Tebu (Saccharum Officanarum L) merupakan tanaman perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri, sebab didalam batangnya terdapat zat gula. Tebu termasuk keluarga rumput-rumputan (graminae) seperti halnya padi, glagah, jagung, bambu dan lain-lain.

Indonesia memiliki misi besar, yaitu untuk mewujudkan swasembada gula. Namun hal ini masih terkendala oleh lahan pertanian yang sedikit dan minat petani terhadap tebu yang kurang. Sulitnya air dan lahan yang tandus, juga semakin menambah berkurangnya minat terhadap tanaman tebu ini. Hal ini mempengaruhi produksi gula di Indonesia, bukanya swasembada gula malah Indonesia dituntut impor gula dari negara lain untuk mencukupi kebutuhan gula dalam negeri.

Sekarang Indonesia memiliki harapan besar untuk melakukan swasembada gula, hal ini tidak lepas dari pengembangan Tebu Transgenik varietas NXI-4T yang dikembangkan oleh CDAST (Center for Development of Advance Sciences and Technology) Universitas Jember dengan bekerjasama PT. Perkebunan Nusantara XI. CDAST dinahkodai oleh Prof. Bambang Sugiharto. Prof. Bambang Sugiharto adalah salah satu ilmuwan biolgi molekuler yang telah dikenal oleh dunia Internasional. Beliau juga adalah seorang guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) di Universitas Jember.

Dalam Pengembangan Tebu Transgenik ini, Prof. Bambang Sugiharto dibantu oleh kawan-kawan anggota CDAST. Menurut Prof. Bambang Sugiharto, penelitiannya bermula dari keprihatinan mendapati fakta rendemen tebu saat ini berkisar pada 6% sampai dengan 8% saja. Untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, Indonesia masih harus mengimpor gula. Sementara untuk menghasilkan varietas tebu unggul melalui persilangan banyak menemui kendala.

“Jadi dengan memakai teknologi rekayasa genetika atau bio teknologi kita bisa menghasilkan varietas tebu yang memiliki rendemen tinggi. Di Indonesia baru kita di Universitas Jember yang mengembangkan,” Tambah Prof. Bambang Sugiharto.

Dari analisa laboratorium, varietas Tebu Transgenik hasil penelitian Prof. Bambang Sugiharto memiliki kadar sukrosa (kandungan gula) di batang mencapai 15%. Jika didukung dengan langkah-langkah efisiensi oleh pabrik gula yang ada di Indonesia, diharapkan tebu transgenik Universitas Jember mampu mencapai rendemen sampai 10%. Angka ini lebih tinggi dari kadar rendemen tebu saat ini.

Benih Tebu Transgenik Universitas Jember saat ini sudah mendapat sertifikasi Keamanan Lingkungan dari Kantor Menteri Lingkungan Hidup / Menteri Pertanian dengan nomor B- 945/MENLH/08/2011 (copy surat di Lampiran 8 dan 9) pada 2011 dan sertifikat Keamanan Pangan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) nomor HK.04.1.52.10.12.6489 pada tahun 2012. Dengan adanya Kedua sertifikasi tersebut menunjukan bahwa tebu PRG toleran kekeringan NXI-4T aman dibudidayakan tidak menimbulkan terjadinya gene flow ke organisme non-target atau kemungkinan menjadi tanaman yang invasive (gulma super) dan tebu PRG tersebut aman dikonsumsi tidak akan menimbulkan racun ataupun senyawa alergen.



Pada tahun 2013 yang lalu, Tebu Transgenik varietas NXI-4T telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian RI No 4571/Kpts/SR.120/8/2013 tentang pelepasan Tebu Produk Rekayasa Genetika Varietas Unggul Dengan NXI-4T. Dengan begini Tebu Transgenik varietas NXI-4T telah diizinkan untuk dilepas dan ditanam secara komersial.



Tebu Transgenik Universitas Jember ini telah dipamerkan dalam ajang Festival Tegalboto Universitas Jember tahun 2013 yang lalu. Festival Tegalboto merupakan event tahunan yang diadakan oleh Universitas Jember guna menyambut Dies Natalis. Dengan berhasilnya Tebu Transgenik dikomersialkan, ini merupakan kado manis bagi Universitas Jember mengingat tahun 2014 adalah ulang tahun emas(50 tahun) Universitas Jember .

Sekilas Mengenai Tebu Transgenik Universitas Jember


Tebu Transgenik varietas NXI-4T merupakan hasil transformasi genetik dengan menggunakan gen betA yang menyandi untuk enzim choline dehydrogenase (CDH) dan dikonstruk dalam plamsid pMLH 2113. Dalam konstruk tersebut terlihat bahwa gen betA dikendalikan oleh promoter DNA 35S-CaMV dan gen penanda ketahanan terhadap antibiotik hygromicine (hptII). Konstruk pMLH 2113 yang mengadung gen betA kemudian ditransformasikan ke sel Agrobacterium tumefacient strain LBA4404 dan digunakan untuk transformasi genetik tanaman tebu.

Beberapa Keunggulan dari Tebu Transgenik:

1. Tahan terhadap hama penggerek pucuk dan penggerek batang.
   
2. Tahan terhadap penyakit mozaik dan penyakit karat daun.
   
3. Cocok dikembangkan pada tipologi lahan tidak berpengairan (tegal tadah hujan, terutama untuk pola tanam awal musim hujan).
   

Menurut Nurmalasari Ketua Bidang Penelitian dan Penegembangan Usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mengatakan, “Tebu Transgenik cocok dikembangkan pada tipologi lahan tidak tadah hujan terutama untuk pola tanam awal musim hujan.

Biasanya tanaman tebu perlu diberi air sampai air tiga kali, namun Tebu Transgenik hanya dua kali. Tebu ini mampu mengurangi penyiraman air mencapai 30%“.

Potensi produksi gula yang dihasilkan mencapai 77 kuintal per ha. Dibandingkan tanaman tebu konvensioanal hanya 60 kuintal per ha. “Sedangkan bobot tebu dapat mencapai 911 kuintal per ha ketimbang tanaman tebu biasa 600 kuintal per ha,” paparnya.

Kesimpulan

Dengan Tebu Transgenik yang memiliki sifat tahan kering ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi gula dan membuat Indonesia bisa Swasembada gula. Dengan keberhasil CDAST ini diharapkan dapat terus mendongkrak prestasi bagi civitas Universitas Jember.

Monggo kunjungi blog ane gan http://yuwaka.student.unej.ac.id/