Teruntuk kalian orag tuaku, terimakasih telah melahirkan aku kedunia ini, dan terimakasih telah menghancurkan masa kecil dan masa remajaku
Diusiaku saat ini aku baru menyadari betapa kami (aku & adikku) dibesarkan dan melewati masa remaja tanpa bimbingan yg semestinya dari kalian. Kami tumbuh dgn cara kami sendiri tanpa ada arahan dari kalian khususnya ibu.

Ingin rasanya aku membuat keluarga kita utuh, tapi karena keegoisan kalian kami semua menjadi korban.
Terimakasih atas perpisahan kalian yg membuatku tanpa sadar menjadi pribadi yg tertutup.
Terimakasih pula atas perpisahan kalian telah berhasil membuatku menjadi over senseitif, serta sulit mengekspresikan diri. Mungkin kalian tdk pernah melihat itu dlm diriku, tapi jauh dari hati terdalam ada sangat banyak sesuatu yg aku pendam yg aku sendiri tdk mengerti cara mengeluarkannya.

Aku masih ingat jelas, setiap malam aku tdk bisa belajar dgn tenang karena harus mendengar pertengkaran kalian tanpa berusaha untuk menyembunyikannya dari kami.
Aku juga masih sangat ingat pertengkaran hebat kalian malam itu didepan pintu rumah, tarik-tarikan, saling adu argumen dgn teriakan dan ditonton oleh banyak tetangga seolah-olah itu adalah pertunjukkan yg sangat menghibur buat mereka tanpa ada satupun dari mereka yg berusaha untuk merelai pertengkaran itu.
Kalian tidak tau apa yg kami (aku & adikku) rasakan saat mata kami melihat dgn jelas pertengkaran kalian saat itu, aku beserta adikku berlari2 mengetuk setiap pintu rumah tetangga untuk meminta pertolongan. Rasa malu tdk kami hiraukan lagi, yg ada dlm pikiran kami saat itu, kami ingin segera terbangun dari mimpi buruk ini.

Setiap pertengkaran itu terjadi, dgn keegoisan kalian, kalian tampakkan dgn jelas adegan cacimaki dihadapan kami.
Aku masih ingat dgn sangat jelas rentetan semua kejadian itu.
Masih sangat banyak setiap adegan pertengkaran itu dlm memori otakku, tak akan pernah aku lupa.
Lucu memang mengingat semua kejadian itu yg tentunya sangat menguras emosi serta air mata.

Dipandang sebelah mata dgn cibiran sana sini serta omongan yg tdk mengenakkan dari luar sana sudah biasa aku terima.
Aku berjanji, kelak, ketika aku berumah tangga tak akan ku biarkan anak-anakku mengalami apa yg pernah aku alami.

Terimakasih atas pembelajaran kalian, terimakasih atas didikan kalian yg sangat tdk bermanfaatnya
Terimakasih.

Aku sanyang kalian :')