- Beranda
- The Lounge
Ada Kelebihan dalam Kekurangan Diri Kita
...
TS
nicolasruslim
Ada Kelebihan dalam Kekurangan Diri Kita
Siapa yang tidak ingin sesukses Richard Branson, pemilik Virgin group yang menaungi 400 perusahaan dan bahkan memiliki pulau pribadi yang diberi nama British Virgin Island.

Tapi siapa yang menyangka Richard Branson memiliki penyakit dyslexia. Secara sederhana, penderita dyslexia ini sangat sulit untuk membaca. Coba lihat gambar berikut.

Apa kalian bisa membacanya? Walaupun kita tidak tau pasti seperti apa tampilan huruf-huruf itu bagi orang dyslexia. Namun bagi penderita dyslexia membaca tulisan di blog ini akan terasa sangat sulit seperti membaca tulisan pada gambar di atas.
Coba bayangkan, mengapa orang yang menderita dyslexia bisa sukses seperti Richard Branson padahal membaca saja sangat sulit bagi mereka? Kebetulan? Menurut saya tidak. Steven Spielberg, produser dari beberapa film yang sangat terkenal seperti Jurassic Park, Bridge of Spies, Indiana Jones dan banyak film lainnya ternyata juga seorang penderita dyslexia. Mantan CEO CISCO, John Chambers dan beberapa CEO perusahaan besar di Amerika juga menderita dyslexia. Seorang neuroscientist, Sharon Thompson-Schill pernah menanyakan kepada sekumpulan donatur universitas dan bertanya ada berapa banyak dari mereka yang memiliki learning disoder (dyslexia, dyscalculia/kesulitan dalam berhitung dan dysgraphia/kesulitan dalam menulis). Separuh dari para donatur tersebut mengangkat tangan mereka.
Berdasarkan penelitian dari Yale University yang saya baca, saya dapat menyimpulkan beberapa hal :

David Boiesseorang pengacara sukses yang sempat menjadi kuli bangunan sebelum akhirnya memutuskan mengambil kuliah di bidang hukum. Di saat dia menjadi kuli bangunan dan memutuskan mengambil kuliah hukum, tentu pilihannya adalah (1) gagal dan kemungkinan besar kembali menjadi kuli bangunan (hal yang bisa ia lakukan tanpa kemampuan membaca) atau (2) berhasil dengan mengatasi kelemahannya. Untuk mengatasi kelemahannya, ia membaca rangkuman dari kasus-kasus besar di bidang hukum yang hanya beberapa halaman untuk belajar, menghindari perkuliahan yang tidak wajib diambil dan membutuhkan banyak membaca. Tapi di balik itu, ia tetap butuh perjuangan jauh lebih keras untuk belajar dibandingkan orang lain. Namun kekurangannya itu ternyata mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Karena sulit meembaca, Ibunya biasa membacakan cerita saat ia kecil sementara ia fokus mendengarkan.
Begitu pula selama hidupnya ia terbiasa belajar dengan mendengar dan memperhatikan. Saat pengajar menjelaskan, dia terbiasa mendengarkan dengan seksama karena ia tidak memiliki pilihan lain (menulis catatan ataupun membaca dari textbook). Sementara teman-temannya sibuk mencatat atau malah bermain-main karena merasa bisa belajar dari textbook atau mungkin meminjam catatan teman. Saat menjadi pengacara, dia memilih menjadi pengacara kasus kriminal dan bukannyap pengacara korporat karena pengacara korporat akan butuh membaca sangat banyak dokumen. Sementara seorang pengacara kasus kriminal perlu banyak mendengar dan memperhatikan saat bertanya kepada saksi untuk mengungkap kebenaran dan mengetahui saat saksi berusaha menutupi suatu hal.
Kesimpulannya, kesuksesan ditentukan oleh pemahaman kita tentang diri kita serta sikap pantang menyerah kita dalam mencari cara untuk mengatasi kelemahan dan memanfaatkan kelebihan kita. Banyak tentunya dari kita yang menganggap bahwa orang yang tidak bisa membaca sangat kecil kemungkinan untuk bisa berhasil, walaupun ada kemungkinan tentunya akan sangat sulit. Namun pada kenyataannya dengan 2 hal tersebut mereka mampu menjadi sukses.
Jadi, apa kelemahan dan kelebihan kita? Sudahkah kamu mengoptimalkan kelebihan diri kita? Sudahkah kita berjuang setegar David Boies atau Ingvar Kamprad dalam mencapai sukses?
Tapi siapa yang menyangka Richard Branson memiliki penyakit dyslexia. Secara sederhana, penderita dyslexia ini sangat sulit untuk membaca. Coba lihat gambar berikut.
Apa kalian bisa membacanya? Walaupun kita tidak tau pasti seperti apa tampilan huruf-huruf itu bagi orang dyslexia. Namun bagi penderita dyslexia membaca tulisan di blog ini akan terasa sangat sulit seperti membaca tulisan pada gambar di atas.
Coba bayangkan, mengapa orang yang menderita dyslexia bisa sukses seperti Richard Branson padahal membaca saja sangat sulit bagi mereka? Kebetulan? Menurut saya tidak. Steven Spielberg, produser dari beberapa film yang sangat terkenal seperti Jurassic Park, Bridge of Spies, Indiana Jones dan banyak film lainnya ternyata juga seorang penderita dyslexia. Mantan CEO CISCO, John Chambers dan beberapa CEO perusahaan besar di Amerika juga menderita dyslexia. Seorang neuroscientist, Sharon Thompson-Schill pernah menanyakan kepada sekumpulan donatur universitas dan bertanya ada berapa banyak dari mereka yang memiliki learning disoder (dyslexia, dyscalculia/kesulitan dalam berhitung dan dysgraphia/kesulitan dalam menulis). Separuh dari para donatur tersebut mengangkat tangan mereka.
Berdasarkan penelitian dari Yale University yang saya baca, saya dapat menyimpulkan beberapa hal :
- Mereka tahu kelemahan mereka dan mereka berjuang untuk mengatasinya.
Di saat sebagian besar kita bingung dengan kelemahan diri kita, ataupun bagi yang sudah tau bingung harus bagaimana untuk mengatasi kelemahan tersebut. ATAU yang sudah tau cara mengatasi kelemahan tersebut tapi tidak bisa menjalankannya. Orang-orang sukses dengan keterbatasan dyslexia tersebut sadar akan kelemahan mereka dalam membaca. Hal itu tentu sangat membatasi aktivitas mereka. Di usia muda pun sering diejek dan dimarahi oleh guru dan orangtua yang menganggap kelemahan mereka dalam membaca adalah akibat dari kemalasan. Tapi mereka tidak menyerah dengan kondisi mereka karena mereka tidak memiliki pilihan untuk menjadi orang biasa dengan keterbatasan mereka tersebut. Berbeda dengan kita yang memiliki pilihan untuk menjadi "orang biasa".
- Mereka tahu kelemahan mereka dan secara sadar ataupun tidak menjadi kelebihan bagi mereka
Menurut Malcolm Gladwell dalam buku David and Goliath, ternyata dyslexia tersebut justru menjadi kelebihan bagi mereka. Mereka tau kekurangan mereka dan itu menjadi hal yang jelas bagi mereka. Mereka terbiasa dianggap bodoh sehingga tidak perlu malu melakukan hal-hal yang orang lain anggap tindakan bodoh. Contohnya Ingvar Kamprad (Founder IKEA) perusahaan dari Swedia yang memindahkan tempat produksi IKEA dari Swedia ke Polandia pada masa perang dunia ke 2 karena tidak ada yang mau bekerjasama dengannya dan biaya produksi di Polandia memang lebih murah. (Polandia menjadi bagian dari Jerman pada perang dunia ke 2, sementara Swedia negara netral). Siapa yang akan mengambil keputusan tersebut jika bukan orang "bodoh". Itulah efek positif dari dyslexia yang mereka miliki, yaitu keberanian yang lebih dibandingkan orang biasa.
David Boiesseorang pengacara sukses yang sempat menjadi kuli bangunan sebelum akhirnya memutuskan mengambil kuliah di bidang hukum. Di saat dia menjadi kuli bangunan dan memutuskan mengambil kuliah hukum, tentu pilihannya adalah (1) gagal dan kemungkinan besar kembali menjadi kuli bangunan (hal yang bisa ia lakukan tanpa kemampuan membaca) atau (2) berhasil dengan mengatasi kelemahannya. Untuk mengatasi kelemahannya, ia membaca rangkuman dari kasus-kasus besar di bidang hukum yang hanya beberapa halaman untuk belajar, menghindari perkuliahan yang tidak wajib diambil dan membutuhkan banyak membaca. Tapi di balik itu, ia tetap butuh perjuangan jauh lebih keras untuk belajar dibandingkan orang lain. Namun kekurangannya itu ternyata mendatangkan keuntungan bagi dirinya. Karena sulit meembaca, Ibunya biasa membacakan cerita saat ia kecil sementara ia fokus mendengarkan.
Begitu pula selama hidupnya ia terbiasa belajar dengan mendengar dan memperhatikan. Saat pengajar menjelaskan, dia terbiasa mendengarkan dengan seksama karena ia tidak memiliki pilihan lain (menulis catatan ataupun membaca dari textbook). Sementara teman-temannya sibuk mencatat atau malah bermain-main karena merasa bisa belajar dari textbook atau mungkin meminjam catatan teman. Saat menjadi pengacara, dia memilih menjadi pengacara kasus kriminal dan bukannyap pengacara korporat karena pengacara korporat akan butuh membaca sangat banyak dokumen. Sementara seorang pengacara kasus kriminal perlu banyak mendengar dan memperhatikan saat bertanya kepada saksi untuk mengungkap kebenaran dan mengetahui saat saksi berusaha menutupi suatu hal.
Kesimpulannya, kesuksesan ditentukan oleh pemahaman kita tentang diri kita serta sikap pantang menyerah kita dalam mencari cara untuk mengatasi kelemahan dan memanfaatkan kelebihan kita. Banyak tentunya dari kita yang menganggap bahwa orang yang tidak bisa membaca sangat kecil kemungkinan untuk bisa berhasil, walaupun ada kemungkinan tentunya akan sangat sulit. Namun pada kenyataannya dengan 2 hal tersebut mereka mampu menjadi sukses.
Jadi, apa kelemahan dan kelebihan kita? Sudahkah kamu mengoptimalkan kelebihan diri kita? Sudahkah kita berjuang setegar David Boies atau Ingvar Kamprad dalam mencapai sukses?
0
2.7K
28
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•104KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya