelajaran yang dulu saya pelajari di kelas 3 sekarang malah dipelajari kelas 1. Lebih gila lagi soal Olimpiade internasional itu isinya pelajaran kuliah. Belum lama ada kurikulum yang baru dengan nama KURTILAS : Kurikulum tidak jelas. Pemerintah buat kebijakan tanpa melihat dilapangan. Apalagi banyak sekolah yang mau roboh.
2. Sekolah
Kalo ngomongin sekolah, kita bicara soal SDM. SDM di berbagai sekolah negeri di Indonesia tuh hancur parah. Sedikit lebih baik yang ada dipulau jawa. Coba cek apa semua guru disekolah mu mengajar sesuai jurusan semasa kuliahnya. Pasti banyak yang berbeda, apalagi kalo di Sekolah Dasar. Kelihatan timpangnya.
Selanjutnya, dari sisi guru. Profesi guru bagi sebagian orang Indonesia ialah sebagai pfofesi yang terakhir. Lulusan univ yang kesulitan dapet kerja di swasta akhirnya yang paling mudah ngelamar jadi guru. Mungkin lain dinegara tetangga, jadi guru adalah keinginan bukan karena terpaksa.
3. Orang tua
Ini yang terkhir. Mau sebaik apapun sekolahnya kalau orang tuanya agak eror pasti menghasilkan lulusan yang kurang baik juga.
sekian. maaf kalo nyampah.
Quote:
Original Posted By diadalos►gilaa.. gue demen banget sama thread TS!! aseli.. apalagi point yang ngebahas pembenahan. bener banget gann.. dimana kita dari SD - SMP - SMA di jejelin semua mata pelajaran & harus perfect di semua mata pelajaran. salah satu ada yang merah. ada kemungkinan besar ga naik kelas..
sedikit cerita dari ane.
jujur ane bodoh di pelajaran teori seperti sejarah, matematika, fisika, intinya semua mata pelajaran yang nuntut harus hafalan. nilai ane anjlok gannn ampe tiap ambil rapot pasti kena sama nyokap tapi pelajaran olah raga, TIK, boleh lah diadu.. untungnya, orang tua ane ngebebasin ane buat ngambil jalan sesuai passion ane gan. tingkat SMA ane masuk SMK sesuai jurusan yang ane minat. lumayan lah banyak peningkatan dari nilai nilai jaman SD sama SMP. tapi tetep aja teori ane jeblok dan sekarang ane kuliah.. sesuai dengan passion ane. semakin meningkat gann. IPK ane udah 3 semester yang paling jelek 2.90 kalo gasalah. itupun cuma 1 semester. 2 semester ini alhamdullilah diatas 3 semua, sekarang tiap laporan IPK ke nyokap, doi senyum senyum aja. semoga semester seterusnya lancar diatas 3 semua. doain gan biar ane cepet lulus
bukannya ane sombong ya.. buat cerminan aja, mungkin disini ada orang tua yang ngebaca & ngekang anaknya buat ngikutin minat diri sendiri ketimbang minat anaknya. ane berharap, STOP buat ngekang anak.. biarin milih apa yang dia suka, kalo perlu stop sekolah deh biarin dia jadi apa yang dia mau, tapi ada 1 syarat yang harus di pegang teguh sama si anak, TANGGUNG JAWAB masa depannya sendiri.. ane suka sedih kalo ada yang curhat ke ane, bahwa orang tuanya harus masuk jurusan A padahal passion dia B. kenyataannya apa? keteterann.. ga bisa ngikutin pelajaran, jadinya males kuliah. berantakan deh.. cukup orang tua jadi PEMBIMBING kalo emang kebingungan & masih belom nemu jati dirinya buat milih passionnya sendiri.
maap nih kepanjangan.. sekalian curhat juga
sedikit cerita dari ane.
jujur ane bodoh di pelajaran teori seperti sejarah, matematika, fisika, intinya semua mata pelajaran yang nuntut harus hafalan. nilai ane anjlok gannn ampe tiap ambil rapot pasti kena sama nyokap tapi pelajaran olah raga, TIK, boleh lah diadu.. untungnya, orang tua ane ngebebasin ane buat ngambil jalan sesuai passion ane gan. tingkat SMA ane masuk SMK sesuai jurusan yang ane minat. lumayan lah banyak peningkatan dari nilai nilai jaman SD sama SMP. tapi tetep aja teori ane jeblok dan sekarang ane kuliah.. sesuai dengan passion ane. semakin meningkat gann. IPK ane udah 3 semester yang paling jelek 2.90 kalo gasalah. itupun cuma 1 semester. 2 semester ini alhamdullilah diatas 3 semua, sekarang tiap laporan IPK ke nyokap, doi senyum senyum aja. semoga semester seterusnya lancar diatas 3 semua. doain gan biar ane cepet lulus
bukannya ane sombong ya.. buat cerminan aja, mungkin disini ada orang tua yang ngebaca & ngekang anaknya buat ngikutin minat diri sendiri ketimbang minat anaknya. ane berharap, STOP buat ngekang anak.. biarin milih apa yang dia suka, kalo perlu stop sekolah deh biarin dia jadi apa yang dia mau, tapi ada 1 syarat yang harus di pegang teguh sama si anak, TANGGUNG JAWAB masa depannya sendiri.. ane suka sedih kalo ada yang curhat ke ane, bahwa orang tuanya harus masuk jurusan A padahal passion dia B. kenyataannya apa? keteterann.. ga bisa ngikutin pelajaran, jadinya males kuliah. berantakan deh.. cukup orang tua jadi PEMBIMBING kalo emang kebingungan & masih belom nemu jati dirinya buat milih passionnya sendiri.
maap nih kepanjangan.. sekalian curhat juga
Quote:
Original Posted By luffy1234►Ada beberapa poin di Thread TS yang menurut ane kurang sreg. diantaranya "Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dalam Olimpiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yang berbasis inovasi dan kreativitas."
dan
"3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya "
1.Yang pertama kebanyakan olimpiade itu biasanya bukan cuma hafalan semata namun juga menguji "KREATIFITAS". coba TS lihat contoh soal olimpiade matematika dan fisika. kebanyakan soalnya banyak yang menguji "KREATIFITAS" yang hafalan mungkin cuma konsepnya saja.
2.Yang kedua Matematika itu bukan menghafal tapi MEMAHAMI. Matematika itu melatih pola pikir kita dalam menyelesaikan masalah. Coba agan sekali2 mebuktikan salah satu rumus, nanti pasti agan akan merasakan apa yang namanya "The beauty of Mathematics".Nanti pasti agan pernah ngelihat bukti-bukti matematika yang menurut agan elegan banget? Buat orang-orang yang nggak pernah berusaha membuktikan persamaan matematika, mungkin nggak akan ngerasain bahwa pembuktian-pembuktian di matematika itu bisa keren banget. Tapi buat yang sering, pasti bisa mengapresiasi pembuktian-pembuktian matematika yang keren. Kadang-kadang kita bisa bikin pembuktian matematis itu tanpa perlu nunjukin persamaan matematis, atau yang dikenal juga dengan "proof without words". Yah, Agan pasti akan banyak nemuin pembuktian-pembuktian yang elegan kalau agan sering-sering latihan. Cobain aja. Cuma dengan begini agan bisa dapetin "The beauty of mathematics" itu.
3. Menurut ane banyaknya pelajaran di sekolah itu penting (meskipun harus dikurangi sedikit). semisal murid2 jaman sekarang kalau giliran disuruh milih pelajaran pasti banyak yang bingung/labil (karena pada umur segitu emosinya masih labil). Mereka akan memilih berdasarkan emosi tanpa memikirkan dampak yang terbaik buat mereka. Dan guru ane dulu pernah berkata "Mungkin kalian akan mengeluh karena banyaknya pelajaran yang harus dipelajari. Namun, mungkin suatu saat nanti kalian akan tahu sendiri manfaat dari itu.Bahwa pelajaran2 tersebut mungkin akan berguna buat kalian. meskipun itu bukan sekarang". Dan menurut ane ada benernya juga guru ane tersebut.
#Just In My Opinion. No Offense
dan
"3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya "
1.Yang pertama kebanyakan olimpiade itu biasanya bukan cuma hafalan semata namun juga menguji "KREATIFITAS". coba TS lihat contoh soal olimpiade matematika dan fisika. kebanyakan soalnya banyak yang menguji "KREATIFITAS" yang hafalan mungkin cuma konsepnya saja.
2.Yang kedua Matematika itu bukan menghafal tapi MEMAHAMI. Matematika itu melatih pola pikir kita dalam menyelesaikan masalah. Coba agan sekali2 mebuktikan salah satu rumus, nanti pasti agan akan merasakan apa yang namanya "The beauty of Mathematics".Nanti pasti agan pernah ngelihat bukti-bukti matematika yang menurut agan elegan banget? Buat orang-orang yang nggak pernah berusaha membuktikan persamaan matematika, mungkin nggak akan ngerasain bahwa pembuktian-pembuktian di matematika itu bisa keren banget. Tapi buat yang sering, pasti bisa mengapresiasi pembuktian-pembuktian matematika yang keren. Kadang-kadang kita bisa bikin pembuktian matematis itu tanpa perlu nunjukin persamaan matematis, atau yang dikenal juga dengan "proof without words". Yah, Agan pasti akan banyak nemuin pembuktian-pembuktian yang elegan kalau agan sering-sering latihan. Cobain aja. Cuma dengan begini agan bisa dapetin "The beauty of mathematics" itu.
3. Menurut ane banyaknya pelajaran di sekolah itu penting (meskipun harus dikurangi sedikit). semisal murid2 jaman sekarang kalau giliran disuruh milih pelajaran pasti banyak yang bingung/labil (karena pada umur segitu emosinya masih labil). Mereka akan memilih berdasarkan emosi tanpa memikirkan dampak yang terbaik buat mereka. Dan guru ane dulu pernah berkata "Mungkin kalian akan mengeluh karena banyaknya pelajaran yang harus dipelajari. Namun, mungkin suatu saat nanti kalian akan tahu sendiri manfaat dari itu.Bahwa pelajaran2 tersebut mungkin akan berguna buat kalian. meskipun itu bukan sekarang". Dan menurut ane ada benernya juga guru ane tersebut.
#Just In My Opinion. No Offense
Quote:
Original Posted By firmansahita►Akhirnya!
Thread yang sekian lama ane tunggu-tunggu ternyata ada yang buat
Curcol sedikit dah..
Ni gan, ane dah kesel ama Sistem Pendidikan Indonesia.. ane terlahir tidak dan selamanya tidak akan bisa seperti Orang Asia, ane cenderung hidup seperti Orang Luar Asia yang dimana Siswa dan Siswi-nya tidak di tuntut HARUS BISA SEGALANYA DAN SEMUA PELAJARAN HARUS DI KUASAI
It is nearly impossible to Master Everything at once. Generally, They might be a Smart Student but on their Passion Side.. Nope. They 'waste' their free time just too much to Master Every Single Subject, They absolutely don't have time anymore to Master and Focus on their own Passion! #ThinkLogic
Ane juga kesel adanya PR di muka bumi ini.. Ane jadi susah untuk menjadi 'Produktif' di Umur yang penuh Imajinasi ini [Teenager] karena waktu harian ane habis sama waktu untuk Sekolah yang hanya menghasilkan Selembar Kertas 'Bodoh' yang tidak sama sekali menunjukan / menentukan Bakat pada seseorang di bidang tertentu DAN Selembar Kertas 'Bodoh' juga bisa di manipulasikan / palsukan
dan keselnya lagi, Ada saja Alasan Guru memberikan PR banyak itu karena Sabtu-Minggu libur MESKIPUN HARI ITU LIBUR KALIAN SEMUA HARUS BELAJAR *sampai otak meleduk baru boleh istirahat.. selamanya*
Jadi Pertanyaan yang Saya ajukan adalah, Apakah Kita (Para Autodidak) harus SELALU MENUNGGU 3 TAHUN untuk mendapatkan Waktu Luang Produktif?? Apakah kita harus punya KTP baru boleh Produktif?? Apakah kita tidak diperbolehkan Produktif pada Usia se-Dini mungkin??
Akhir kata.. Semua Permasalahan ini dapat di selesaikan JIKA DINAS PENDIDIKAN MAU MENGATASINYA, jika tidak.. sengsaralah kita nasib Para Autodidak
*(Autodidak: orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri)
Thread yang sekian lama ane tunggu-tunggu ternyata ada yang buat
Curcol sedikit dah..
Ni gan, ane dah kesel ama Sistem Pendidikan Indonesia.. ane terlahir tidak dan selamanya tidak akan bisa seperti Orang Asia, ane cenderung hidup seperti Orang Luar Asia yang dimana Siswa dan Siswi-nya tidak di tuntut HARUS BISA SEGALANYA DAN SEMUA PELAJARAN HARUS DI KUASAI
It is nearly impossible to Master Everything at once. Generally, They might be a Smart Student but on their Passion Side.. Nope. They 'waste' their free time just too much to Master Every Single Subject, They absolutely don't have time anymore to Master and Focus on their own Passion! #ThinkLogic
Ane juga kesel adanya PR di muka bumi ini.. Ane jadi susah untuk menjadi 'Produktif' di Umur yang penuh Imajinasi ini [Teenager] karena waktu harian ane habis sama waktu untuk Sekolah yang hanya menghasilkan Selembar Kertas 'Bodoh' yang tidak sama sekali menunjukan / menentukan Bakat pada seseorang di bidang tertentu DAN Selembar Kertas 'Bodoh' juga bisa di manipulasikan / palsukan
dan keselnya lagi, Ada saja Alasan Guru memberikan PR banyak itu karena Sabtu-Minggu libur MESKIPUN HARI ITU LIBUR KALIAN SEMUA HARUS BELAJAR *sampai otak meleduk baru boleh istirahat.. selamanya*
Jadi Pertanyaan yang Saya ajukan adalah, Apakah Kita (Para Autodidak) harus SELALU MENUNGGU 3 TAHUN untuk mendapatkan Waktu Luang Produktif?? Apakah kita harus punya KTP baru boleh Produktif?? Apakah kita tidak diperbolehkan Produktif pada Usia se-Dini mungkin??
Akhir kata.. Semua Permasalahan ini dapat di selesaikan JIKA DINAS PENDIDIKAN MAU MENGATASINYA, jika tidak.. sengsaralah kita nasib Para Autodidak
*(Autodidak: orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri)
Quote:
Original Posted By f8n001►Jadi ingat kejadian kemarin. Sempat cerita2 sama kakak2 yg sudah resign dr pekerjaannya ane tanya dia kerja di marketing bank. Trus ane tanya kuliah jurusan apa. Di elektro. Nyambung dmn ilmunya yah?
Trus dia katanya ga suka fisika tapi malah terjebak di jurusan isinya fisika semua.
Padahal univnya univ favorit yg susah banget masuk disana.
Tapi setelah sarjana ga tau mau kemana. *jadi butiran debu*
Temen ane jg dr sma pengen masuk arsitek karena puya potensi jago gambar tp sama ortunya masuk elektro jadi malah setengah hati jalaninnya.
Emang aneh bin ajaib pendidikan Indonesia.
Trus dia katanya ga suka fisika tapi malah terjebak di jurusan isinya fisika semua.
Padahal univnya univ favorit yg susah banget masuk disana.
Tapi setelah sarjana ga tau mau kemana. *jadi butiran debu*
Temen ane jg dr sma pengen masuk arsitek karena puya potensi jago gambar tp sama ortunya masuk elektro jadi malah setengah hati jalaninnya.
Emang aneh bin ajaib pendidikan Indonesia.
Quote:
Original Posted By siKentulz►ane ikutan nimbrung ya gan,kebetulan ponakan ane masih kls 3SD dan ada keresahan di sistem pengajaran
ane jg smakin heran sm dunia pendidikan sekarang,tiap tahun kurikulum ganti,makin ngawur aja.anak SD berangkat sekolah gak jauh beda sm org berangkat kemping...tasnya penuh dan berat...kasian.
ini yg ganggu pikiran ane.
1.kenapa materi yg bermuatan lokal/budaya mlh di hapus ya?? materi bahasa jawa misalnya...gak lucu jg liat org jawa tidak bisa berbahasa jawa yg baik dan benar,dan mlh malu ngomong bahasa jawa (true story)
2.smua sistem terkesan dipaksakan. seolah tidak ada toleransi jika murid tidak mengerti pelajaran pokoknya hrs bisa,dih
pihak guru berdalih hanya mengikuti kurikulum dan peraturan,para org tua mulai keteteran,pasrah dan ngomel2 .
3.PENGAWASAN. ini pnting mnurut ane,krn smpr saat ini yg di tekankan cm kualitas otak dan kualitas personilty seolah di kesampingkan.
ane udah jarang skali melihat pengajaran BUDI PEKERTI di sekolah (di tingkat SD). ponakan ane bawaanya horor klo mau berangkat skolah...beda sm ane dlu,ke sekolah itu asik,bisa belajar,temenya banyak....*ahhh jd kangen masa kecil dlu
4. dr dlu kita dituntut utk jd "pinter" bkn utk jd "kreatif" (true story)
jaman sekolah dlu ane bkn murid yg pinter sih gan,krn hanya bbrp pelajaran yg bikin ane semangat,yg lain bikin bete...akhirnya ane putuskan utk bnr2 menguasai pelajaran yg ane sukai smpe ke level expert...yg lain ane pelajari secukupnya. krn klo cm pinter di 1/2 pelajaran bakalan gak naik kelas/lulus kan
ya begiculaa...jujur ane gak sreg dgn metode pengajaran di negara ini.
tp ane ttp optimis,sesegera mngkin pemerintah bakal menemukan metode yg cocok utk generasi penerus bangsa
ane jg smakin heran sm dunia pendidikan sekarang,tiap tahun kurikulum ganti,makin ngawur aja.anak SD berangkat sekolah gak jauh beda sm org berangkat kemping...tasnya penuh dan berat...kasian.
ini yg ganggu pikiran ane.
1.kenapa materi yg bermuatan lokal/budaya mlh di hapus ya?? materi bahasa jawa misalnya...gak lucu jg liat org jawa tidak bisa berbahasa jawa yg baik dan benar,dan mlh malu ngomong bahasa jawa (true story)
2.smua sistem terkesan dipaksakan. seolah tidak ada toleransi jika murid tidak mengerti pelajaran pokoknya hrs bisa,dih
pihak guru berdalih hanya mengikuti kurikulum dan peraturan,para org tua mulai keteteran,pasrah dan ngomel2 .
3.PENGAWASAN. ini pnting mnurut ane,krn smpr saat ini yg di tekankan cm kualitas otak dan kualitas personilty seolah di kesampingkan.
ane udah jarang skali melihat pengajaran BUDI PEKERTI di sekolah (di tingkat SD). ponakan ane bawaanya horor klo mau berangkat skolah...beda sm ane dlu,ke sekolah itu asik,bisa belajar,temenya banyak....*ahhh jd kangen masa kecil dlu
4. dr dlu kita dituntut utk jd "pinter" bkn utk jd "kreatif" (true story)
jaman sekolah dlu ane bkn murid yg pinter sih gan,krn hanya bbrp pelajaran yg bikin ane semangat,yg lain bikin bete...akhirnya ane putuskan utk bnr2 menguasai pelajaran yg ane sukai smpe ke level expert...yg lain ane pelajari secukupnya. krn klo cm pinter di 1/2 pelajaran bakalan gak naik kelas/lulus kan
ya begiculaa...jujur ane gak sreg dgn metode pengajaran di negara ini.
tp ane ttp optimis,sesegera mngkin pemerintah bakal menemukan metode yg cocok utk generasi penerus bangsa
Diubah oleh initemanvian 25-07-2017 06:24
0
58.2K
Kutip
487
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.7KThread•89.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya