Windri, istri Brigadir Petrus tampak syok. Foto Polda Kalbar
POJOKSATU.id, JAKARTA– Lagu ‘Pelang-Pelangi’ terdengar lirih di makam korban mutilasi, Febian (5) dan Amora (3). Dua bocah yang dibunuh dan dimutilasi ayahnya itu dimakamkan di pekuburan muslim, Jalan Tengah, Gang Tapang, Desa Pal, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Jumat malam (26/2/2016) sekitar pukul 23.00 Wita.
Pelangi pelangi alangkah indahmu..
Merahkuning hijau di langit yang biru..
Pelukismu agung siapa gerangan..
Pelangi pelangi ciptaan Tuhan..
Demikian lirik lagu Pelang-Pelangi yang dinyanyikan lirih oleh Windri, istri Brigadir Petrus Bukas di sela-sela pemakaman anaknya Jumat tengah malam.
Windri seakan tak percaya dengan kejadian tragis yang menimpa dua buah hatinya, Febian dan Amora. Dua balita itu meregang nyawa dengan cara tragis di tangan suaminya sendiri, Brigadir Petrus. Febian dan Amora dibunuh dan dimutilasi Brigadir Petrus di dalam kamar, Jumat (26/2/2016) dinihari.
“Kondisi psikologis istrinya(Windri) drop. Pas pemakaman, dia menyanyikan lagu ‘Pelangi-pelangi’. Lagu itu selalu dia nyanyikan saat menidurkan anaknya,” ujar Kasubag Pengendali Personel Psikologi Polda Kalbar, AKP Teguh Purwo Nugroho, Sabtu (27/2/2016).
Saat ini, Windri tinggal di rumah iparnya di Desa Pal, Kecamatan Nanga Pinoh. Keluarga khawatir kondisi kejiawaan Windri pasca ditinggalkan dua anaknya yang dimutilasi suaminya.
Kondisi Windri sangat lemah. Windri sulit makan dan sering menyanyi sendiri.
“Kadang dia nyanyi sendiri lagu anak TK. Sulit makan, kita cuma ngasih susu. Kita yang nangis melihatnya,” ujar ipar Windri, Budi.