Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kawawaka01Avatar border
TS
kawawaka01
Sandiaga Uno: Menata Kota Sama Dengan Manajemen Human Capital
Jakarta, CNN Indonesia -- Nyaris tak ada ‘ledakan’ dalam pernyataan Sandiaga Salahudin Uno. Lelaki yang bakal genap berusia 47 tahun pada 28 Juni ini lebih mementingkan kekuatan narasi pembicaraan. Salah satunya adalah keinginannya untuk maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017. Maklum, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini terpilih sebagai salah satu dari tujuh nama bakal calon pemimpin Jakarta tahun depan dalam proses penjaringan pada 27 Januari lalu.

Figur-figur kondang seperti Anggota DPR RI Biem Benjamin, legislator DPRD DKI Mohamad Sanusi, dan Wakil Ketua DPRD Muhammad Taufik bakal menjadi lawannya. Dia juga akan bersaing dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Sekretaris Daerah DKI Saefullah, mantan Pangdam Jaya Mayjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, dan Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani. Syaratnya, semua tokoh yang terjaring harus melakukan sosialisasi yakni turun langsung ke konstituen atau masyarakat selama enam bulan ke depan.

Sandiaga awalnya acuh pada politik. Semangatnya mulai terletup setelah bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto secara empat mata pada pertengahan 2014. “Sampai kapan mau jadi pengusaha? kan negara juga butuh pengabdian,” kata Prabowo.

Mendapat pertanyaan itu, Sandiaga mencoba menawarkan argumen. Dia mengatakan bahwa sebagai pengusaha dirinya sudah bisa menciptakan lapangan kerja, memotivasi mahasiswa,dan juga bisa berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi. Tak mau kalah, Prabowo mengatakan bahwa Indonesia sudah memilih jalur demokrasi sebagai bangsa yang ujung tombaknya partai politik. Menurut bekas Komandan Jenderal Kopassus itu, harus ada perubahan dari orang-orang yang berprestasi dan berkinerja masuk ke partai politik.

“Sampai kapan mau cari uang? Sudah saatnya mengabdi untuk negara,” kata Sandiaga menirukan Prabowo.

Mendapat masukan itu pendirian Sandiaga luluh. Dia memutuskan memasuki gelanggang politik pada April 2015. Tidak tanggung-tanggung, ia putuskan secara total menekuni dunia barunya tersebut. Dia memegang prinsip tabu mempolitikkan dagang dan mendagangkan politik, pernyataan yang pernah dilontarkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bukti Sahihnya, dia rela meninggalkan dunia usaha dengan lengser dari jabatan komisaris dan direksi di 18 perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Juni tahun lalu.

Berbalut kaus polo shirt berwarna biru dan celana bahan krem, Sandiaga meluangkan waktu untuk diwawancara Bagus Wijanarko dan fotografer Andry Novelino dari CNNIndonesia.com di ruang tunggu tamu lantai 11 Gedung Recapital, Jakarta Selatan, Jumat (19/2).

Apa yang membuat Anda tertarik dengan politik?

Sebetulnya saya tertarik karena mendapat undangan dari Bapak Prabowo Subianto. Saya masuk dalam golongan yang aktif mengkampanyekan kewirausahaan. Saya bilang kita ini surplus politisi tapi defisit pengusaha. Dari populasi Indonesia 250 juta yang menjadi entrepreneur hanya mencapai 2 persen. Padahal idealnya 7 persen. Jadi saya selalu memposisikan bagaimana kita mencetak pengusaha. Namun setelah Pilpres 2014 dan puncaknya dalam pembicaraan empat mata dengan Pak Prabowo dia bertanya “Sampai kapan mau menjadi pengusaha?”

Sampai pada satu tahap beliau bilang harus ada orang sukses yang masuk politik untuk membenahi dan menawarkan bahwa politik itu adalah wahana membuat Indonesia lebih baik dan sejahtera.

Akhirnya saya putuskan pada April 2015 terjun total ke politik. Karena terjadi benturan kepentingan yang maha dahsyat dimana sebagai pengusaha dan politisi harus memisahkan diri karena mempolitikkan dagang dan memperdagangkan politik itu adalah hal yang tabu seperti yang dikatakan Pak Jusuf Kalla. Akhirnya saya putuskan mundur dari dunia usaha. Saya mengundurkan diri dari 18 posisi sebagai komisaris dan direksi dari 18 perusahaan yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Juni tahun lalu. Sekarang saya sudah hampir tujuh bulan total di politik.

Pak Prabowo waktu itu sudah bilang Anda harus mengurus Jakarta?

Belum sama sekali. Pembicaraan soal Jakarta baru terjadi pada Oktober. Beliau bilang coba deh dipertimbangkan bahwa Jakarta itu seperti apa harapan rakyatnya. Saya bilang bapak sendiri yang mengangkat gubernur sekarang yang fenomenal. Gubernur Basuki alias Ahok kan bapak juga dari Partai Gerindra. Dia bilang coba deh. Kan kita ingin memimpin Jakarta yang lebih baik, ke depan lebih sejahtera. Jadi proses saya maju untuk menjadi calon gubernur DKI itu dimulai Oktober. Baru pada akhir Desember mulai dijaring dan pada 27 Januari proses penjaringan dimulai dan nama saya dimajukan sebagai salah satu bakal calon.

Saya melihat dari ikhtiar dua bulan terakhir ada keinginan dari masyarakat Jakarta agar kesejahteraan mereka lebih meningkat ke depan. Itu yang mereka impikan. Selama ini mereka merasa meski ada sentuhan dari pemerintah tapi dirasa kurang cukup. Jadi itu mungkin yang menjadi salah satu pemicu saya memberanikan diri ikut menerima undangan dari panitia penjaringan dan meneken kontrak dalam 6 bulan ke depan turun menyapa konstituen menangkap aspirasi mereka dan mungkin bisa menawarkan solusi-solusi.

Anda punya terobosan untuk membenahi masalah di Jakarta?

Untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas kita pasti harus turun ke bawah. Ke lapangan dan menangkap aspirasi khususnya ekonomi akar rumpur seperti para pedagang kaki lima. Kita harus sentuh hatinya. Saya sepakat menata metropolis sebesar Jakarta memerlukan terobosan yang jitu. Terobosan itu tidak bisa dilakukan satu orang. Kita perlu tim yang kuat. Saya percaya birokrat di DKI kemarin sudah dibenahi dan anti korupsi yang sudah meningkat. ini merupakan prestasi pak Basuki. Ini merupakan modal seperti pemerintahan yang baik. Ini harus kita jadikan modal.

Kemampuan menata kota adalah manajemen mengelola manusia. Mengangkat human capital dan memberikan reward sekaligus punishment yang tegas. Ini memang tugas berat melihat incumbent sangat populer. Tapi saya yakin kalau niatnya ingin menjadikan Jakarta yang lebih baik dan sejahtera, Pemilukada 2017 akan menunjukkan rakyat mau yang mana. Seperti sekarang atau yang lebih baik.

Partai yang mengusulkan calon terbaiknya harus memastikan bahwa calonnya mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Setiap pemilu adalah referendum terhadap pemerintahan yang sekarang, puas enggak mereka. Dari angka tadi, 40 persen menyatakan puas dan memilih lagi dan 60 persen tidak puas dan tidak akan memilih lagi. Jadi ini yang harus digali kembali oleh Pak Gubernur Basuki dan siapa-siapa yang maju dalam tahap selanjutnya.

Anda menguasai politik?

Politik adalah wahana atau kendaraan agar ideologi kita membangun negara sesuai cita-cita pendiri bangsa tercapai. Karena kita sudah memilih demokrasi maka parta politik ini menjadi ujung tombaknya. Karena kita telah memilih demokrasi maka partai politik ujung tombaknya. Jadi yang ditawarkan partai politik itu harusnya bisa diterima rakyat. Karena suara rakyat adalah suara Tuhan. Jadi kalau kita enggak menangkap aspirasi rakyat ya gak akan dipilih, simpel aja. Kalau memang pak incumbent Basuki sudah diterima dengan baik maka angka elektabilitasnya mungkin 80 sampai 90 persen seperti bu Risma (Wali Kota Surabaya terpilih). Jadi ini pekerjaan rumah buat kita juga peer buat Gubernur Basuki untuk meningkatkan elektabilitas.

Apa arti kekuasaan buat Anda?

Kekuasaan rentan diartikan dengan kemampuan untuk memerintah. Menurut saya kekuasaan itu tanggung jawab dan amanah. Semua orang haus kekuasaan tapi buat apa. Harusnya kekuasaan bisa digunakan untuk niat-niat luhur seperti mencerdaskan kehidupan bangsa, menghadirkan kesejahteraan, menghadirkan Indonesia yang adil dan makmur. Kalau kita hanya mengejar kekuasaan kita tidak akan mungkin mampu menangkap aspirasi rakyat khususnya akar rumput. Saya belajar dari pengalaman di organisasi maupun di dunia usaha begitu pemimpin tidak dekat yang dipimpin, terlalu asyik dengan kekuasaannya, jumawa, pede, dia akan ditinggalkan oleh rakyatnya.

Anda ngotot maju DKI 1?

Enggak ngotot saya. Saya ikhlas saja, jalan. Saya mengalir saja dan yakin Alloh pasti akan kasih jalan. Kalau ini memang bukan waktunya saya ya pasti akan terima dengan baik. Tapi saya harus berbuat 100 persen dalam ikhtiar. Karena saya tidak pernah setengah-setengah dalam bekerja. Saya punya motto pertama kerja keras, kedua kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Jadi ngotot tidak ada di vocabulary saya.

Ada penolakan dari keluarga Anda mau maju jadi calon Gubernur DKI Jakarta?

Pertama saya bicara ke ibu saya Mien Uno. Saya bicara panjang lebar dan akhirnya beliau mendukung karena saya punya niat yang baik. Yang sangat mendukung adalah istri saya karena dia orang betawi. Kata istri saya bang why not kamu udah ada di politik dan kalau seandainya kamu mendapat amanah itu dan Allah memberikan jalannnya sudah tugas kamu untuk mensejahterakan masyarakat Jakarta. Penolakan sendiri datang dari anak saya terutama soal waktu dan perhatian yang kurang terutama ketika saya memutuskan turun dalam sosialisasi Partai Gerindra. Tapi setelah saya jelaskan bisa menerima.

Sudah dapat dukungan darimana saja?

Kalau dari partai politik kan tentunya saya sebagai kader Partai Gerindra menjalankan mekanisme untuk turun sosialisasi 6 bulan ke depan. Masyarakat sudah banyak yang menawarkan memberikan bantuan sebagai relawan, ada yang memberikan masukan. Ada yang pro dan kontra. Kita catat semua. Kita ingin membuat platform visi dan misi yang jelas. Di akhirnya, partai akan menentukan siapa calonnya. Karena Gerindra harus berkoalisi dengan partai-partai lain. Kita harapkan koalisi ini mampu menghadirkan silaturahmi partai politik yang guyub, rukun dan sesuatu yang berbeda.

Apa harapan Anda dari pesta demokrasi Pilkada 2017?

Saya berharap bahwa ini merupakan proses menyatupadukan. Demokrasi dan politik jangan dijadikan ajang pecah belah. Kita sudah terlalu lama asyik memecah belah sendiri. Justru demokrasi ini harus dijadikan ajang ide, adu gagasan, adu solusi sehingga rakyat akan merasakan dampak positif dari kegiatan kontestasi Pilkada 2017.

Anda ingin Jakarta seperti apa?

Jakarta itu unik. Bukan hanya ibu kota, tapi juga pusat bisnis. Jadi merupakan kombinasi langka. Kita enggak bisa membandingkan Jakarta dengan New York, Singapura yang enggak punya soul kayak Bangkok, enggak punya kebudayaan kuat seperti Indonesia. Ini yang harus kita ramu. Jakarta is Jakarta. Infrastrukturnya harus kelas dunia karena kita akan masuk menjadi ekonomi nomor tujuh terbesar di dunia pada 2030.

Kalau tidak maju dalam Pilkada 2017?

Belum kepikiran sih. Tapi saya berusaha optimis ke depan. Saya juga enggak suka berandai-andai karena sebagai pebisnis saya dilatih untuk menyiapkan plan. Plan A, B. Saya Bismillah melangkah, nantinya gimana. Tapi saya yakin Allah akan kasih jalan kalau kita punya niat yang luhur. Karena semuanya dimulai dengan niat.

http://m.cnnindonesia.com/politik/20160220112147-77-112222/sandiaga-uno-menata-kota-sama-dengan-manajemen-human-capital/

=====

4 Kerja atau 4 K, yakni Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas.

semakin mantap menjadi dki1emoticon-Ngakak

bakalan ada yang terguncyangemoticon-Ngakak
0
3.5K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.