Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fa92Avatar border
TS
fa92
Teruntuk Ummi... (Berkenalan Dengan Dunia 1)
22.00
Cangkir ke tiga untuk hari ini...
Sudah beberapa hari ini ibu kota sejuk saat malam hari, malah kadang terasa dingin seperti di kampung halamamnku. Kopi hitam dan rokok tetaplah menjadi teman terbaik seperti yang sudah sudah, hanya saja cuaca seperti ini membuat kita bertiga semakin akrab saja. Hmmm, Teman yang baik.

Teras ini di lantai tiga, jika kalian menatap ke depan, pemandangannya cukup bagus untuk ukuran ibu kota yang pengap ini.
Sebelah kiri bawah jauh, terlihat jalan tol yang meliuk dibawah jalan raya besar, mereka berdampingan beriringan, dihiasi paduan lampu lampu mobil yang bergerak. Mobil mobil dijalan tol melaju mulus meski tak terlalu cepat, tidak ada jarak terlalu berdekatan, tidak ada bunyi klakson yang ditekan terlalu lama Cumiakan telinga, ah aku menyukai yang seperti itu.

Sementara di jalan raya besar beberapa motor terhenti lampu merah, di ikuti puluhan mobil di belakangnya, terlihat beberapa motor yang datang dari belakang meliuk pelan menghindari mobil mobil yang sudah terhenti di kanan dan kiri.
Terlihat dua pedagang mantel hujan mendekat ke pengguna motor, menawarkan dagangannya, yang satu terlihat bercakap dengan pengguna motor, setelah itu ia memberikan satu mantelnya ke pengguna motor yang telah memberikan uang terlebih dulu.
Sementara yang satunya menawarkan ke pengguna motor yang lain namun belum beruntung kali ini, pengguna motor tak menolehkan kepalanya sama sekali.

Pemandangan yang biasa saja sebetulnya, hanya malam ini perasaan dan logika ku sedang berada dalam porsi terbaiknya, membuat hal yang biasa itu terlihat sungguh indah. entah.

Beda lagi di seberang kanan jauh, terlihat gedung megah milik perusahaan internasional yang terkenal di negeri ini, bahkan lampu merah depan gedung itu lebih sering disebut lampu merah gedung "x" untuk memudahkan patokan kalau kalau ada yang mencari alamat. Gedung tinggi dengan lampu cerah di atap atap nya, terpampang jelas tulisan nama perusahaan tersebut menyala putih dan besar, bahkan bila dilihat dari jarak 1 kilometer, tulisan tersebut tetap saja bisa terbaca.
Di sampingnya bertengger kokoh pusat perbelanjaan yang baru saja diresmikan bulan lalu, warna dominan merah dipadu dengan putih benderang, mall itu tidak kalah menyilaukan dengan gedung sebelahnya. Roller coster menyembul di samping tempat belanja baru itu, membuat minimarket minimarket disekitarnya terlihat seperti warung remang remang saja. Gerimis saat ini sungguh belum mampu untuk sekedar meredupkan gemerlap gemerlap bangunan bangunan itu. Hmmm...

Ya, bulan ini sedang musim hujan, sudah dari beberapa bulan yang lalu sebetulnya. Hanya malam ini sedikit berbeda, malam ini terasa begitu damai, bahkan belum pernah sedamai ini sebelumnya. Meski lamunan kadang (sering) menyerang isi kepala ini, namun aku rasa sebentar lagi aku dapatkan jawabannya.
Jawaban untuk pertanyaan yang tak pernah aku tanyakan ke siapa pun, bahkan ke diri sendiri.

***

"Oh begitu...
Makanya saya lihat kamu ini laki laki yg mempunyai sisi kewanitaan..."


"hmmm ???" jawabku sambil melebarkan mata seraya dan kepala sedikit mendongak, namun tetap tersenyum menunjukkan rasa hormat.
"ah apa sajalah kau katakan terserah yang penting aku diterima" gumamku dalam hati

"oh tidak, bukan sisi kewanitaan seperti itu yang saya maksud" lanjutnya terkekeh.
"ya itu sendiri karena dari lahir kamu dibesarkan di lingkungan yang dominan perempuan, ada sisi baiknya, kamu merupakan pendengar yang baik, sisi buruknya kamu perlu waktu yang lebih lama untuk tegas. Untungnya pendengar yang baik sebagian besar adalah pembuat keputusan yang baik pula"

Sudah hampir satu jam aku duduk bertiga dengan orang orang ini, laki laki tua berambut putih yang mulai jarang, bertubuh lumayan gemuk dibalut kemeja biru rapi dan dasi abu abu. Ah orang tua ini seperti peramal saja, menerka sifat sifatku dari a sampai z yang terpaksa harus ku setujui karena memang begitu. Disamping duduk wanita seumurannya, bermata sipit khas chinesse, rambut berwarna pirang dan ikal, tubuh yang tidak langsing lagi, dengan gaya bahasa medannya yang kental terkadang ia menyela dipertengahan berondongan pertanyaan dari pak tua tadi pada ku.
Meski sudah lebih cair dibanding awal awal tadi, tetap saja percakapan ini menegangkan untukku, "aku tidak boleh gagal lagi, apa lagi hanya karena orang tua ini tak menyenangi percakapan ini" batihinku berkata.

***

Diubah oleh fa92 01-03-2016 21:50
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1K
4
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.