JAKARTA - Rencana pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) sempat diungkapkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo ketika rapat dengan Komisi II DPR.
Bukannya dipuji, menteri dari PDI Perjuangan itu malah dibully oleh wakil rakyat. Anggota Komisi II DPR, Luthfi A Mutty, misalnya, ia terang-terangan meminta Mendagri belum perlu membuat terobosan seperti KIA.
Karena menurut dia, yang mendesak segera dituntaskan adalah pembuatan elektronik KTP (e-KTP). "Pak Menteri, saya minta Anda tak buat kebijakan atau terobosan lain seperti membuat Kartu Identitas Anak. Yang lebih penting urus dan maksimalkan e-KTP," pinta Luthfi dalam rapat tersebut, Senin (29/2).
Permintaan itu disampaikan Luthfi bukan tanpa alasan. Menurutnya, e-KTP yang ada sekarang saja ternyata belum bisa digunakan di daerah lain. Ia mengalami sendiri ketika pengurusan pajak kendaraan bermotor.
"Saya bawa mobil dari daerah saya ke Jakarta, tapi ketika saya urus pajak mobil, saya disuruh mengurus di daerah asal. Terus buat apa saya buat e-KTP. Saya merasa KTP nasional tapi rasa lokal, elektronik tapi rasa manual," tegas politikus Partai Nasional Demokrat itu.
Hal serupa disampaikan Anggota Komisi II Agung Widyantoro, yang mendorong Kemendagri memaksimalkan pembuatan single identity. Sedangkan KIA menurutnya belum mendesak karena anak tidak pernah melakukan transaksi yang membutuhkan kartu identitas. "Jangan ada kesan proyek dengan pembuatan kartu identitas anak itu," ujar Agung.
Belum selesai, Anggota Komisi II dari Fraksi PAN, Sukirman tidak masalah bila ada terobosan membuat KIA, tapi ia meminta tuntaskan dulu masalah e-KTP. Karena itu penting ketika menghadapi pemilu presiden, legislatif maupun pilkada."Saya pikir ini (e-KTP) tak kalah pentingnya harus diselesaikan," tambahnya. (fat/jpnn)
Sumber