Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fidelc4stroAvatar border
TS
fidelc4stro
Para ksatria berguguran, siapa the last samurai yg bisa menjegal ahok?
Para ksatria berguguran, siapa the last samurai yg bisa menjegal ahok?

BANDUNG, KOMPAS.com — Tiga kepala daerah mengambil sikap yang sama terhadap Pilkada DKI Jakarta. Mereka menolak bertarung di DKI Jakarta dan memilih melanjutkan komitmennya di daerah masing-masing.

Mereka adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Penolakan mereka disampaikan dalam waktu hampir bersamaan dengan cara berbeda.

Para ksatria berguguran, siapa the last samurai yg bisa menjegal ahok?

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengungkapkan penolakannya pada Senin (29/2/2016). Ia menyampaikan hal itu di Balai Kota Bandung dan live streaming melalui fanpage Facebook. (Baca: Ridwan Kamil: Saya Tak Akan Maju ke Pilkada DKI 2017)

Emil pun mengungkapkan penolakannya lewat tulisan berjudul " Ke Jakarta Tidak Ke Jakarta " juga di akun Facebook-nya.

Dalam tulisan tersebut, Emil menyampaikan gagasannya tentang berbagai hal, mulai dari masyarakat Indonesia, dinamika perebutan kursi panas DKI 1, perjalanannya menuju kursi wali kota, hingga alasannya tidak ikut dalam Pilkada DKI 2017.

Salah satu gagasan yang disampaikan terkait alasannya untuk tidak maju dalam Pilkada DKI 2017, Emil mengatakan, Jakarta bukan segalanya. (Ridwan Kamil: Indonesia Tidak Hanya Jakarta)

"Indonesia tidak hanya Jakarta. Mitos pusat segalanya itu harus dibongkar. Saya yakin Indonesia bisa maju jika di daerah juga dipimpin orang-orang terpercaya dan progresif secara merata," tulisnya.

Menurut Emil, Indonesia memerlukan para pemimpin yang berkomitmen dan bisa menjaga integritas di berbagai daerah. Dengan demikian, tujuan bersama terhadap Indonesia bisa segera tercapai. Dia sendiri akan memulainya dari Bandung.

"Indonesia bisa hebat dengan kepemimpinan orang-orang hebat seperti Ibu Risma di Surabaya atau Prof Nurdin Abdullah di Bantaeng. Saya mungkin bisa ke Jakarta, tapi tidak sekarang. Saya masih ingin menyelesaikan mimpi-mimpi besar di di Bandung, ibu kota solidaritas Asia Afrika dan kota desain UNESCO ini. Insya Allah banyak hal di Bandung akan menginspirasi Indonesia dan dunia," ungkapnya.

Penolakan juga disampaikan Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, dengan cara berbeda. Sekretaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto memastikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak akan maju ke Pilkada DKI pada tahun depan.

Para ksatria berguguran, siapa the last samurai yg bisa menjegal ahok?
Permohonan izin itu disampaikan sendiri oleh Risma kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri beberapa saat lalu. (baca: Risma Sudah Minta Izin ke Megawati Tak Maju ke Pilkada DKI)

"Dalam sebuah dialog dengan Bu Mega, Bu Risma menyampaikan tidak akan maju di DKI. Bu Risma ingin menjalankan amanat warga Surabaya lima tahun ke depan," ungkap Hasto Kristiyanto di Surabaya, Selasa (1/3/2016).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun akhirnya memberikan sikap tegas terkait rencana pencalonan dirinya sebagai gubernur DKI Jakarta. Ganjar sebelumnya sempat digadang akan diusung PDI Perjuangan untuk menjadi pesaing calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama. (Baca: Ganjar Pranowo: Saya Sudah Jadi Gubernur, Masa Jadi Gubernur Lagi)

"Wong saya jadi gubernur, masa jadi gubernur lagi?" kata Ganjar di sela-sela kegiatan HUT ke-97 Dinas Pemadam Kebakaran di Alun-alun Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/3/2016).

Peta politik Jakarta liar
Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan, mengatakan, penolakan ketiga kepala daerah diambil berdasarkan beberapa ukuran.

Pertama, ketiganya sedang bertugas sehingga memiliki komitmen dan janji yang harus ditepati.

Kedua, dari ketiga calon, hanya Ridwan Kamil yang memiliki concern ataupun passion terhadap DKI Jakarta. “Terutama Bu Risma, dia sangat terlihat tidak memiliki passion terhadap Jakarta,” ungkap Asep kepada Kompas.com, Rabu (2/3/2016).

Ketiga, peta politik Jakarta sangat liar. Jadi, meski mereka maju, belum tentu bisa bergerak di Jakarta.

Terakhir, Ahok sangat kuat di DKI Jakarta. Masyarakat berbagai pelosok Jakarta sangat mengenal Ahok, tetapi belum tentu mengenal Ganjar dan Risma.

“Mereka (kepala daerah) tidak mau berspekulasi dengan Jakarta. Mohon maaf, Ganjar dan Risma belum tentu bisa bersaing dengan Ahok. Karena DKI tak sembarang orang bisa masuk,” tuturnya.

Untuk itu, pesaing di Jakarta harus paham masyarakat Jakarta yang plural dan dinamis. “Untuk melawan Ahok juga harus memiliki kekuatan lain selain figur. Kalau hanya pengalaman kurang, karena medan perang politik Jakarta sangat liar,” ucapnya.

Dari tiga kepala daerah, sebenarnya Emil yang paling kuat untuk melawan Ahok karena Emil cukup dikenal di media sosial.

Orang Bandung ataupun Jawa Barat yang ada di Jakarta tidak sulit untuk mengakses Emil lewat kenarsisannya.

sumber:http://regional.kompas.com/read/2016/03/02/11062421/Gaya.Ridwan.Kamil.Risma.dan.Ganjar.Pranowo.Menolak.DKI.1?page=2

setelah para ksatria ; Ridwan kamil, Ganjar pranowo dan Risma mengundurkan diri sebagai calon gubernur DKI 2017, kira2 siapa the last samurai yang bisa menjegal langkah Gubernur "pendekar mabuk" Ahok?

Para ksatria berguguran, siapa the last samurai yg bisa menjegal ahok?

Apakah Laksamana Cengho yusri iza mahendra?
Para ksatria berguguran, siapa the last samurai yg bisa menjegal ahok?

apakah ksatria Roy suryo ?
[img]Para ksatria berguguran, siapa the last samurai yg bisa menjegal ahok?[/img]

apakah sampai saatnya akan muncul satria dipingit "gubernur" Farrurozi?
Para ksatria berguguran, siapa the last samurai yg bisa menjegal ahok?

monggo silahkan apa pendapat kaskuser.....

theme song:
0
5K
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.