- Beranda
- The Lounge
Seks Komedi : MAKIN DILARANG MAKIN MERANGSANG
...
TS
dzakyboy
Seks Komedi : MAKIN DILARANG MAKIN MERANGSANG
Quote:
“Mau Lagi, dicekal loch. Katanya terlalu vulgar” informasi ini tersebar, muncul di sela-sela percakapan harian dua sahabat. Sedikit banyak ungkapan di atas menyiratkan penyesalan, mungkin sesal karena tak sempat menonton. Ada banyak lagi ungkapan para penggila film dalam negri. Semisal, “Udah lihat Jakarta Undercover ? Luna Maya-nya Hot. Jadi penari striptise”. Atau “Gila, Dewi Persik di Tali pocongk Perawan. Berani banget..!!!”. Mungkin juga “Tahu gak nama artis yang maen di kimpoi Kontrak, itu loch yang sexy, berani buka-bukaan”.
Quote:
Itulah komentar-komentar seputar dunia perfilman Indonesia. Sedikit banyak komentar-komentar itu memperlihatkan bagaimana kecenderungan konsumen film di Indonesia. Ada banyak informasi yang bisa diceritakan dari sebuah film, tapi tampilan berani nan vulgar bahkan seks sekalipun menjadi bumbu yang menarik untuk ditonton sekaligus diceritakan.
Seks memang akhir-akhir ini, telah menjadi bumbu penyedap bagi perfilman Indonesia. Berbagai genre film harus menyiapkan beberapa scene yang vulgar. Seakan jika hal itu tak dilakukan, serasa kurang lengkaplah film tersebut. Bahkan belakangan hadir bergenre film seks komedi. Film yang memadukan hal-hal berbau seks, petualangan cinta, kevulgaran serta komedi.
Seks memang akhir-akhir ini, telah menjadi bumbu penyedap bagi perfilman Indonesia. Berbagai genre film harus menyiapkan beberapa scene yang vulgar. Seakan jika hal itu tak dilakukan, serasa kurang lengkaplah film tersebut. Bahkan belakangan hadir bergenre film seks komedi. Film yang memadukan hal-hal berbau seks, petualangan cinta, kevulgaran serta komedi.
ckckck Komentar nya aja Udah kaya gitu ya gan,
cd
Parah DehQuote:
Sex dalam Dunia Film Indonesia : Semua Berawal dari Tertawa
Booming film sex komedi sebenarnya bukan yang pertama di Indonesia. Tercatat pada pertengahan era 70an, kita mengenal film ‘Inem Pelayan Seksi’ garapan sutradara Nya Abbas. Film ini cukup berhasil, bahkan dibuat dalam tiga sekuel. Film ini tak seperti film-film seks komedi di massa kini. Film ini tampil elegan bercerita soal realitas kehidupan sehari-hari dua kelas berbeda (kelas atas dan kelas bawah), tanpa harus mengumbar seks secara vulgar.
Selanjutnya kita mengenal film-film Warkop DKI, yang selalu menampilkan cewek-cewek sexy hampir dalam setiap judulnya. Begitu juga duet Kadir-Doyok, di masa 80an akhir – 90an awal. Pada masa itu tampilan sexy, sekedar menjadi penghias dalam cerita-cerita komedi. Walau tak spesifik menjadikan sex sebagai objek dalam keseluruhan film komedi, sentilan canda dengan nuansa sex terkadang juga muncul dalam berbagai film tadi. “Tujuan awalnya buat lucu-lucuan. Bumbunya bisa apa saja, termasuk sex” jelas Elida, salah seorang pemerhati film di Jogjakarta.
Masuk di masa 90-an film Indonesia sempat mengalami kelesuan. Ketika itu, tercatat sedikit sekali produksi film dari tahun-ke tahun. Film yang banyak beredar lagi-lagi hanya film-film yang bernuansa sex. Bioskop-bioskop pun dihiasi oleh poster-poster film syur dengan judul menggoda, seperti ‘Ranjang Pengantin’, ‘Cewek Metropolitan’, ‘Gairah Malam’, dll. Film model inilah yang menjadi trend di masa itu, sampai konsumen pun pada akhirnya mulai jenuh dan meninggalkan film Indonesia. Inilah masa yang boleh dikata sebagai masa tersuram dalam catatan sejarah perfilman Indonesia.
Pada tahun 1999 sampai sekarang, disebut sebagai masa kebangkitan film Indonesia. Pada masa kebangkitan inilah muncul genre film seks komedi di Indonesia. Geliat film seks komedi ditandai dengan meledaknya film ‘Quicky Express’ di pasaran. Budaya latah lagi-lagi diterapkan dalam dunia perfilman, lalu berbagai film dengan judul genit menghiasi ruang display film di bioskop-bioskop sekitar kita. Judul-judul seperti ‘XL’ (Xtra Large),’DO’ (Drop Out), ‘kimpoi kontrak’, ‘ML’ (Mau Lagi), ‘Basah’ dan masih banyak lagi, menjadi tak asing bagi kita. Semuanya dengan genre seks komedi, seakan mengajak tertawa sambil ngangkang. Silih berganti layaknya anak kecil produser-produser berlomba mencapai kue-keuntungan, dengan memproduksi berbagai judul film seks komedi. Bahkan tak jarang juga beberapa judul film gagal, hanya bertahan beberapa hari di bioskop-bioskop besar.
Sebagian dari masyarakat menganggap film sex komedi ini berbahaya, karena bisa merusak moral bangsa. Elemen-elemen masyarakat banyak menyampaikan protes terhadap film dengan genre ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI), menunjukan sikap tegasnya terhadap film ‘Mau Lagi’ yang dinilai terlalu menonjolkan unsur seks (mendorong pada perilaku free-sex) di dalamnya.
Dahsyatnya, senada dengan judul tulisan ini “Makin Dilarang, Makin Merangsang”, semakin banyak dikecam produser-produser malah makin berlomba memproduksi film Sex Komedi. Sex Education, bagi para produser sudah cukup menjadi alasan untuk terus memproduksi film seks komedi. “Hallah, itu cuman akal-akalan produser film aja” ujar Elida, yang aktivitas kesehariannya di habiskan di KINOKI (badan usaha yang juga memiliki perhatian lebih pada dunia perfilman). Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa film itu jelas di tonton masyarakat, maka penilaiannya akan sangat subjektif di masing-masing individu.
Booming film sex komedi sebenarnya bukan yang pertama di Indonesia. Tercatat pada pertengahan era 70an, kita mengenal film ‘Inem Pelayan Seksi’ garapan sutradara Nya Abbas. Film ini cukup berhasil, bahkan dibuat dalam tiga sekuel. Film ini tak seperti film-film seks komedi di massa kini. Film ini tampil elegan bercerita soal realitas kehidupan sehari-hari dua kelas berbeda (kelas atas dan kelas bawah), tanpa harus mengumbar seks secara vulgar.
Selanjutnya kita mengenal film-film Warkop DKI, yang selalu menampilkan cewek-cewek sexy hampir dalam setiap judulnya. Begitu juga duet Kadir-Doyok, di masa 80an akhir – 90an awal. Pada masa itu tampilan sexy, sekedar menjadi penghias dalam cerita-cerita komedi. Walau tak spesifik menjadikan sex sebagai objek dalam keseluruhan film komedi, sentilan canda dengan nuansa sex terkadang juga muncul dalam berbagai film tadi. “Tujuan awalnya buat lucu-lucuan. Bumbunya bisa apa saja, termasuk sex” jelas Elida, salah seorang pemerhati film di Jogjakarta.
Masuk di masa 90-an film Indonesia sempat mengalami kelesuan. Ketika itu, tercatat sedikit sekali produksi film dari tahun-ke tahun. Film yang banyak beredar lagi-lagi hanya film-film yang bernuansa sex. Bioskop-bioskop pun dihiasi oleh poster-poster film syur dengan judul menggoda, seperti ‘Ranjang Pengantin’, ‘Cewek Metropolitan’, ‘Gairah Malam’, dll. Film model inilah yang menjadi trend di masa itu, sampai konsumen pun pada akhirnya mulai jenuh dan meninggalkan film Indonesia. Inilah masa yang boleh dikata sebagai masa tersuram dalam catatan sejarah perfilman Indonesia.
Pada tahun 1999 sampai sekarang, disebut sebagai masa kebangkitan film Indonesia. Pada masa kebangkitan inilah muncul genre film seks komedi di Indonesia. Geliat film seks komedi ditandai dengan meledaknya film ‘Quicky Express’ di pasaran. Budaya latah lagi-lagi diterapkan dalam dunia perfilman, lalu berbagai film dengan judul genit menghiasi ruang display film di bioskop-bioskop sekitar kita. Judul-judul seperti ‘XL’ (Xtra Large),’DO’ (Drop Out), ‘kimpoi kontrak’, ‘ML’ (Mau Lagi), ‘Basah’ dan masih banyak lagi, menjadi tak asing bagi kita. Semuanya dengan genre seks komedi, seakan mengajak tertawa sambil ngangkang. Silih berganti layaknya anak kecil produser-produser berlomba mencapai kue-keuntungan, dengan memproduksi berbagai judul film seks komedi. Bahkan tak jarang juga beberapa judul film gagal, hanya bertahan beberapa hari di bioskop-bioskop besar.
Sebagian dari masyarakat menganggap film sex komedi ini berbahaya, karena bisa merusak moral bangsa. Elemen-elemen masyarakat banyak menyampaikan protes terhadap film dengan genre ini. Majelis Ulama Indonesia (MUI), menunjukan sikap tegasnya terhadap film ‘Mau Lagi’ yang dinilai terlalu menonjolkan unsur seks (mendorong pada perilaku free-sex) di dalamnya.
Dahsyatnya, senada dengan judul tulisan ini “Makin Dilarang, Makin Merangsang”, semakin banyak dikecam produser-produser malah makin berlomba memproduksi film Sex Komedi. Sex Education, bagi para produser sudah cukup menjadi alasan untuk terus memproduksi film seks komedi. “Hallah, itu cuman akal-akalan produser film aja” ujar Elida, yang aktivitas kesehariannya di habiskan di KINOKI (badan usaha yang juga memiliki perhatian lebih pada dunia perfilman). Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa film itu jelas di tonton masyarakat, maka penilaiannya akan sangat subjektif di masing-masing individu.
Quote:
Postif atau Negatif, Semuanya Relatif
Sebagai bagian dari media massa (dikonsumsi banyak orang), mau tak mau film akan sangat berpengaruh bagi masyarakat. Pengaruh yang akan mencakup juga soal perilaku masing-masing individu. Elida menambahkan dalam soal ini, “secara simple, menonton film akan menambah kosakata kita dalam pergaulan”. Dalam kasus semisal film ‘Quicky Express’, ada kosakata yang kurang pantas semisal ‘*su tenan..!!’ yang dilontarkan Tora Sudiro. Kosakata yang ketika terucap mungkin bertujuan untuk mengocok perut, tapi jika diadopsi dalam pergaulan sehari-hari akan terasa kurang sopan.
Selain itu jika melihat bagaimana perilaku remaja massa kini. Terlihat bagaimana film mempengaruhi mereka. Semisal cara berpakaian dan sebagainya,Trend dan film memang menjadi dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Bukan hanya di negeri ini pro dan kontra soal trend atau moralitas dalam perfilman merebak.emisal soal rokok, hal ini sempat jadi pro dan kontra di Hollywood. Jika dalam sebuah film ditampilkan adegan merokok hal tersebut bisa mendorong orang untuk melakukan hal yang sama.Jika rokok jadi masalah di Hollywood, bagaimana dengan soal Free-Sex, Masturbasi dll yang sering muncul dalam film sex komedi kita. Atau bagaimana dengan pakaian minim ala artis di film-film tersebut. Dengan hal-hal di atas, cukuplah alasan untuk ‘takut’ bagi sebagian masyarakat kita akan rusaknya moral generasi muda, akibat dari film-film dewasa ini (khususnya seks komedi).Sebaik-baiknya film adalah film yang bisa merekam kehidupan masyarakat di sekitarnya dan membawa semangat serta pesan positif di dalamnya. Ada baiknya bagi kita untuk terbuka dan mensupport terus film-film seperti ini. Maju terus perfilman Indonesia…!!!
Sebagai bagian dari media massa (dikonsumsi banyak orang), mau tak mau film akan sangat berpengaruh bagi masyarakat. Pengaruh yang akan mencakup juga soal perilaku masing-masing individu. Elida menambahkan dalam soal ini, “secara simple, menonton film akan menambah kosakata kita dalam pergaulan”. Dalam kasus semisal film ‘Quicky Express’, ada kosakata yang kurang pantas semisal ‘*su tenan..!!’ yang dilontarkan Tora Sudiro. Kosakata yang ketika terucap mungkin bertujuan untuk mengocok perut, tapi jika diadopsi dalam pergaulan sehari-hari akan terasa kurang sopan.
Selain itu jika melihat bagaimana perilaku remaja massa kini. Terlihat bagaimana film mempengaruhi mereka. Semisal cara berpakaian dan sebagainya,Trend dan film memang menjadi dua sisi yang tak bisa dipisahkan. Bukan hanya di negeri ini pro dan kontra soal trend atau moralitas dalam perfilman merebak.emisal soal rokok, hal ini sempat jadi pro dan kontra di Hollywood. Jika dalam sebuah film ditampilkan adegan merokok hal tersebut bisa mendorong orang untuk melakukan hal yang sama.Jika rokok jadi masalah di Hollywood, bagaimana dengan soal Free-Sex, Masturbasi dll yang sering muncul dalam film sex komedi kita. Atau bagaimana dengan pakaian minim ala artis di film-film tersebut. Dengan hal-hal di atas, cukuplah alasan untuk ‘takut’ bagi sebagian masyarakat kita akan rusaknya moral generasi muda, akibat dari film-film dewasa ini (khususnya seks komedi).Sebaik-baiknya film adalah film yang bisa merekam kehidupan masyarakat di sekitarnya dan membawa semangat serta pesan positif di dalamnya. Ada baiknya bagi kita untuk terbuka dan mensupport terus film-film seperti ini. Maju terus perfilman Indonesia…!!!
Nah Sudah Selesai Gan..Kasih Cendol Nya dong gan

Atau Rate Aja deh gan 


buat yang belum ISO Hargai Usaha TS Dong Gan..!

Sumber
0
15.2K
Kutip
35
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•104KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya