Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pipitmacAvatar border
TS
pipitmac
Sebuah Cerita Tentang Ambisi
Permisi agan & aganwati semua emoticon-Salaman
Ane pengen berbagi sedikit cerita hidup ane emoticon-Mewek
Maaf mungkin kurang bagus, atau terkesan curhat emoticon-Ngakak
Masih belajar nulis emoticon-Big Grin
Oke langsung aja ya


Sudah hampir satu tahun lamanya, kejadian yang membuat diriku benar-benar berubah. Aku bahkan mungkin tak dapat melupakan kejadian itu seumur hidupku. Setiap manusia mempunyai ambisi, ada kalanya ia ingin terlihat menonjol di antara yang lain. Itulah yang kualami, berawal dari rasa ingin bangkit setelah trauma karena terkena diskriminasi saat di SMP.

Ya, dulu aku pernah “hampir” maju ke panggung untuk unjuk bakat menyanyi, setelah ditawari oleh teman-teman perempuanku. Aku bahkan sudah mempersiapkan diriku semaksimal mungkin. Padahal saat itu aku sedang dalam keadaan tak punya apa-apa, tak ada gadget yang bisa membantuku berlatih. Aku harus rela pergi ke warnet untuk menghafal tiap nada lagu dan juga liriknya.

Tapi pada saat hari H, teman laki-lakiku kebanyakan tak setuju aku maju ke panggung. Karena aku adalah anak yang notabene pendiam dan berbicara pun tak bisa keras. Mereka meragukan kemampuanku. Hari itu aku sangat kecewa bahkan sampai menangis karena kecewa, rasanya usahaku tak dihargai.

Saat aku sudah memasuki masa SMK, aku mencoba untuk unjuk diri lagi karena aku rasa lingkungan di sini sudah sangat berbeda dari SMP dulu. Bahkan aku punya teman dekat yang sangat aku sayangi, sebagai teman saja tentunya karena aku masih normal :v Sebut saja si A. Dia sering menjadi tempat curhatku, yah meskipun kadang aku sering ngambek dengannya karena dia orangnya dingin dan acuh terkadang. Kami berbeda jurusan, itulah sebabnya kami tak bisa menjadi sahabat “seperti dua ikan lele di dalam wajan” alias sahabat dekat. Tapi aku menyayanginya karena hanya dia yang mengerti aku, aku tak punya teman dekat selain dirinya. Tiap kali ia butuh bantuanku, aku selalu siap membantunya.

Aku mencoba maju mengikuti Audisi Wonosobo Song Festival, hanya iseng saja sih karena aku diajak teman sekelasku saat itu. Aku meminta dukungan darinya, teman dekatku itu. Dia tak bisa melihatku karena audisi WSF diadakan saat jam pelajaran berlangsung. Aku pun tak begitu siap dengan audisinya, alhasil aku gagal. Aku masih ingat aku menyanyikan lagu Taylor Swift - Crazier saat itu. Tapi aku senang itulah awal mula aku unjuk diri di depan panggung, teman-temanku pun memujiku.

Aku juga memperlihatkan video rekaman pada teman dekatku A, ia memujiku dan mendukungku jika nantinya ada acara menyanyi saat kegiatan classmeeting. Tentu saja itu yang menjadi motivasiku untuk bisa maju ke depan panggung. Sebenarnya aku orangnya sangat pemalu dan fobia jika harus bicara di depan umum. Tapi demi teman yang ku sayangi, aku rela mengatasi fobiaku.

Saat kegiatan classmeeting setelah UAS semester 2 kelas 10, ada kegiatan bazaar makanan tradisional diselingi dengan lomba menyanyi lagu berbahasa Inggris. Aku ditunjuk karena teman-teman sekelas menilaiku mahir bahasa Inggris dan koleksi lagu-laguku juga lagu barat semua. Aku langsung setuju, karena aku ingat dengan usul teman dekatku si A. Inilah kesempatanku untuk menunjukkan aku bukan anak biasa pada semua orang.

Berhari-hari aku berlatih, aku ingin membuat temanku senang. Aku bahkan memintanya untuk menonton saat aku menyanyi nanti. Aku mendapat no undi 13, banyak yang bilang angka 13 adalah angka sial. Tapi tidak berlaku bagi idolaku Taylor Swift dan juga orang Italia, menurut mereka angka 13 adalah angka keberuntungan bagi mereka. Aku pun yakin dengan no 13 ini. Tiba saat hari H, aku pun siap maju untuk menyanyikan lagu utama : Christina Perri – A Thousand Years, dan lagu pilihan : John Legend – All Of Me. Lagu melow semua ya? Iya saat itu aku memang suka lagu melow, aku adalah penggemar musik country saat itu. Karena aku sering galau jika aku kesepian, hehe.

Aku menunggu ia datang untuk melihatku, tapi ia tak juga datang karena harus latihan untuk lomba PBB. Aku sudah memintanya untuk sedikit menyempatkan waktunya. Saat tiba giliranku menyanyi, ia tak juga datang. Aku kecewa, penampilanku tak maksimal. Aku sangat-sangat malu, fobiaku kambuh lagi. Selesai menyanyi, aku hanya duduk diam menundukkan kepala dan memegang kepalaku erat-erat. Aku benar-benar depresi dan aku pun hanya mengurung diri di dalam kamar dan tak mau makan. Aku sempat memintanya untuk menemaniku, agar hatiku bisa tenang setelah kejadian memalukan itu. Tapi, dia lebih memilih bersama dengan teman-temannya.

Setelah kejadian itu, aku jadi lebih pendiam. Bayangkan seorang pendiam menjadi lebih pendiam? Pendiam kuadrat. Aku jarang sekali berbicara dengan teman sekalipun teman sebangku. Aku memilih mendengarkan musik keras dan berirama cepat seperti EDM & Rock, untuk penyemangatku. Aku benci lagu-lagu yang kunyanyikan saat pentas, aku menghapusnya dari playlistku dan takkan pernah kuputar lagi. Tiap kali ada yang memutar lagu itu aku memilih menutup telingaku rapat-rapat.

Aku jadi membenci diriku sendiri, aku malu dan tak suka dipandang banyak orang. Aku dulunya masih suka foto selfie kadang-kadang jika aku ingin tapi sejak hari itu aku tak pernah foto selfie lagi karena aku membenci diriku sendiri, bercermin pun aku tak suka.

Aku sempat maju ke depan umum lagi untuk story telling karena itu sangat sangat sangat terpaksa akibat paksaan teman-teman. Itupun aku sangat sangat gugup karena aku fobia jika harus bicara di depan umum. Tak apa selagi aku tak menyanyi, aku benci jika harus menyanyi di depan umum. Mungkin aku lebih memilih bolos sekolah.

Hubunganku dengan A, baik-baik saja kami masih berkomunikasi. Dia masih cuek dan dingin seperti biasa. Mungkin aku bodoh karena masih membiarkan ia memasuki kehidupanku setelah ia membuatku membuang ambisiku ke tempat sampah. Tapi mau bagaimana lagi, aku tak suka pemusuhan.

Dan aku tak pernah mengerti isi pikirannya. Dia peduli pada orang yang menyakitinya tapi cuek dengan orang yang mempedulikannya. Aku biasa tau sedikit2 tentang kehidupannya lewat media sosial, orangnya cukup update. Berbanding terbalik denganku, ia suka sekali selfie. Karena aku benci selfie, aku tak pernah selfie dengannya lagi. Hanya sekali aku pernah selfie dengannya, itupun sudah lama sekali.

Berbeda denganku, temanku A memiliki karir bagus di Paduan Suara sekolah dengan menjadi anggota tetap di sana. Aku pernah ikut Paduan Suara bersamanya, hanya saja aku mundur karena suatu masalah. Aku iri dengannya, yang memiliki banyak teman yang ada bersamanya sehingga dia punya banyak kegiatan yang menyenangkan. Bukan seperti diriku yang hanya diam di rumah dan mengurung diri karena tak ada yang mengajakku pergi hangout dsb.

Temanku di kelas? Mereka hanya datang saat mereka membutuhkanku. Wajah mereka memang polos, namun mereka sama saja dengan orang yang dulu membullyku. Saat aku duduk di dekat mereka, mereka menjauh seakan mereka jijik padaku. Saat aku depresi setelah perlombaan itu mereka hanya menanyakan “Kenapa?” dan “Mengapa?” tanpa menghiburku. Tapi sekali lagi, aku ini memang orang yang sangat bodoh, aku masih saja mau membantu mereka sekalipun mereka jijik padaku.

Sampai saat ini aku masih belum bisa pulih dari yang namanya trauma masa lalu. Aku hanya menghibur diri dengan belajar alat musik, mendengarkan musik, menulis cerita dan membuat musik. Apapun, asal bukan menyanyi. Aku rasa aku sudah cukup dengan hal itu. Sifatku yang pemalu dan juga pendiam ini dan juga fobiaku membuatku sulit untuk dapat menyanyi di depan banyak orang lagi.


Itulah sedikit cerita hidup ane emoticon-Embarrassment
Ane hanya ingin berbagi, semoga menghibur(?) emoticon-Ngakak
Maaf ye, nama tokoh ane sensor soalnya takut menyingggung emoticon-Malu
Terima kasih, sudah mau membaca cerita ane ini.
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
2.6K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.8KThread28KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.