- Beranda
- Berita dan Politik
[Study Kasus] Tionghoa : Dari "Tanah Harapan", Poh An Tui Hingga Dominasi Ekonomi
...
TS
bukan.kecap
[Study Kasus] Tionghoa : Dari "Tanah Harapan", Poh An Tui Hingga Dominasi Ekonomi
ACHTUNG : HARAP BIJAK DALAM MENYIKAPI TRIT ANE, SEGALA HAL TAK BAIK BUKAN TANGGUNG JAWAB ANE
TRIT ANE BUKAN UNTUK MENYERANG TIONGHOA SECARA GENERAL KARENA YANG DIMAKSUD DI TRIT INI CUMA OKNUM
Quote:
Minoritas yang merajai ekonomi Indonesia
Masyarakat China di Indonesia yang sebagai minoritas namun mampu menguasai pasar Tanah Air. Mengapa bisa begitu? Dan ternyata, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di negara dunia.
Banyaknya jumlah orang Indonesia yang didaulat masuk jajaran orang terkaya dunia semakin bertambah setelah survei majalah Forbes tahun ini merilis terdapat 25 nama orang Indonesia dibanding tahun lalu yang hanya 17 orang. Artinya, ada delapan wajah baru yang berhasil masuk jajaran orang paling kaya di dunia.
More : http://www.merdeka.com/peristiwa/min...indonesia.html
Masyarakat China di Indonesia yang sebagai minoritas namun mampu menguasai pasar Tanah Air. Mengapa bisa begitu? Dan ternyata, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di negara dunia.
Banyaknya jumlah orang Indonesia yang didaulat masuk jajaran orang terkaya dunia semakin bertambah setelah survei majalah Forbes tahun ini merilis terdapat 25 nama orang Indonesia dibanding tahun lalu yang hanya 17 orang. Artinya, ada delapan wajah baru yang berhasil masuk jajaran orang paling kaya di dunia.
More : http://www.merdeka.com/peristiwa/min...indonesia.html
Quote:
Jejak sejarah keinginan Cina menguasai Nusantara sudah dimulai sejak masa Sriwijaya tahun 600an. Walaupun Cina dikalahkan dalam perang oleh Raja Kediri Kertanegara dan Raden Wijaya penguasa Singosari usaha penaklukan Nusantara oleh Cina terus berlanjut. Pada zaman penjajahan, Cina menjadi kolaborator Belanda.
Ketika masa Sriwijaya tahun 500-an, orang-orang Cina yang belajar agama Budha, mereka mendapati Nusantara itu sebagai Tanah Harapan.
Artinya mereka menemukan Indonesia ini, lalu mereka berfikir, Nusantara ini sebagai tanah air. Lalu dimulailah dari daratan Cina, kaisar-kaisar mengirimkan ekspedisi dalam jumlah yang besar. Dan itu berlangsung terus berkali-kali.
More : http://www.siagaindonesia.com/2015/0...bumi-dan-islam
Ketika masa Sriwijaya tahun 500-an, orang-orang Cina yang belajar agama Budha, mereka mendapati Nusantara itu sebagai Tanah Harapan.
Artinya mereka menemukan Indonesia ini, lalu mereka berfikir, Nusantara ini sebagai tanah air. Lalu dimulailah dari daratan Cina, kaisar-kaisar mengirimkan ekspedisi dalam jumlah yang besar. Dan itu berlangsung terus berkali-kali.
More : http://www.siagaindonesia.com/2015/0...bumi-dan-islam
Quote:
Di dalam perjalanan sejarah bangsa ini, Belanda membagi penduduk nusantara berdasarkan ras nya. Warga Belanda dan Eropa umumnya berada di “kasta” yang tertinggi. Kemudian bangsa kulit berwarna semisal Cina, Arab dan India dalam urutan kedua. Dan pribumi melayu dalam “kasta” yang terendah.
Poh An Tui adalah milisi yang terdiri Bangsa Cina yang membantu memerangi tentara republik yang dibentuk Belanda. Fakta juga membuktikan lagi konspirasi tersebut gagal dan Belanda tak mampu mengembalikan kekuasaan di Negeri ini.
More : http://rajawalinews.com/13155/poh-an...-kaum-pribumi/
Poh An Tui adalah milisi yang terdiri Bangsa Cina yang membantu memerangi tentara republik yang dibentuk Belanda. Fakta juga membuktikan lagi konspirasi tersebut gagal dan Belanda tak mampu mengembalikan kekuasaan di Negeri ini.
More : http://rajawalinews.com/13155/poh-an...-kaum-pribumi/
Quote:
Pengamat: Jokowi Jadikan RI Boneka Cina, Awas Komunis Cina akan Menyebar
intelijen – Presiden Joko Widodo ingin menjadikan Indonesia sebagai boneka negara Cina, di mana semua kebijakan pemerintah, hingga buruh kasar pun didatangkan dari Cina.
Secara khusus, Muslim juga mengingatkan ancaman bahaya penyebaran komunis dari Cina. “Cina juga akan menyebarkan ideologi komunis ke Indonesia sebagai konsekuensi kerja sama kedua negara. Ideologi komunis Cina akan mudah menyebar di Indonesia. Memang ada yang membantah, sistem ekonomi RI sudah kapitalis sehingga komunis tidak laku. Tapi perlu diingat, ekspansi ideologi itu tidak akan pernah mati,” pungkas Muslim.
More : http://www.intelijen.co.id/pengamat-...akan-menyebar/
intelijen – Presiden Joko Widodo ingin menjadikan Indonesia sebagai boneka negara Cina, di mana semua kebijakan pemerintah, hingga buruh kasar pun didatangkan dari Cina.
Secara khusus, Muslim juga mengingatkan ancaman bahaya penyebaran komunis dari Cina. “Cina juga akan menyebarkan ideologi komunis ke Indonesia sebagai konsekuensi kerja sama kedua negara. Ideologi komunis Cina akan mudah menyebar di Indonesia. Memang ada yang membantah, sistem ekonomi RI sudah kapitalis sehingga komunis tidak laku. Tapi perlu diingat, ekspansi ideologi itu tidak akan pernah mati,” pungkas Muslim.
More : http://www.intelijen.co.id/pengamat-...akan-menyebar/
Quote:
PRIBOEMI INDONESIA SEPERTI BADUT MERAYAKAN KEMERDEKAAN DIKETIAK TIONGKOK!
Sebentar lagi tanggal 17 agustus kita akan merayajkan hari kemerdekaan bangsa Indonesia,yang diwariskan para pendiri bangsa ini.Kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah,air mata dan jutaaan jiwa rakyat indonesia selama ratusan tahun.
Lihatlah faktanya.rakyat pribumi digusur,pajak PBB dinaikan,tanah tanah dikuasai orang nonpribumi dan asing,laut direklamasi sampai 17 pulau,dibangun hunian mewah dan apartemen condotel yang kemudian diisi oleh para pendatang dari Cina tiongkok.
Lihatlah faktanya,pemerintahan sekarang mengijinkan jutaaan tenaga asal tiongkok masuk kenegeri ini,sementara rakyat priboemi kita diekspor ke berbagai negara sebagai pembantu/TKI.
Lihatlah faktanya ,jutaaan hektar lahan kita dikuasai disewa dengan waktu puluhan tahun,kayunya ditebang,diambil dan isi perutnya dikuras,diatasnya dibuat perkebunan,dan konon katanya sudah mulai didatangkan pegawai ribuan dari tiongkok juga,dan ribuan tenaga kerja priboemi kehilangan mata pencarian.
More : http://homyline.com/politikline/2015...tiak-tiongkok/
Sebentar lagi tanggal 17 agustus kita akan merayajkan hari kemerdekaan bangsa Indonesia,yang diwariskan para pendiri bangsa ini.Kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah,air mata dan jutaaan jiwa rakyat indonesia selama ratusan tahun.
Lihatlah faktanya.rakyat pribumi digusur,pajak PBB dinaikan,tanah tanah dikuasai orang nonpribumi dan asing,laut direklamasi sampai 17 pulau,dibangun hunian mewah dan apartemen condotel yang kemudian diisi oleh para pendatang dari Cina tiongkok.
Lihatlah faktanya,pemerintahan sekarang mengijinkan jutaaan tenaga asal tiongkok masuk kenegeri ini,sementara rakyat priboemi kita diekspor ke berbagai negara sebagai pembantu/TKI.
Lihatlah faktanya ,jutaaan hektar lahan kita dikuasai disewa dengan waktu puluhan tahun,kayunya ditebang,diambil dan isi perutnya dikuras,diatasnya dibuat perkebunan,dan konon katanya sudah mulai didatangkan pegawai ribuan dari tiongkok juga,dan ribuan tenaga kerja priboemi kehilangan mata pencarian.
More : http://homyline.com/politikline/2015...tiak-tiongkok/
Spoiler for Hanya Yang Berintelektual Yang Boleh Baca Ini:
Perlukah PP 10 Tahun 1959 Dikeluarkan Lagi?
Etnis Cina Dalang Kerusakan Moral Bangsa
SICOM Kita lihat semua sektor penting ekonomi Indonesia telah dikuasai secara rapi dan teroganisir. Hampir semua media mainstream juga dikuasai. Dengan kekuatan ekonomi mereka memegang kendali. Setelah ekonomi, kini gilirannya menguasai Indonesia secara politik. Tujuannya, agar bangsa dan negara ini di bawah kendali mereka sepenuhnya.
Yah, konglomerat non pribumi etnis Cina hampir rata-rata adalah penjahat dan musuh negara. Mereka pengemplang pajak, penyelundup, penimbun kebutuhan pokok, kartel, dan seterusnya.
Hampir semua konglomerat non pribumi etnis Cina melakukan korupsi pajak, korupsi bea masuk, royalti, iuran dan tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya pada negara.
Modusnya, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya di negara ini, setelah itu kekayaannya dibawa ke luar negeri. Mereka menyimpannya di bank-bank luar seperti Singapura, Hongkong, Taiwan dan Tiongkok.
Peristiwa 1998 menjadi bukti betapa ‘bobroknya’ etnis Cina yang ramai-ramai menarik kekayaannya dari bank-bank nasional dalam bentuk dollar. Akibatnya, Indonesia mengalami krisis ekonomi. Saat itu dollar menembus Rp 17.000 rupiah. Semua kebutuhan pokok melonjak tak terkendali.. Barang-barang kebutuhan pokok menghilang di pasaran karena penimbunan yang mereka lakukan.
Saat Habibie berkuasa menggantikan Soeharto, intervensi pun dimulai. Dollar langsung turun hingga nilai tukar Rp 5000 rupiah. Semua distribusi barang kebutuhan pokok rakyat langsung diambil alih koperasi bentukan pemerintah.
Sebuah pelajaran berharga bagi bangsa ini bagaimana sikap dan prilaku etnis Cina yang bakal terulang. Mereka menganggap bukan bagian dari bangsa ini. Kalau sudah ada masalah mereka kabur dengan membawa semua harta-hartanya.
Para etnis Cina di Indonesia selalu dianggap membawa ‘petaka’. Mereka dengan ‘cekatan’ selalu memainkan ekonomi Indonesia. Rupiah tak akan pernah bisa menguat terhadap dollar. Karena dollar selalu dilarikan ke luar negeri. Bagaimana seandainya negara ini mereka kuasai? Tentu mereka akan dengan bebas dan leluasa merampok seluruh kekayaan alam Indonesia.dan menentukan nasib kaum pribumi sebagai budak-budak mereka. Mereka tak lebih para penjahat yang kejam dan sadis di muka bumi ini.
Tidak aneh jika mereka mereka seperti itu, karena budayanya memang beda dengan kita. Menurut mereka, budaya kekayaan menjadi hal lazim, sebuah kemuliaan di dunia maupun setelah mati. Makanya, mereka sangat ngotot untuk menjadi kaya walaupun menghalalkan segala cara yang kontradiktif dengan budaya Indonesia.
Budaya tipu menipu adalah budaya lumrah dan halal diperjuangkan. Karena budaya mereka yang menipu pasti lebih unggul kecerdasannya dari yang ditipu. Dan yang ditipu pun tidak mungkin akan mau cerita atau lapor. Sebab, itu adalah aib.
Dalam budaya Cina, bisnis atau dagang diibaratkan seperti perang. Semua harus dikalahkan dan ditaklukkan. Tidak ada konsep kemitraan. Oleh sebab itu tidak aneh mereka cepat kaya, karena budaya mengahalalkan segala cara tersebut dilakukan dan telah mendara daging. Selanjutnya yang mereka peroleh dibawa keluar. Maka, negara yang dirampok mendapatkan imbasnya.
Selama mendominasi ekonomi bangsa ini, selama itu pula negara kita tak akan pernah menjadi negara maju. Pribumi akan selalu miskin di bawah permainan mereka.
Kenapa kekayaan yang mereka dapatkan di negeri ini dibawa ke luar negeri? Karena etnis Cina sangat mencintai leluhurnya. Sedikit saja dari mereka yang lahir turun temurun di negara lain (Indonesia) yang mau menjadi bangsa itu seutuhnya.
Semua konglomerat di negeri ini tidak merasa menjadi bagian dari NKRI. Mereka hanya mencari uang, uang dan uang.
Salah satu dasar terbitnya Inpres No.14 tahun 1967 adalah masyarakat keturunan Cina selalu memiliki ikatan yang kuat dengan tanah leluhurnya. Rasa nasionalisme mereka terhadap NKRI diragukan. Tidak mau berasimilasi dan akulturasi dengan pribumi. Mereka hidup secara eksklusif dengan cluster-cluster etnis Cina yang menjadi dalang dari kerusakan moral bangsa ini.
Lihat saja, tempat-tempat hiburan malam, night club, bar, café dan perjudian adalah penyelenggara dan pemiliknya orang Cina. Bahkan, di sejumlah lokalisasi perkotaan, orang-orang pribumi dijual dan diperdagangkan (dilacurkan) oleh etnis Cina. Mereka hanya duduk manis menerima jerih payah para pramuria pribumi.
Begitu pula para kartel minuman keras hingga obat bius pada umumnya didominasi etnis Cina. Lihat saja bagaimana reaksi Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang begitu ngototnya melegalkan minuman keras. Yang paling ngawur, Ahok kini malah mau memberi sertifikasi bagi pramuria dengan alasan untuk mengontrol prostitusi. Ahok mudah saja bilang seperti itu, toh, bagaimana yang menjadi pramuria warga pribumi. Mana mau etnis Cina jadi pramuria?
Dalam budaya Cina, main judi itu bagian dari ritual buang sial, tidak dilarang, malah dianjurkan. Judi adalah budaya dalam komunitas Cina. Berjudi itu sarana pembuang sial sekaligus untuk mengetahui peruntungan atau nasib hoki atau tidak.
Warga Cina di seluruh dunia selalu merasa punya kaitan dengan asal muasal leluhurnya di Tiongkok dan diakomodir dengan ius sanguinis RRC.
Sangat jarang ditemukan contoh akulturasi dan asimilasi kaum etnis Cina di seluruh negara di dunia. Mereka selalu memisahkan diri dan menganggap berbeda. Itu sebabnya di seluruh dunia di luar RRC dan Taiwan selalu ada China Town, lengkap dengan budaya dan tradisi Cina aslinya.
Pada zaman Sukarno dijawab dengan PP 10 1959, pencabutan inpres no. 14 tahun 1967 menimbulkan kerawanan dalam keamanan Negara. Pasalnya, pemerintah sulit mengontrol gerakan etnis Cina terutama yang membahayakan negara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 10 tahun 1959 adalah sebuah peraturan yang dikeluarkan pada tahun 1959 dan ditanda tangani oleh Menteri Perdagangan Rachmat Mujomisero yang berisi tentang larangan orang asing berusaha di bidang perdagangan eceran di tingkat kabupaten ke bawah (di luar ibu kota daerah) dan wajib mengalihkan usaha mereka kepada warga negara Indonesia.
Peraturan ini menjadi kontroversial karena pada penerapannya memakan korban jiwa (dikenal sebagai kerusuhan rasial Cibadak), dan mengakibatkan eksodus besar-besaran orang Cina (belum warganegara Indonesia) dan keturunan Tionghoa kembali ke China.
Saat ini tidak ada negara di dunia yang lebih liberal dibandingkan Indonesia dalam mengatur keberadaan warga negara etnis Cina. Liberalisme dalam pengaturan non pribumi etnis Cina ini sangat berbahaya. Melemahkan ketahanan nasional, ketahanan idiologi, ekonomi dan politik.
Anda perhatikan saja bagaimana konglomerat-konglomerat etnis Cina di Indonesia, hampir semua merasa bahwa Indonesia BUKAN negara mereka. Di Republik Indonesia mereka hanya mampir mencari uang.
Setelah berhasil kemudian mereka investasikan hasil ‘jarahannya’ ke luar negeri. Apakah ini yang dapat disebut nasionalis sejati?
Janganlah kita sebagai bangsa mau saja diperdaya oleh opini-opini yang menipu dan menghancurkan kita. Pribumi dituntut bijaksana dalam menilai etnis, melihat hegemoni ekonomi yang dikuasai etnis Cina yang terjadi karena kesalahan fatal kebijakan penyelenggara negara.
Hegemoni ekonomi etnis Cina Indonesia mirip dengan kondisi sosial ekonomi Malaysia pada era tahun 1960 an di mana di tahun tersebut terjadi ketimpangan ekonomi. Distribusi kekayaan dan kesejahteraan didominasi golongan keturunan Tionghoa yang umumnya pedagang. Sedangkan kaum pribumi hanya menjadi WN kelas bawah yang umumnya adalah pegawai negeri, karyawan swasta rendahan dan petani serta nelayan. Tionghoa Malaysia menguasai sebagian besar ekonomi dan sumber-sumber produksi, jaringan distribusi dan sektor perbankan nasional. Persis di Indonesia sekarang, sangat mengerikan bila dilihat dari jumlah penduduknya.
Sukses bidang ekonomi, etnis Cina juga sukses merusak mental dan moral bangsa. Bahkan, kini mereka sudah berani masuk ke bidang politik.
Negara kita di ambang masa kegelapan setelah jokowi yang mereka dukung dengan kekuatan uang dan media sudah dikuasai. Kini mereka tinggal sekali melangkah lagi untuk dapat berkuasa sepenuhnya di Indonesia.
Kita sekarang sudah merasakan bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah sangat tidak pro rakyat bahkan membuat rakyat jadi sengsara. Semua subsidi untuk kepentingan pribumi telah dicabut dan diserahkan pada mekanisma pasar. Konyol!!
Kebijakan ini seolah-olah menunjukkan bahwa kita tidak punya pemerintah. Banyak undang-undang yang tidak berbanding lurus dengan konstitusi. Ekonomi kacau. Keadilan terkoyak. Negara menjadi sangat liberal dari negara di manapun di dunia ini. Negara sudah tidak peduli dengan nasib rakyat (pribumi). Kita bagaikan tidak punya negara, karena negara sudah tidak mengurus rakyatnya agar terlindungi dan menjadi sejahtera.
Hukum dan keamanan hanya berpihak pada orang-orang kaya. Sementara rakyat miskin hanya sasaran penindasan. Kebijakan pemerintah sekarang sangat jelas adalah sebuah strategi yang terkonsep dan terstruktur melakukan pemiskinan terhadap pribumu. Bahkan sebuah penghancuran pada usaha kecil yang sebagian besar dipegang kaum pribumi. Perusahaan milik negara yang bernama Pertamina yang selama ini menjadi salah satu BUMN penyumbang terbanyak bagi APBN, kini mau dihancurkan dan ujung-ujungnya diambil alih mereka.
Dengan memiskinkaan orang pribumi, mereka dengan leluasa melakukan langkah berikutnya yaitu menguasai negara sepenuhnya. Paham komunis pun dengan mudah berkembang di kalangan masyarakat yang terhimpit oleh kemiskinan.
Maka, bahaya komunisme akan tumbuh subur dan akan menggantikan azas Pancasila. Indonesia berada dalam bahaya yang sangat jelas. Kehancuran itu sudah sangat tampak di depan mata. Apa yang akan kita lakukan?
Bambang Smit, Ketua Gerakan Pribumi Bersatu
Etnis Cina Dalang Kerusakan Moral Bangsa
SICOM Kita lihat semua sektor penting ekonomi Indonesia telah dikuasai secara rapi dan teroganisir. Hampir semua media mainstream juga dikuasai. Dengan kekuatan ekonomi mereka memegang kendali. Setelah ekonomi, kini gilirannya menguasai Indonesia secara politik. Tujuannya, agar bangsa dan negara ini di bawah kendali mereka sepenuhnya.
Yah, konglomerat non pribumi etnis Cina hampir rata-rata adalah penjahat dan musuh negara. Mereka pengemplang pajak, penyelundup, penimbun kebutuhan pokok, kartel, dan seterusnya.
Hampir semua konglomerat non pribumi etnis Cina melakukan korupsi pajak, korupsi bea masuk, royalti, iuran dan tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya pada negara.
Modusnya, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya di negara ini, setelah itu kekayaannya dibawa ke luar negeri. Mereka menyimpannya di bank-bank luar seperti Singapura, Hongkong, Taiwan dan Tiongkok.
Peristiwa 1998 menjadi bukti betapa ‘bobroknya’ etnis Cina yang ramai-ramai menarik kekayaannya dari bank-bank nasional dalam bentuk dollar. Akibatnya, Indonesia mengalami krisis ekonomi. Saat itu dollar menembus Rp 17.000 rupiah. Semua kebutuhan pokok melonjak tak terkendali.. Barang-barang kebutuhan pokok menghilang di pasaran karena penimbunan yang mereka lakukan.
Saat Habibie berkuasa menggantikan Soeharto, intervensi pun dimulai. Dollar langsung turun hingga nilai tukar Rp 5000 rupiah. Semua distribusi barang kebutuhan pokok rakyat langsung diambil alih koperasi bentukan pemerintah.
Sebuah pelajaran berharga bagi bangsa ini bagaimana sikap dan prilaku etnis Cina yang bakal terulang. Mereka menganggap bukan bagian dari bangsa ini. Kalau sudah ada masalah mereka kabur dengan membawa semua harta-hartanya.
Para etnis Cina di Indonesia selalu dianggap membawa ‘petaka’. Mereka dengan ‘cekatan’ selalu memainkan ekonomi Indonesia. Rupiah tak akan pernah bisa menguat terhadap dollar. Karena dollar selalu dilarikan ke luar negeri. Bagaimana seandainya negara ini mereka kuasai? Tentu mereka akan dengan bebas dan leluasa merampok seluruh kekayaan alam Indonesia.dan menentukan nasib kaum pribumi sebagai budak-budak mereka. Mereka tak lebih para penjahat yang kejam dan sadis di muka bumi ini.
Tidak aneh jika mereka mereka seperti itu, karena budayanya memang beda dengan kita. Menurut mereka, budaya kekayaan menjadi hal lazim, sebuah kemuliaan di dunia maupun setelah mati. Makanya, mereka sangat ngotot untuk menjadi kaya walaupun menghalalkan segala cara yang kontradiktif dengan budaya Indonesia.
Budaya tipu menipu adalah budaya lumrah dan halal diperjuangkan. Karena budaya mereka yang menipu pasti lebih unggul kecerdasannya dari yang ditipu. Dan yang ditipu pun tidak mungkin akan mau cerita atau lapor. Sebab, itu adalah aib.
Dalam budaya Cina, bisnis atau dagang diibaratkan seperti perang. Semua harus dikalahkan dan ditaklukkan. Tidak ada konsep kemitraan. Oleh sebab itu tidak aneh mereka cepat kaya, karena budaya mengahalalkan segala cara tersebut dilakukan dan telah mendara daging. Selanjutnya yang mereka peroleh dibawa keluar. Maka, negara yang dirampok mendapatkan imbasnya.
Selama mendominasi ekonomi bangsa ini, selama itu pula negara kita tak akan pernah menjadi negara maju. Pribumi akan selalu miskin di bawah permainan mereka.
Kenapa kekayaan yang mereka dapatkan di negeri ini dibawa ke luar negeri? Karena etnis Cina sangat mencintai leluhurnya. Sedikit saja dari mereka yang lahir turun temurun di negara lain (Indonesia) yang mau menjadi bangsa itu seutuhnya.
Semua konglomerat di negeri ini tidak merasa menjadi bagian dari NKRI. Mereka hanya mencari uang, uang dan uang.
Salah satu dasar terbitnya Inpres No.14 tahun 1967 adalah masyarakat keturunan Cina selalu memiliki ikatan yang kuat dengan tanah leluhurnya. Rasa nasionalisme mereka terhadap NKRI diragukan. Tidak mau berasimilasi dan akulturasi dengan pribumi. Mereka hidup secara eksklusif dengan cluster-cluster etnis Cina yang menjadi dalang dari kerusakan moral bangsa ini.
Lihat saja, tempat-tempat hiburan malam, night club, bar, café dan perjudian adalah penyelenggara dan pemiliknya orang Cina. Bahkan, di sejumlah lokalisasi perkotaan, orang-orang pribumi dijual dan diperdagangkan (dilacurkan) oleh etnis Cina. Mereka hanya duduk manis menerima jerih payah para pramuria pribumi.
Begitu pula para kartel minuman keras hingga obat bius pada umumnya didominasi etnis Cina. Lihat saja bagaimana reaksi Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang begitu ngototnya melegalkan minuman keras. Yang paling ngawur, Ahok kini malah mau memberi sertifikasi bagi pramuria dengan alasan untuk mengontrol prostitusi. Ahok mudah saja bilang seperti itu, toh, bagaimana yang menjadi pramuria warga pribumi. Mana mau etnis Cina jadi pramuria?
Dalam budaya Cina, main judi itu bagian dari ritual buang sial, tidak dilarang, malah dianjurkan. Judi adalah budaya dalam komunitas Cina. Berjudi itu sarana pembuang sial sekaligus untuk mengetahui peruntungan atau nasib hoki atau tidak.
Warga Cina di seluruh dunia selalu merasa punya kaitan dengan asal muasal leluhurnya di Tiongkok dan diakomodir dengan ius sanguinis RRC.
Sangat jarang ditemukan contoh akulturasi dan asimilasi kaum etnis Cina di seluruh negara di dunia. Mereka selalu memisahkan diri dan menganggap berbeda. Itu sebabnya di seluruh dunia di luar RRC dan Taiwan selalu ada China Town, lengkap dengan budaya dan tradisi Cina aslinya.
Pada zaman Sukarno dijawab dengan PP 10 1959, pencabutan inpres no. 14 tahun 1967 menimbulkan kerawanan dalam keamanan Negara. Pasalnya, pemerintah sulit mengontrol gerakan etnis Cina terutama yang membahayakan negara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 10 tahun 1959 adalah sebuah peraturan yang dikeluarkan pada tahun 1959 dan ditanda tangani oleh Menteri Perdagangan Rachmat Mujomisero yang berisi tentang larangan orang asing berusaha di bidang perdagangan eceran di tingkat kabupaten ke bawah (di luar ibu kota daerah) dan wajib mengalihkan usaha mereka kepada warga negara Indonesia.
Peraturan ini menjadi kontroversial karena pada penerapannya memakan korban jiwa (dikenal sebagai kerusuhan rasial Cibadak), dan mengakibatkan eksodus besar-besaran orang Cina (belum warganegara Indonesia) dan keturunan Tionghoa kembali ke China.
Saat ini tidak ada negara di dunia yang lebih liberal dibandingkan Indonesia dalam mengatur keberadaan warga negara etnis Cina. Liberalisme dalam pengaturan non pribumi etnis Cina ini sangat berbahaya. Melemahkan ketahanan nasional, ketahanan idiologi, ekonomi dan politik.
Anda perhatikan saja bagaimana konglomerat-konglomerat etnis Cina di Indonesia, hampir semua merasa bahwa Indonesia BUKAN negara mereka. Di Republik Indonesia mereka hanya mampir mencari uang.
Setelah berhasil kemudian mereka investasikan hasil ‘jarahannya’ ke luar negeri. Apakah ini yang dapat disebut nasionalis sejati?
Janganlah kita sebagai bangsa mau saja diperdaya oleh opini-opini yang menipu dan menghancurkan kita. Pribumi dituntut bijaksana dalam menilai etnis, melihat hegemoni ekonomi yang dikuasai etnis Cina yang terjadi karena kesalahan fatal kebijakan penyelenggara negara.
Hegemoni ekonomi etnis Cina Indonesia mirip dengan kondisi sosial ekonomi Malaysia pada era tahun 1960 an di mana di tahun tersebut terjadi ketimpangan ekonomi. Distribusi kekayaan dan kesejahteraan didominasi golongan keturunan Tionghoa yang umumnya pedagang. Sedangkan kaum pribumi hanya menjadi WN kelas bawah yang umumnya adalah pegawai negeri, karyawan swasta rendahan dan petani serta nelayan. Tionghoa Malaysia menguasai sebagian besar ekonomi dan sumber-sumber produksi, jaringan distribusi dan sektor perbankan nasional. Persis di Indonesia sekarang, sangat mengerikan bila dilihat dari jumlah penduduknya.
Sukses bidang ekonomi, etnis Cina juga sukses merusak mental dan moral bangsa. Bahkan, kini mereka sudah berani masuk ke bidang politik.
Negara kita di ambang masa kegelapan setelah jokowi yang mereka dukung dengan kekuatan uang dan media sudah dikuasai. Kini mereka tinggal sekali melangkah lagi untuk dapat berkuasa sepenuhnya di Indonesia.
Kita sekarang sudah merasakan bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah sangat tidak pro rakyat bahkan membuat rakyat jadi sengsara. Semua subsidi untuk kepentingan pribumi telah dicabut dan diserahkan pada mekanisma pasar. Konyol!!
Kebijakan ini seolah-olah menunjukkan bahwa kita tidak punya pemerintah. Banyak undang-undang yang tidak berbanding lurus dengan konstitusi. Ekonomi kacau. Keadilan terkoyak. Negara menjadi sangat liberal dari negara di manapun di dunia ini. Negara sudah tidak peduli dengan nasib rakyat (pribumi). Kita bagaikan tidak punya negara, karena negara sudah tidak mengurus rakyatnya agar terlindungi dan menjadi sejahtera.
Hukum dan keamanan hanya berpihak pada orang-orang kaya. Sementara rakyat miskin hanya sasaran penindasan. Kebijakan pemerintah sekarang sangat jelas adalah sebuah strategi yang terkonsep dan terstruktur melakukan pemiskinan terhadap pribumu. Bahkan sebuah penghancuran pada usaha kecil yang sebagian besar dipegang kaum pribumi. Perusahaan milik negara yang bernama Pertamina yang selama ini menjadi salah satu BUMN penyumbang terbanyak bagi APBN, kini mau dihancurkan dan ujung-ujungnya diambil alih mereka.
Dengan memiskinkaan orang pribumi, mereka dengan leluasa melakukan langkah berikutnya yaitu menguasai negara sepenuhnya. Paham komunis pun dengan mudah berkembang di kalangan masyarakat yang terhimpit oleh kemiskinan.
Maka, bahaya komunisme akan tumbuh subur dan akan menggantikan azas Pancasila. Indonesia berada dalam bahaya yang sangat jelas. Kehancuran itu sudah sangat tampak di depan mata. Apa yang akan kita lakukan?
Bambang Smit, Ketua Gerakan Pribumi Bersatu
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Komentar pengunung
Quote:
Original Posted By Breakfate►Thread rasis gene cuman bisa ngelus dada,
cina dan pribumi itu sama aja, sama2 manusia,
cina dan pribumi itu sama aja, sama2 manusia,
Quote:
Original Posted By yaiompong►Sekarang tinggal pribumi berpikir, gimana caranya "mengusir" mereka dari tanah air, dalam artian merebut kembali perekonomian dari tangan tionghoa, bukan dengan cara kekerasan....
say no to kekerasan
Quote:
Quote:
Original Posted By h.a.k►Justru warga pribumi harus belajar kepada etnik china, yaitu working hard,working smart dan berbisnis.
Quote:
Original Posted By cahayasyurga►
Intinya mayoritas masyarakat indo cemen macam TS gak heran cuma bisa export babu kemana mana.Ini harus di akui secara jujur bahwa pribumi saat ini tidak siap untuk bersaing skill sdm secara global.
Ketika prdagangan bebas makin banyak pribumi kere dan mewek macam TS
Intinya mayoritas masyarakat indo cemen macam TS gak heran cuma bisa export babu kemana mana.Ini harus di akui secara jujur bahwa pribumi saat ini tidak siap untuk bersaing skill sdm secara global.
Ketika prdagangan bebas makin banyak pribumi kere dan mewek macam TS
maka dari itu bantu teman teman kita yang masih kesusahan
Spoiler for Berjuang Dalam Kemiskinan, Tergusur Persaingan Global:
http://www.merdeka.com/peristiwa/ratusan-warga-tionghoa-miskin-di-aceh-gembira-dapat-angpao.html
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=32317
http://metro.news.viva.co.id/news/re...iskin-tionghoa
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=32317
http://metro.news.viva.co.id/news/re...iskin-tionghoa
Trit Ini Adalah Study Kasus Minim Umpatan
Diubah oleh bukan.kecap 16-08-2015 04:16
0
17.1K
Kutip
169
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.3KThread•41.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru